NovelToon NovelToon
Kode Rahasia Di Hati

Kode Rahasia Di Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.

Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.

Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lucy Harlow

Setelah pertemuan dengan Evans dan Brandon selesai, Lucy kembali ke apartemennya. Siang itu, setelah mandi dan mengenakan pakaian santai, ia duduk di sofa dengan secangkir teh di tangan. Ia membuka ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hei, ini aku," sapa Lucy begitu panggilan tersambung.

Di ujung telepon, terdengar suara perempuan yang dikenal Lucy sebagai Jenna, koordinator di The Cupid Agency sekaligus rekannya dalam organisasi rahasia mereka.

"Apa kabar, Lucy? Bagaimana pertemuanmu dengan Evans Dawson? Apa dia cocok dengan profil yang kami susun?" tanya Jenna penuh rasa ingin tahu.

Lucy menghela napas pendek, lalu tersenyum tipis. "Dia lebih dari sekadar cocok. Pria itu penuh kejutan, Jenna. Kita sudah menandatangani kontrak kerja sama. Aku akan mulai menjalankan peranku sebagai kekasih palsunya seminggu lagi."

"Bagus!" balas Jenna dengan antusias. "Kabar ini akan mempercepat langkah kita. Apa kau menemukan sesuatu yang menarik?"

Lucy menyesap tehnya sebelum menjawab. "Ada tambahan yang menarik. Evans menawarkan aku posisi sebagai sekretaris pribadinya di kantor."

"Apa?" Jenna terdengar kaget. "Sekretaris? Bukankah itu menambah bebanmu? Kau yakin bisa menangani dua peran sekaligus?"

Lucy tersenyum percaya diri. "Beban? Justru ini adalah peluang emas, Jenna. Sebagai sekretaris, aku bisa lebih mudah memantau aktivitasnya, termasuk jaringan bisnisnya yang mungkin terkait dengan target utama kita. Plus, aku mendapatkan bayaran tambahan. Kau tahu aku tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini."

Jenna terkekeh pelan. "Kau memang selalu tahu cara memanfaatkan situasi, Lucy. Jadi, kapan kau mulai bekerja sebagai sekretaris?"

"Seminggu lagi juga," jawab Lucy. "Aku masih punya waktu untuk mempersiapkan semua kebutuhan, termasuk mendalami peran ini. Oh, dan aku butuh beberapa barang dari pusat logistik kita, seperti alat pengintai dan beberapa perangkat kecil untuk penyamaran."

Jenna mencatat permintaan Lucy. "Tentu. Aku akan mengatur agar barang-barang itu dikirimkan langsung ke apartemenmu besok. Ingat, Lucy, tugas ini sangat penting. Kau harus berhati-hati, terutama dengan orang seperti Evans Dawson. Kita masih belum tahu pasti siapa yang bisa dipercaya di sekelilingnya."

"Aku tahu," jawab Lucy dengan nada serius. "Tapi jangan khawatir. Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Lagipula, Evans tampaknya lebih percaya pada asistennya, Brandon. Aku akan memastikan untuk mengawasi semua gerakan mereka."

Jenna menghela napas lega. "Baiklah. Kau tahu apa yang harus dilakukan. Kalau ada perkembangan apa pun, segera laporkan. Dan Lucy..."

"Ya?"

"Jaga dirimu."

Lucy tersenyum kecil. "Selalu."

Setelah panggilan berakhir, Lucy duduk termenung sejenak, memikirkan strategi yang harus ia jalankan. Dua peran, satu misi, dan risiko tinggi menanti di depannya. Namun, bagi Lucy, inilah tantangan yang membuat hidupnya berarti.

"Ini akan menjadi permainan yang menarik," pikirnya sebelum meletakkan cangkir teh di meja dan berjalan menuju kamar tidur untuk beristirahat.

...****************...

Evans duduk di ruang kerjanya, masih mengenakan setelan formal dari pertemuan sebelumnya. Sambil melonggarkan dasinya, ia melirik ke arah laptop yang tergeletak di meja. Pikirannya dipenuhi rasa penasaran akan Lucy, wanita yang akan menjadi bagian penting dari rencana bisnis dan kehidupan pribadinya selama beberapa waktu ke depan.

"Brandon," panggilnya pelan.

"Ya, Tuan Dawson?" Brandon mendekat dengan sikap siap sedia.

"Ambilkan laptopku. Aku ingin memeriksa sesuatu," ucap Evans sambil melepaskan jasnya dan menggantungnya di sandaran kursi.

Brandon segera memberikan laptop tersebut dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Tuan ingin mencari informasi tentang Nona Lucy?"

Evans mengangguk singkat. "Dia cukup menarik perhatian, tapi aku tidak tahu apa-apa tentangnya selain informasi dasar yang ia berikan. Aku ingin memastikan bahwa dia benar-benar orang yang bisa dipercaya."

Evans mulai mengetik di laptopnya, mengakses berbagai sumber informasi, dari media sosial hingga database khusus yang hanya bisa diakses oleh orang-orang berpengaruh seperti dirinya. Namun, semakin dalam ia mencari, semakin besar kebingungannya.

