MAS MONTIR KU SAYANG, TERNYATA ORANG KAYA!! Mungkin begitu judul clickbait yang cocok untuk novel ini😉
Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangar mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA TIGA DUA
Mereka duduk melingkar, di atas tikar, ada juga warga yang berdiri melongok dari balik jendela bahkan pintu-pintu kayu rumah itu.
Keluarga Miller yang belum bisa masuk, hanya menunggu giliran dengan menikmati hidangan khas yang disuguhkan. Termasuk, Lucky yang lebih memilih menyantap bakso bersama Raka dan Rewind.
"Andre--" Lingga mengenal salah seorang anggota keluarga Hariman. Andre ini, salah satu karyawan berjabatan tinggi yang sering menemuinya di kantor pusat.
"Pak Lingga di sini?" Andre langsung menyalami Lingga yang juga tersenyum.
"Kamu siapanya mempelai?"
"Adik iparnya." Murni menyerobot, Marina sudah tak bersuara sejak tadi. "Bapak ini, siapa?" tanyanya kemudian.
"CEO di perusahaan saya." Andre memotong sopan untuk jawaban Murni.
"Oh, terima kasih loh, karena Andre, Bapak mau datang ke acara sederhana ini." Murni langsung tertawa asyik sendiri.
"Kami ke sini untuk keluarga Nak Athalla. Saya bahkan tidak tahu kalau Andre bagian dari keluarga ini," jelas Lingga.
"Pak CEO jangan becanda ah, Pak!"
"Jangan becanda bagaimana?" Lingga tak mengerti apa maksud pertanyaan wanita itu.
Marina mulai menelan saliva, kondisi jantung seolah sedang menemukan signal buruk, sebab napas mulai terasa putus-putus seperti jaringan di tengah hutan yang hujan badai.
"Jadi, Pak Gubernur, datang ke sini, untuk mendampingi Mantu saya?" Hariman akan sangat tersanjung jika itu benar.
"Benar ... saya dan keluarga Pak Nabeel ini sudah menjadi sahabat baik. Perusahaan kami sudah sering bekerja sama dan terjalin hubungan yang baik hingga sekarang."
"Perusahaan?" Hariman kebingungan.
Marcell tergelak kecil. "Bapak Hariman sepertinya belum paham benar kalau Nak Athalla ini salah satu pemegang saham mayor di Millers Corpora Group?"
"Millers corpora group?"
Hampir semua orang tercengang. Sedikitnya mereka tahu logo-logo ritel yang sering sekali seliweran sebagai sponsor di acara-acara TV.
Bahkan, Millers Corpora sendiri memiliki berbagai macam iklan aktif di berbagai media sosial dan salah satunya televisi.
Setiap ada Mall di daerah-daerah, atau perumahan baru yang dibuka, maka Millers Corpora tak segan-segan menggunakan iklan TV sebagai sarana promotion utama.
Tak heran jika hampir semua orang familiar dengan nama perusahaan tersebut. Hanya saja, mereka sedikit loading saat PakGub menginformasikan bahwa suami Khadijah salah satu pemegang sahamnya.
"Saya ke sini juga tidak dengan tangan kosong, saya membawakan surat-surat lengkap sebuah hunian sebagai hantaran."
"Surat lengkap?" Murni terlonjak. Marina sudah keringat dingin, rombongan yang dia pikir tidak lebih kaya darinya ternyata--
Marcell mengangguk kemudian mengulur sebuah berkas beserta kotak khusus berisi banyak kunci-kunci di dalamnya.
"Tanah beserta rumahnya, tempatnya ada di dekat kota. Kemarin, Nak Athalla sendiri yang menghubungi saya supaya mau mencarikan rumah siap huni untuk keluarga Pak Hariman di sekitaran sini."
"Mas, kamu nggak bilang dulu?" Khadijah bahkan tak tahu menahu soal ini. Athalla hanya mengusap pashmina istrinya.
"Yang ini, kunci mobil, kunci motor dengan merek yang sama dengan motor lama Khadijah, juga kunci rumah dan kunci-kunci lain beserta isinya. Silahkan diterima Pak Hariman, sekiranya ini untuk Khadijah."
"Masya Allah--" Dewi terharu, dadanya seperti diterbangi kupu-kupu sebanyak ribuan sayap.
Sejatinya tak ada ekspektasi apa pun untuk pernikahan Khadijah, sungguh. Bahkan mereka benar-benar menggadaikan rumah satu-satunya untuk sambutan ini tanpa meminta bantuan uang asap pada Athalla.
Dewi ikhlas, Dewi tulus, tak muluk-muluk, Dewi sudah amat sangat bersyukur tatkala putrinya yang dinilai lumpuh dan tidak bersekolah tinggi bisa dipinang laki-laki baik.
Hariman juga tak bisa bicara banyak. Hanya mengumpulkan tenaga agar tidak pingsan saja sudah cukup dengan perjuangan.
Gantara menyodorkan koper kecil, yang ketika dibuka, jelas terlihat tumpukan uang tunai, dan ini dibawanya untuk tradisi yang sebenarnya ia sendiri tidak paham namanya.
