Sila, Susilawati 25 tahun ibu dari seorang putri kecil dan istri dari seorang pengusaha mapan bernama Hadi Tama 28 tahun. Keluarga kecilnya yang bahagia hancur ketika dirinya di jebak hingga tanpa sadar dia ditemukan oleh sang suami dalam keadaan tidak pantas di sebuah kamar hotel hingga sang suami menceraikan nya dan mengambil hak asuh atas anaknya. Siapa yang menjebaknya? dan siapa yang pria yang bersamanya malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KYKB 11
Dave Hendrawan POV
Akhirnya aku menemukannya, wanita yang malam itu membuat ku yakin kalau aku ini pria normal. Ku kira tidak ada obat atau penawar untuk penyakit yang ku derita, sebuah penyakit dimana aku tidak ingin siapapun menyentuhku selain ibuku dan juga orang yang memakai sarung tangan.
Menurut ku menyentuh kulit terbuka orang lain itu sangat menjijikkan dan membuatku marah juga kesal yang begitu teramat sangat.
Semua dokter sudah ku datangi juga psikiater, sayangnya apapun cara pengobatan yang mereka lakukan tidak ada satu pun yang selama ini berhasil. Dan di malam itu, beberapa hari yang lalu tanpa sengaja saat menghadiri pesta pernikahan adik ku, Shafa Hendrawan.
Seorang wanita dengan gaun merah yang jujur saja itu memang sangat terbuka, mengetuk pintu kamar hotel dimana aku menginap di hotel Emerald, saat aku membuka pintu wanita yang wajahnya sudah merah dengan nafas memburu itu jatuh pingsan di pelukan ku.
Aku kira aku akan melempar wanita itu seperti wanita-wanita yang pura-pura pingsan atau terjatuh saat mendekatiku. Tapi ternyata tidak, bahkan saat tangan ku menyentuh punggungnya yang terbuka, rasanya hangat dan ada perasaan tenang tidak seperti saat menyentuh wanita lain.
Flashback On.
"Aku pikir aku akan melemparnya ke lantai, siapa wanita ini. Kenapa aku tidak merasa aneh atau jijik saat menyentuhnya?" tanyaku sambil bergumam.
Aku langsung meraih ponsel yang ada di saku ku berniat menghubungi Joseph, pengawal pribadiku.
"To... tolong aku. Rasanya tidak nyaman...!" lirih wanita itu dengan mata yang masih terpejam dan terus memelukku dengan erat.
Bahkan dia sendiri menggerakkan dadanya dengan gerakan yang kupikir hanya wanita yang menginginkan hal itu saja yang melakukan hal itu. Dan anehnya sesuatu di bawah mendadak begitu kaku dan tegak ingin memberontak keluar.
Aku memandang wajah wanita itu, dia cantik. Dan karena ini adalah pertama kalinya hal ini bisa terjadi padaku, entah kenapa keinginan untuk melanjutkan apa yang terjadi begitu kuat. Aku menggendong wanita itu masuk ke dalam kamar, tanpa tahu namanya dan siapa dia untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan itu. Tidak cukup sekali, aku bahkan heran kenapa aku tidak merasa risih menyentuh dan di sentuh oleh wanita ini.
Beberapa jam kemudian, aku terbangun dan melihat ke arah samping. Wanita itu masih tidur dengan sangat pulas, aku tidak menyangka kalau aku bisa melakukan hal seperti itu, sebab Jimmy dokter pribadi ku belum menemukan penawar untuk keanehan yang aku derita sejak kecil ini.
Aku menarik selimut putih untuk menutupi tubuh yang sudah penuh dengan tanda merah akibat ulahku. Semua terjadi begitu saja, tapi aku berjanji akan bertanggung jawab pada wanita ini. Dia bergerak memeluk selimut dan membelakangi ku, ada sebuah tahi lalat besar di punggung bagian atas sebelah kanan. Aku cukup terkejut, ternyata itulah yang sejak tadi membuat tanganku terus bergerak ke arahnya.
Sekitar pukul lima dini hari, pintu kamar ku kembali ada yang mengetuk. Aku langsung menarik jubah tidur yang ada di atas sofa dan memakainya.
Aku membuka pintu dan ternyata itu adalah Joseph.
"Maaf tuan, sudah waktunya bersiap. Satu jam lagi adalah acara akad nikah nona Shafa!" ujarnya.
"Semalam dari mana kamu?" tanya ku pada Joseph.