Evans duduk di ruang kerjanya yang megah, ditemani secangkir kopi hitam. Matanya terfokus pada layar laptopnya, jari-jarinya dengan cekatan mengetikkan nama: Lucy Harlow.

"Sekarang mari kita lihat siapa kau sebenarnya," gumam Evans sambil mengakses sumber data rahasia yang dimilikinya.

Beberapa detik kemudian, informasi muncul di layar. Namun, semakin Evans membaca, semakin ia merasa ada yang aneh. Data ini terlalu sempurna untuk seseorang yang benar-benar hidup.

Data Diri Lucy Harlow

Nama Lengkap: Lucy Harlow

Usia: 28 tahun

Tanggal Lahir: 12 Februari

Tempat Lahir: Los Angeles, California

Tinggi/Berat: 168 cm / 54 kg

Golongan Darah: A

Pendidikan:

Sarjana Sastra Inggris, University of California, Los Angeles (UCLA).

Pekerjaan:

Penulis lepas dan editor majalah lifestyle.

Keluarga:

Ayah: George Harlow (almarhum).

Ibu: Miranda Harlow (meninggal dunia akibat kanker).

Saudara Kandung: Tidak ada, anak tunggal.

Kehidupan Pribadi:

Tinggal di apartemen kecil di pusat kota, hidup sederhana.

Tidak banyak bergaul, hanya memiliki beberapa teman dekat.

Hobinya termasuk membaca novel dan menulis puisi.

Catatan Tambahan:

Kehilangan Orang Tua: Lucy menjadi yatim piatu di usia 18 tahun setelah ibunya meninggal dunia. Ia bekerja keras untuk membiayai kuliahnya sendiri.

Karier Sederhana: Tidak ada riwayat pekerjaan besar, hanya beberapa artikel yang dipublikasikan di majalah lokal.

Sosial Media: Jarang aktif, tidak ada jejak yang mencolok.

Evans mengerutkan kening. "Semua ini terlalu biasa," pikirnya.

Identitas Lucy terlihat terlalu sempurna, data dirinya ada, tetapi tidak ada yang mencolok. Tidak ada berita, catatan khusus, atau informasi pribadi yang menonjol.

"Ini aneh," gumam Evans sambil mengetik lebih cepat, mencoba menelusuri jejak masa lalu Lucy. Namun, hasilnya tetap sama.

Lucy yang ia temukan hanyalah seorang wanita biasa dengan latar belakang yang samar. Tidak ada foto masa kecil, tidak ada riwayat pekerjaan yang rinci, dan tidak ada jejak keluarga yang jelas. Masa lalu Lucy terlihat bersih, tanpa skandal, tanpa catatan yang mencurigakan. Bahkan foto-foto yang ia temukan tampak terlalu biasa, Lucy dalam balutan pakaian santai, tersenyum lembut.

"Bagaimana mungkin seseorang bisa begitu bersih?" Evans berbicara lebih kepada dirinya sendiri.

Brandon yang berdiri di dekatnya memiringkan kepala, penasaran. "Mungkin dia memang seseorang yang tidak terlalu aktif secara publik, Tuan."

"Tidak, Brandon," potong Evans. "Semua orang memiliki jejak. Tapi wanita ini... tidak ada apa-apa. Bahkan masa lalunya hampir tidak ada."

Brandon tampak berpikir sejenak sebelum menyarankan, "Mungkin itu karena dia ingin menjaga privasinya. Lagipula, Tuan memilihnya melalui agen profesional. Bisa saja mereka sengaja menyembunyikan sebagian informasinya untuk melindungi klien mereka."

Evans bersandar di kursinya, matanya menatap layar laptop dengan penuh perhatian. "Atau mungkin dia memang seseorang yang tidak ingin ditemukan."

"Apakah Tuan ingin saya menyelidiki lebih lanjut?" tanya Brandon.

Evans menggeleng. "Tidak. Jika dia menyembunyikan sesuatu, cepat atau lambat itu akan terlihat. Untuk saat ini, kita akan memainkan permainan ini sesuai dengan aturannya. Lagipula, dia akan bekerja di dekat kita, bukan? Aku akan mengawasinya sendiri."

Brandon mengangguk patuh. "Baik, Tuan. Jika ada hal yang mencurigakan, saya akan segera melaporkannya."

Evans menutup laptopnya, tatapan tajam di matanya masih terpaku pada sesuatu yang tidak terlihat. Lucy telah memikat rasa penasarannya lebih dari yang ia bayangkan, dan itu membuatnya semakin ingin tahu siapa sebenarnya wanita itu.

"Baiklah, Lucy," pikirnya. "Kita lihat seberapa baik kau bisa memainkan peran ini."

Rasa penasaran mulai menggelitik pikirannya. Ia merasa seperti menghadapi teka-teki yang sulit dipecahkan. Namun, Evans bukanlah tipe orang yang mudah menyerah, dan ia bersumpah akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik data yang terlihat terlalu sempurna ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!