"Ini, ada uang cash untuk tradisi--" Gantara lantas menatap Athalla yang juga lupa apa nama tradisinya.
"Ini uang untuk Bapak dan Mamah, sekiranya ini untuk tradisi yang ... ah, saya lupa namanya, hehe--" Athalla menyengir.
"Uang asap."
"Iya itu--"
Lingga dan Marcell tertawa, begitu juga dengan warga yang terkagum. Tidak dengan Marina dan gerombolan yang sedari kemarin hanya asyik dengan gunjingan merendahkan.
"Ini acara prank, bukan sih?!" Wanita berambut pirang menyeletuk.
Rumah, mobil, motor, uang asap satu koper, sebelumnya Pak gubernur bilang suami Khadijah salah satu pemegang saham mayor di grup perusahaan Millers corpora.
"Ini jelas tidak prank, Kakak. Ini serius. Apa di muka kami ada tampang muka tukang bikin konten prank prank-an?" sela Marcell.
"Andre, kamu bilang suami Khadijah cuma montir yang bolak-balik nyuri uang?!" Marina mencecar Andre yang masih tak bersuara.
Bukan hanya perkara Khadijah dinikahi laki-laki yang lebih kaya. Tapi, rasanya sudah terlalu tipis kesempatan mendapat Khadijah, setidaknya saat Khadijah kesulitan uang, mungkin Khadijah bisa kembali padanya.
Kemarin, pengajuan pindah tugasnya sudah di ACC. Dan dia akan bekerja di cabang pusat di Jakarta Utara, setidaknya dia akan bisa lebih dekat dengan tempat tinggal Khadijah.
Sekarang, kabar apa ini? Sepertinya tak akan pernah ada alasan yang jelas untuk Khadijah dan Athalla bercerai jika begini kondisinya.
"Mah!" Andre menangkap Marina. Wanita itu lekas memutihkan kedua matanya, meracau tidak jelas seperti orang hilang kesadaran.
"Tiba-tiba, Mamah mau pulang, Andre. Ini kaki Mamah kesemutan semua. Cepat bawa Mamah istirahat, Andre, cepat!"
"I-iya." Andre menatap seorang pria yang dikenalnya dengan baik. "Pak Laung, tolong Andre buat bawa Mamah pulang."
"Kak Mar kenapa?" Dewi panik.
"Di sini panas sekali, Dewi. Di sini nggak ada AC sama sekali. Panas, aku susah napas terlalu lama berkumpul dengan kalian!"
Andre menegur. "Astaghfirullah, Mah, ada Pak Lingga, jaga omongan Mamah dulu."
Marina tak peduli siapa pun. "Kamu harus lebih giat kerja. Belikan Mamah rumah di kota. Belikan Mamah mobil yang lebih mahal dari punya Hariman. Mamah mau itu!"
"Astaghfirullah." Dewi menarik tangan yang tiba-tiba digenggam erat-erat. Marina seperti orang linglung agaknya. Mulutnya tak henti-hentinya meracau tak jelas.
Di sana, Azha berdiri demi melihat lebih jelas kondisi Marina. "Tante Jodha, kesurupan, ya Dadd?"
"Azha--" Nabeel menegur.
Azha tetap kekeuh, peduli. "Coba dulu dibacain ayat kursi. Mungkin kerasukan sesepuhnya harimau Om Sky Rain, Dadd!"
"Azha!!" Fasha menegur. Namun, bukan Azhara jika peduli. Gadis itu masih kekeuh untuk melihatnya lebih dekat lagi, di mana semakin lama, Marina semakin berteriak.
"Astaghfirullah, ini sih Tante Jodha beneran kesurupan Maungnya Opa Ega Dadd!"
Nabeel menyentuh istrinya. "Sayang, kamu ajak Azha turun. Tunggu sampai Papa datang, biar dia diurus sama Ricky deh."
"Ikut Mum yuk." Qiran menawarkan.
Gadis itu kekeuh menggeleng. "Enggak mau, ini tuh seru tahu, Mum! Jarang- jarang ada orang kesurupan kayak Tante Jodha gini!"
"Shakira, bawa adek kamu, Sayang." Fasha menatap putri bungsunya. Sementara di sana, orang-orang mulai membacakan doa-doa.
Terpaksa, Shakira tarik adik sepupunya, melipir dari kerumunan. "Ah, nggak asyik banget dah kalian. Padahal bentar lagi Tante Jodha pasti bbxxxxxhhh Rawrrrrrrrr!!"
Azha dan ekspresinya cukup di luar nalar ternyata. Sekuat tenaga, Shakira menahan tawa demi menghormati para tamu dan para warga. Yang padahal, perutnya sudah cukup sakit karena membatu.
jangan jodha dongggg
Kebagusan ituuuuu😆😆😆😆🤣
nenek Sumitra saja azh
informasi gak akurat
walhasil panen malu deh...🙆🏻♀️😃
gak kejangkau
makanya jangan shombiyooongggg😤