"Maaf tuan, tuan Randy memanggil saya dan meminta saya membantunya karena dia tidak boleh keluar dari kasino!" jawab Joseph.
"Membuat masalah lagi, dia kalah lagi?" tanyaku.
Dan Joseph hanya mengangguk.
"Iya tuan, dan ketika saya kembali sudah larut malam. Jadi saya hanya menunggu di sini tanpa membangunkan tuan!" jelas Joseph.
"Baiklah, kamu pergilah. Kamu juga harus bersiap-siap kan?" tanya ku lalu kembali menutup pintu.
Hari ini adalah hari pernikahan adikku Shafa, aku melihat ke arah wanita yang masih tidur dengan pulas itu.
"Satu jam tidak akan membuatmu hilang kan?" tanya ku bergumam lalu bersiap-siap untuk menghadiri acara pernikahan Shafa.
Aku pikir hanya satu jam saja dan itu akan berlalu dengan cepat. Ternyata setelah acara akad nikah banyak sekali acara lain yang harus ada aku juga di sana. Sekitar lima jam dan aku sangat penasaran apakah wanita itu sudah bangun atau belum.
Aku kembali ke kamar setelah acara utama selesai. Dan benar saja, saat kembali ke kamar wanita itu sudah tidak ada, aku juga heran kenapa aku begitu kecewa dia sudah tidak ada di kamar ku. Dan ketika aku mencari tahu ke resepsionis, tidak ada pesanan kamar atas nama seorang wanita di dekat kamar ku. Aku semakin penasaran, aku bahkan sudah memeriksa rekaman kamera CCtv. Tapi anehnya tanggal kemarin dan hari ini sampai pukul sembilan rekamannya telah terhapus.
Sampai Joseph bertanya padaku siapa yang sedang aku cari.
"Maaf tuan, sebenarnya tuan mencari siapa?" tanya Joseph.
"Seseorang Jo, seseorang!" jawab ku lalu meninggalkan Joseph.
Aku kembali lagi dua hari kemudian, berharap wanita itu juga mencari tahu apa yang terjadi. Tapi hasilnya sama saja, tidak ada wanita yang bertanya apapun dan aku juga melihat rekaman CCtv hotel, tidak ada wanita itu datang ke hotel dua hari ini.
Aku pikir mungkin wanita itu memang tidak terlalu perduli dengan apa yang terjadi, jadi aku memutuskan untuk tidak lagi mencarinya. Mungkin aku sudah bertemu wanita yang terbiasa berhubungan dengan pria lain, karena saat berhubungan dengannya, aku memang bukan yang pertama untuknya.
Flashback Off.
Tapi ketika aku menemani Chaterine salah satu brand ambassador produk baru perusahaan ku mencari pakaian aku kembali melihatnya. Riasan yang dia pakai memang lebih sederhana, tapi aku yakin itu dia.
Aku tidak menyangka kalau dia adalah seorang pegawai sebuah toko pakaian. Untuk lebih meyakinkan lagi, aku memintanya mengganti pakaian dengan gaun hampir sama dengan gaun yang dia pakai malam itu. Dan benar saja, tanda tahi lalat besar uang ada di punggung atas sebelah kirinya membuat ku yakin kalau itu dia.
"Tuan, kita sudah sampai!" ucap Joseph padaku dan membuat lamunan ku tentang wanita itu lenyap begitu saja.
Aku keluar dari dalam mobil, tapi aku berkata pada Joseph.
"Jo, cari tahu nama dan alamat wanita yang aku belikan gaun di butik tadi. Aku mau malam ini laporannya sudah ada di meja ku!" perintah ku yang langsung di balas anggukan kepala oleh Joseph.
"Baik tuan!" ucapnya lalu pergi meninggalkan kantor dengan mobil.
Aku masuk kembali ke perusahaan, banyak sekali orang yang menyapa, tapi seperti biasanya jarak mereka harus lebih dari satu meter saat menyapaku, karena jika tidak aku akan langsung memecat mereka.
Dave Hendrawan POV end.
***
Bersambung...
jangan terpuruk dan harus move on...
💪💪💪 sila.
eeehhh sulit juga ya pakai acara berantakin apartemennya mana bau sampah pula.
Tapi kapuuooookk kau Joseph...nyonya Davina ternyata tahu kau ini sedang bermain sandiwara ha haaaaa....
eeehhh sulit juga ya pakai acara berantakin apartemennya mana bau sampah pula.
Tapi kapuuooookk kau Joseph...nyonya Davina ternyata tahu kau ini sedang bermain sandiwara ha haaaaa....