Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 13
Mina tersentak. Matanya melotot sempurna. Gigitan kecil ditelinganya membangkitkan sebuah rasa yang aneh dalam tubuhnya. Entah apa itu, tapi gigitan kecil Foster berhasil menggodanya. Ia malu, canggung, bingung dan gelisah. Semuanya bercampur aduk dalam benaknya. Mina berusaha berdiri ingin menghindari agar kakak iparnya tidak berbuat lebih jauh lagi, namun dengan gerakan cepat Foster menahannya di sofa. Mengungkungnya sampai dirinya kesulitan bergerak.
"Lep ... Lepasin kak, aku harus kerja."
"Akan kulepaskan setelah kau menerima hukumanku." ucap Foster. Mina terdiam. Dan keheningan mulai memenuhi ruangan itu. Tangan Foster terangkat membelai pipi Mina, membuat sih empunya wajah menelan salivanya.
"Kak ..."
"Sssttt ... Diamlah." Foster tak mau diganggu. Ia sedang menikmati permainannya. Wajah Mina yang merona membuatnya makin tertantang berbuat lebih jauh lagi.
"Kau cantik," gumam pria itu berhasil membuat Mina tersipu malu. Ia tidak bisa bergerak sedikitpun. Badannya jauh lebih kecil dari pria yang mengungkungnya.
Tak puas di wajah, tangan Foster mulai merambat kebawah dan dengan nakal membuka satu kancing kemeja Mina. Gadis itu menahan napas, ingatan dihari kakak iparnya menyentuhnya kembali berkelabat dalam otaknya. Apa hari ini akan terjadi lagi hal yang sama dengan waktu itu?
Telunjuk Foster mulai bergerak dari leher sampai ke belahan dua bukit kembar yang masih tersembunyi dalam kemejanya. Napas Mina mulai bergerak tak beraturan. Ketika Foster bersiap untuk membuka beberapa kancing lagi, tangan Mina terangkat menahannya.
"Jangan kak, please ..." mohonnya dengan gugup. Foster tersenyum lembut lalu mengecup dahinya singkat. Seolah ingin memberinya rasa nyaman.
"Tenanglah, rileks. Kau pasti akan menikmatinya nanti, seperti malam itu. " gumam Foster pelan, tak ada niat akan menghentikan apa yang sudah ia mulai. Sudah tanggung. Tangannya kembali bergerak. Ia tidak peduli walau mereka sedang dikantor sekarang, toh gedung ini juga punya dia. Terserah dia mau melakukan apa saja ditempatnya sendiri.
Tangan besar Foster kembali bergerak lalu berhenti di perut Mina, kemudian melakukan gerakan memutar dan menyentuh pusarnya.
"Sshh ..." Sial. Desa h an Mina membuat libido Foster naik dalam sekejap. Ia menatap dengan penuh napsu. Ingin sekali menerkam gadis itu sekarang juga, seperti binatang buas. Tapi tidak, ia hanya akan menyentuh saja hari ini. Memberikan foreplay. Seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya. Merangsang gadis itu dengan sentuhan-sentuhannya.
Tangannya makin naik sampai menyentuh buah dada yang masih tertutupi oleh bra. Mina menahan napas ketika satu jari Foster masuk ke dalam bra-nya dan menyentuh pucuk merah muda yang sudah mengeras dibagian kanan. Mina mendadak berubah menjadi gadis bodoh yang tidak tahu harus melakukan apa-apa.
"Ini-mu sudah keras." gumam Foster serak. Lalu tersenyum menggoda. Mungkin hati Mina masih menolaknya, tapi tubuhnya tidak bisa berbohong. Gadis itu mulai terangsang. Padahal ia belum benar-benar menyentuhnya. lalu Foster dengan berani mencubit pucuk yang berbentuk seperti kacang itu, menghimpitnya dengan ibu jari dan telunjuknya, menggoda sih pemilik yang matanya kini terbuka lebar karena sensasi aneh yang kembali ia rasakan. Gadis itu melengkungkan tubuhnya karena sentuhan foster, pria mesum bertopeng wajah dingin tak tersentuh ke semua orang.
"Bagaimana, kau suka?" tanya Foster menghentikan kegiatannya sejenak.
"Ada yang menelponku kak," balas Mina merasakan getaran hp dari dalam saku jinsnya. Ia mencoba mendorong tubuh Foster dan mengeluarkan ponselnya namun lagi-lagi tidak dibiarkan oleh pria itu. Foster bahkan merebut ponsel miliknya dan mematikannya begitu saja.
"Kak Foster, mungkin saja itu panggilan penting!" seru Mina jengkel. Foster balik menatapnya tajam. Membuatnya sedikit ciut.
"Aku tidak suka ada pengganggu di saat sedang bersenang-senang denganmu. Kau tidak diijinkan keluar dari sini sampai aku puas." ujar pria itu amat sangat mendominasi.
