Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Tidak Perlu Menyesal
Pukul lima sore, Darius beranjak pergi meninggalkan ruangan kerjanya. Langkahnya terlihat tergesa-gesa keluar dari perusahaan seakan ada yang ingin dikejarnya. Seorang security yang berdiri di samping mobil Darius segera menyerahkan kunci pada Darius saat melihat Darius sudah keluar dari dalam kantor.
"Terima kasih." Ucap Darius setelah menerima kunci. Kini dia sudah masuk ke dalam mobil dan melajukannya keluar dari area perusahaan. Sebelum mobil benar-benar keluar dari gerbang perusahaan, pandangan Darius sejenak tertuju pada seorang pria yang bertugas di pos security.
"Siapa pria itu? Apa dia security baru di sini?" Gumam Darius menatap pria muda yang tadi memberikan hormat pada dirinya.
Darius mengabaikan pria itu. Dia terus melajukan mobil menuju apartemen Kanaya. Ya, alasan Darius begitu tergesa-gesa pergi meninggalkan apartemen untuk menemui Kanaya di apartemen. Sesuai janjinya pada Kanaya tadi, Darius akan membawa Kanaya yang katanya merasa bosan itu berjalan-jalan.
"Om Darius?" Baru saja masuk ke dalam apartemen. Darius sudah disambut dengan ekspresi kaget Kanaya yang terlihat menggemaskan di matanya.
Darius menggeleng. Kemudian melanjutkan langkah mendekati Kanaya yang kini menatap wajahnya dengan kedua kelopak mata berkedip.
"Ada apa Om datang ke sini?" Tanya Kanaya. Wajahnya nampak risih dengan kedatangan Darius. Seolah memperlihatkan jika dirinya tidak suka bila dekat dengan Darius.
Dariua mengabaikan ekspresi wajah Kanaya yang menyebalkan di matanya. "Tentu saja untuk mengajak kamu jalan-jalan. Bukannya tadi siang kamu bilang mau jalan-jalan?"
Kanaya terkesiap. Dia memang ingin jalan-jalan. Namun, bukan bersama Darius. Mendengar perkataan Darius barusan, membuat Kanaya berpikir jika yang dikatakan pengawal Darius tadi siang benar jika Darius yang akan membawanya jalan-jalan.
"Emh, saya udah gak mau jalan-jalan lagi, Om. Mau di sini saja." Cicit Kanaya. Dia memang sudah tak berselera lagi mau jalan-jalan karena ditemani oleh Darius. Bukannya membuat hatinya senang dengan berjalan-jalan nanti, justru membuat dirinya tidak tenang karena berjalan-jalan dengan Darius. Om-om yang sudah menghamilinya.
Mendengar pernyataan Kanaya barusan, membuat Darius menatap wanita itu dengan tajam. Sesuai dengan dugaan Darius kemarin, menghadapi anak kecil seperti Kanaya memerlukan kesabaran yang cukup extra.
"Kamu tenang saja. Saya gak akan membuat kamu gak nyaman pergi jalan-jalan sama saya. Saya akan mengantarkan kamu pergi kemanapun kamu suka selayaknya seorang sopir. Bukan sebagai pasangan kamu."
Kanaya tertunduk. Kenapa Darius selalu saja tahu isi pikirannya. Seperti Darius cocok dijuluki dengan sebutan cenayang karena selalu tahu isi hatinya. Karena Darius terkesan memaksa untuk mengajaknya jalan-jalan, Kanaya akhirnya menurutinya. Hingga kini mereka sudah berada di dalam mobil Darius dengan posisi Kanaya duduk di belakang.
Ya, Darius sengaja melakukannya walaupun akan dianggap sebagai sopir jika ada orang lain yang melihat. Darius rela melakukan itu semua demi kenyamanan Kanaya dan janinnya. Melihat sikap Darius yang sangat tulus dan baik kepada dirinya, membuat Kanaya jadi tidak enak hati pada Darius.
"Kenapa aku selalu terkesan bersikap buruk pada Om Darius. Sementara dia selalu baik kepadaku?" Lirih Kanaya dalam hati.
Selama dibawa jalan-jalan oleh Darius, Kanaya dapat melihat sisi kebaikan di dalam diri Darius. Pria itu juga tulus bersikap baik pada dirinya. Darius bahkan sangat menghargai dirinya dan tidak asal menyentuh dirinya.
"Kanaya, apakah anak saya pernah rewel di dalam perut kamu?" Tiba-tiba saja Darius mempertanyakan hal tersebut saat ia dan Kanaya sudah berada di sebuah taman yang ramai dengan pengunjung sore itu. Walau berada di keramaian, tak membuat Darius takut jika keberadaannya di sana diketahui oleh banyak orang. Ya, agar keberadaannya di sana tak diketahui banyak orang, Darius memakai masker lengkap dengan kaca mata hitam untuk menutupi sebagian wajahnya.
Kanaya menoleh pada Darius kemudian menggeleng pelan. "Tidak. Dia selalu baik di dalam sini." Kanaya mengusap perutnya yang membuncit hingga membuat Darius yang melihatnya jadi merasakan rasa hangat yang menjalar di dalam hatinya. "Anak saya tidak pernah rewel di saat saya sedang bekerja. Dia seakan tahu kalau ibunya sedang berjuang untuknya sehingga bisa diajak bekerja sama dari dalam sini." Sambung Kanaya.
Darius menghela napas. "Andai saja saya bisa lebih cepat menemukan kamu dan mengetahui keadaan kamu yang sedang mengandung anak saya. Akan saya pastikan kamu tidak akan kesulitan untuk bekerja." Balas Darius. Rasa bersalah itu kembali menyerang hati Darius. Dia membayangkan betapa peliknya kehidupan Kanaya semenjak hamil anaknya. Sudahlah kehilangan masa depan, diusir dari rumah, Kanaya juga harus merasakan kerasnya hidup karena harus bekerja keras di saat kondisinya sedang hamil muda.
Kanaya kembali menatap wajah Darius. "Om gak harus menyesali ini semua. Anak ini tetap berada di rahim saya atas keinginan saya sendiri. Jadi, saya yang bertanggung jawab untuk membuatnya tetap tumbuh dan sehat di dalam diri saya." Kata Kanaya.
Dia jadi teringat dengan kejadian beberapa bulan lalu di saat mengetahui jika dirinya sedang hamil. Saat itu bisa saja Kanaya berniat untuk menggugurkan janinnya. Namun, iman yang masih kuat di dalam diri Kanaya membuat Kanaya memilih untuk mempertahankan janinnya. Apa lagi Kanaya sadar jika hanya janinnya lah satu-satunya harta berharga yang ia punya. Sehingga sampai saat ini, Kanaya merasa dirinyalah yang paling bertanggung jawab pada janinnya. Walaupun Kanaya tahu jika ayah dari janinnya adalah pria kaya raya.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