NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 26 - Keterlaluan!!

Ep. 26 - Keterlaluan!!

🌺SINGLE MOM🌺

"Naya... Sudah siap Sayang?."

Kirana sedang menyiapkan bekal untuk Naya ketika sebuah telepon dari sekolah masuk.

"Hallo, selamat pagi...."

"Selamat pagi Bu Kirana, kami dari pihak sekolah ingin mengundang Ibu untuk datang ke kantor hari ini. Ada sesuatu yang ingin kami diskusikan," ujar suara seorang staf sekolah dengan suara yang terdengar resmi.

"Ada masalah apa, Bu?," tanya Kirana cemas.

"Nanti akan dijelaskan saat Ibu datang. Kami harap Ibu bisa hadir secepatnya."

Kirana merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia menerka nerka, mungkin mereka ingin membahas tentang masalah Naya dan sekolah yang sering di kucilkan oleh teman-temannya.

"Naya, ayo kita berangkat," ajak Kirana sambil mengelus kepala putrinya.

"Ayo Bu!! Aku udah siap," jawab Naya dengan senyum polosnya.

Beberapa saat kemudian, Kirana tiba di kantor sekolah dan disambut oleh Bu Siska, guru kelas Naya, bersama kepala sekolah, Bu Widia. Wajah mereka terlihat tegang.

"Silakan duduk, Bu Kirana," ujar Bu Widia.

"Terima kasih. Ada apa sebenarnya, Bu?," tanya Kirana, merasa khawatir.

Bu Widia menarik napas panjang sebelum menjawab, "Sebenarnya ini bukan tentang Naya, Bu. Ini lebih kepada... situasi di luar kelas."

"Situasi di luar kelas? Maksud Ibu apa?," Kirana mengernyitkan dahinya dan merasa bingung.

Lalu, Bu Siska pun ikut berbicara dengan lembut. "Bu Kirana, kami mendapat banyak keluhan dari beberapa orang tua murid. Mereka merasa keberatan jika Naya tetap bersekolah di sini," ujar bu Siska.

Seketika Kirana membelalakkan matanya karena terkejut dengan pernyataan itu. "Keberatan? Tapi kenapa? Apa yang mereka keluhkan?."

"Sejujurnya, sebagian besar keluhan itu berasal dari desas-desus yang beredar tentang Ibu. Mereka... menilai bahwa Ibu telah mengganggu rumah tangga salah satu orang tua murid," jelas bu Widia.

Kirana tersentak.

"Itu tidak benar! Saya tidak pernah melakukan apa yang mereka tuduhkan. Apakah sekolah ini hanya mendengar gosip tanpa bukti?," tanya Kirana minta penjelasan.

"Kami paham posisi Ibu, dan kami tidak menuduh Ibu melakukan hal itu. Tapi kami harus mempertimbangkan situasi. Salah satu orang tua murid yang membuat permintaan ini adalah istri ketua yayasan," ujar Bu Widia dengan sangat menyesal.

Mendengar hal itu, dada Kirana terasa sesak. "Tapi bagaimana bisa begitu, Bu? Apa salah saya?," tanya Kirana lagi sambil berusaha menahan emosi. "Lagipula, Naya tinggal beberapa bulan lagi di sekolah ini. Apakah ini adil untuknya? Dia anak kecil, tidak tahu apa-apa soal masalah ini," lanjut Kirana.

Bu Widia pun menunduk dan terlihat semakin tidak nyaman. "Kami paham, Bu Kirana. Tapi tekanan dari orang tua murid semakin besar. Apalagi..." Bu Widia diam sejenak dan ragu untuk melanjutkan.

"Apalagi apa, Bu?," tanya Kirana, menatapnya tajam.

"Apalagi, istri ketua yayasan sendiri yang meminta secara khusus agar Naya dipindahkan. Mereka mengatakan ini demi menjaga ketenangan di lingkungan sekolah."