"K ... Kakak punya istri. Kenapa nggak bersenang-senang dengan istri kakak saja? Apalagi aku ini adalah adik ipar kakak sendiri. Kalau kita melakukan ini, bukannya kita sudah melakukan dosa besar terhadap kak Iren?" dengan berani Mina mengatakan pendapatnya. Ia bilang kita karena ia sadar dirinya juga terlibat bersama dengan pria itu. Ia memang melawan pada awalnya, tapi tidak sepenuhnya melawan, karena pada akhirnya ia sadar ia pun menikmati. Tidak bisa dipungkiri, sentuhan kakak iparnya sangat menggoda dan membuatnya ikut khilaf.
Oleh sebab itu Mina sadar dirinya juga bersalah. Ia sudah mengkhianati kepercayaan kak Iren. Apalagi Mina tidak bisa janji. Kalau mereka berbuat begini terus, dirinya pasti akan mulai terbiasa untuk melakukannya lagi dan lagi.
"Jangan berpikir terlalu jauh manis, Iren tidak bisa memuaskanku. Lagipula dia sendiri ada laki-laki lain diluar sana. Dia sama sekali tidak peduli kalau aku bermain api dengan perempuan lain, karena dia sendiri sering bermain dengan prianya." Foster kembali membelai wajah Mina. Ia masih menahan diri untuk bilang hubungannya dengan Iren hanyalah sebatas nikah kontrak saja. Ia ingin bermain-main dengan gadis ini sebelum bilang yang sebenarnya, karena menurutnya menarik.
"Dan ingat ini baik-baik," Fair melanjutkan.
"Mulai sekarang kau akan menjadi teman bermainku di atas ranjang, menggantikan kakakmu."
Mina melotot. Apa-apaan pria ini?
"Jadi kak Foster anggap aku wanita gampangan?" Gadis itu terlihat jengkel. Tapi, bukannya benar? Karena ia tak mampu menolak pria itu dengan tegas.
"Hei, hei, bagaimana bisa kau beranggapan begitu? Aku tidak pernah memandangmu seperti itu. Kau berbeda, nona kecil. Hanya kau satu-satunya perempuan yang bisa membuatku terangsang. Tapi kau bukan wanita gampangan. Kau hanya gadis yang tidak bisa melawan rangsangan dari pria sexy sepertiku." Foster menatap Mina dengan tatapan menggoda dan sangat percaya diri.
Mina terdiam. Entah harus menanggapi bagaimana, tapi ia betul-betul merasa ini salah. Mereka mungkin akan berakhir dengan saling menyakiti nantinya. Mina tidak mau itu terjadi.
"Kau sudah membuat waktu kita untuk bersenang-senang berkurang, nona kecil." ucap Foster lagi. Tangannya kembali merayap kebawa. Kali ini berhenti di antara paha Mina. Lalu mengusap bagian tengahnya dari luar jinsnya. Bagian yang paling sensitif dari seluruh tubuh gadis itu.
Badan Mina berubah panas dingin. Apalagi ketika risletingnya dibuka perlahan oleh pria itu. Foster lalu melucuti celana jins yang ia kenakan beserta dalaman yang menutupi bagian sensitifnya.
"Kau sangat indah sayang," puji Foster saat matanya mendapati bagian yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus itu terpampang jelas dimatanya. Mina malu. Ia berusaha menutupi area itu menggunakan tangan. Sialan, ia betul-betul sudah gila. Membiarkan laki-laki itu menelanjanginya seperti ini.
"Kau ingin aku menggunakan jari atau mulut?" tanya Foster. Mina tidak bisa menjawab. Terlalu gugup. Menolak saja tidak bisa. Jari, tangan? Astaga! Ia tidak sanggup mendengarnya.
"Karena aku akan meeting lima menit lagi, sebaiknya kita menyelesaikannya dengan jari saja biar lebih cepat." kata pria itu lagi karena Mina tak kunjung menjawab.
Jari Foster bergerak masuk ke dalam inti Mina. Bermain dengan lihai di dalam sana, membuat Mina seperti cacing kepanasan menerima sentuhan-sentuhan nikmat itu.
"Ahkkk ..." jerit Mina saat tangan Foster yang bebas memplintir kuat puncak dadanya. Jeritan tersebut membuat Foster makin bersemangat, tapi Mina langsung terdiam menyadari kalau mereka sedang dikantor sekarang ini. Ia menutupi mulutnya.
"Mendesahlah sepuasmu sayang, aku suka mendengar suara seksimu." gumam Foster. Permainan jarinya semakin liar dibawah sana.
Kemudian mata Mina melotot sempurna saat Foster dengan sengaja memasukkan dua jarinya di dalam inti tubuhnya dengan ibu jarinya menekan tonjolan kecil yang ada di sana. Tonjolan yang bisa membuat semua wanita melayang saat ada yang memainkannya dengan lihai.