Saat ini, Kirana merasa jika kepalanya sangat berdenyut. "Apa alasan sebenarnya? Katakan terus terang, Bu."

Bu Siska yang sedari tadi diam akhirnya berbicara dengan suara rendah. "Maaf sekali, Bu Kirana. Tapi alasan yang diberikan... karena istri ketua yayasan menuduh Ibu sebagai... maaf, pelakor."

Seketika ruangan itu menjadi hening. Kirana tertegun dan sulit percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Pelakor? Mereka menuduh saya seperti itu? Apa buktinya?!," tanya Kirana dengan suara yang meninggi karena emosinya tak lagi bisa ditahan.

"Kami tidak menuduh, Bu. Tapi situasi ini sudah di luar kendali kami. Kami hanya ingin menghindari konflik lebih besar," jawab bu Widia.

"Konflik lebih besar? Bagaimana dengan saya dan Naya? Apa kalian tidak memikirkan bagaimana dampaknya pada kami? Saya bekerja keras untuk membesarkan anak saya, dan sekarang kalian menyuruh saya pergi hanya karena gosip?," tanya Kirana dengan suara yang mulai bergetar karena menahan air mata yang hampir jatuh.

"Kami sangat menghormati Ibu, Bu Kirana. Tapi tolong pahami posisi kami. Kami juga terikat pada keputusan yayasan," kata Bu Siska yang terlihat bersalah.

Kirana pun berdiri perlahan. "Baik. Jika ini keputusan kalian, saya akan menerimanya. Tapi ingat, kalian sedang menghancurkan masa depan seorang anak yang tidak bersalah," ucap Kirana seraya meneteskan air matanya.

**

Setelah keluar dari kantor, Kirana berdiri di bawah pohon besar di halaman sekolah dan mencoba menenangkan dirinya.

Sementara, Naya sedang bermain di taman kecil sendirian namun wajahnya penuh tawa karena melihat binatang-bintang kecil yang seolah menghiburnya.

Dengan perasaan hancur, Kirana lalu berjalan menghampiri putrinya.

"Naya, ayo kita pulang, Sayang," ujar Kirana lembut.

Naya pun berlari kecil mendekatinya. "Ibu, aku tadi main ayunan sama Sita. Seru banget!, tapi hanya sebentar, soalnya Sita di yang lain," katanya ceria.

Kirana tersenyum tipis dan mengelus kepala putrinya, meski hatinya sakit. "Seru ya? Tapi sebentar lagi kita mungkin akan pindah sekolah, Sayang."

Naya mendongak dan mengerutkan keningnya.

"Pindah sekolah? Kenapa, Ibu? Aku suka sekolah di sini."

Kirana mencoba tersenyum meski hatinya sangat terasa berat. "Ibu cuma ingin kamu sekolah di tempat yang lebih baik, Naya."

**

Saat di rumah, Kirana duduk termenung di ruang tamu dan mencoba memikirkan langkah selanjutnya.

Rini yang sedang membereskan dapur pun mendekatinya.

"Bu Kirana, ada apa? Wajah Ibu kelihatan capek," tanya Rini, khawatir.

Kirana menghela napas.

"Rini, Naya harus pindah sekolah. Orang tua murid lain tidak mau dia di sana karena mereka percaya gosip tentangku."

"Apa? Itu keterlaluan, Bu. Kenapa mereka bisa sekejam itu?," respon Rini yang terkejut.

"Aku juga tidak tahu. Tapi aku tidak mau Naya terus diasingkan. Aku harus cari sekolah baru untuknya."

Rini mengepalkan tangannya yang jelas-jelas merasa kesal. "Kalau saya boleh usul, Bu, jangan biarkan mereka menang. Tetaplah bertahan. Tapi kalau Ibu memutuskan pindah, saya siap bantu cari sekolah terbaik untuk Naya."

"Terima kasih, Rini. Aku hanya ingin Naya bahagia, tidak peduli apa yang harus aku hadapi."

Bersambung...

1
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!