kisah tuan muda buta dan dingin yang menikahi gadis lugu.
Pemuda yang bernama Rex Hudson memiliki kekasih yang sangat ia cintai, namun sayangnya kekasihnya itu pada akhirnya memilih untuk menikah dengan papanya Rex Hudson. Rex Hudson yang kala itu masih berumur 17 tahun langsung merasakan patah hati yang dibalut kekecewaan dan amarah yang sangat besar, pergi dengan motor sportnya lalu dia mengalami kecelakaan dan menjadi buta.
Lima tahun kemudian dia menentukan sendiri seorang gadis yang dia pilih untuk dia nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lucu
Yasmin membuka mata saat dia mendengar suara rintihan.
Gadis berwajah manis itu terkejut saat dia melihat wajah Rex berada dekat sekali dengan wajahnya. Yasmin refleks memutar badan lalu melompat turun dari atas tempat tidur.
Rex bergulir lalu tidur terlentang di sisi kasur yang tadi dipakai tidur oleh Yasmin.
Yasmin berjalan ke sisi tempat tidur yang lalin lalu dia naik kembali ke atas tempat tidur saat dia mendengar suara isak tangis. Gadis itu duduk bersimpuh saat Rex meringkuk seperti udang dan isak tangis Rex semakin keras.
"Apa dia mimpi buruk sampai menangis seperti itu?"
"Mama.....Mama.......jangan tinggalkan Rex!" Rex menggeser badannya lalu meletakkan memeluk paha Yasmin.
Yasmin terkejut bukan main dan saat gadis itu ingin menarik pahanya, Rex mengangkat kepala dan meletakkan kepalanya di paha Yasmin. "Mama..........jangan tinggalkan Rex!"
Karena merasa tidak tega dan dia juga bisa merasakan perasaannya Rex karena dia sendiri juga ditinggal oleh ibunya, maka Yasmin membelai pelan kepala Rex sambil berkata, "Jangan menangis! Mama di sini. Cup, cup, cup.....bobok yang manis, ya"
Lambat laun suara isak tangis Rex mereda lalu hilang diganti dengan dengkuran halus. Namun, tangan Rex memeluk paha Yasmin lebih erat.
Yasmin memandangi wajah Rex, "Dia lucu banget kalau tidur seperti ini. Kayak anak kucing takut kehilangan emaknya, hihihihi. Kasihan juga dia sampai kebawa mimpi saat dia merindukan mamanya" Yasmin kemudian pelan-pelan memindahkan kepala Rex ke bantal karena kakinya mulai kesemutan.
Lalu, tidak begitu lama Yasmin pun tertidur lelap.
Rex membuka matanya dengan berat. Dia merasa lelah pagi ini dan saat dia ingin menggerakkan tangan kanannya.
Rex membeliak kaget dan membatin,
Kenapa tanganku tidak bisa diangkat dsn rasanya kesemutan? Apa aku kena stroke karena sering marah-marah?! Hah?! Stroke?! Rex semakin panik menggerakkan tangannya.
Rex menghentikan gerakan tangannya saat dia mendengar ada bunyi gumaman, "Yoga, jangan ambil bantalku! Aku masih ingin tidur sebentar lagi"
Dia tidur di lengan kananku? Wait! Kenapa aku bisa pindah tidur di sisi sini? Batin Rex heran.
Rex mencoba menarik tangannya dan dia merasakan jarinya digigit.
"Auw!" Refleks Rex menarik paksa jarinya.
Lalu terdengar gumaman Yasmin, "Mie ayam cekernya enak banget, nyam, nyam......yummy.....mantul!"
Rex mengulum bibir menahan tawa lalu dia teringat kalau kemarin dia dan Yasmin Ketiduran dan lupa belum makan malam. Rex bergegas bangun tidur kemudian masuk ke kamar mandi. Pria tampan itu bergegas melakukan ritualnya di kamar mandi kemudian bergegas ke dapur.
Suara Roy menyambut Rex, "Tumben bangun jam empat pagi"
"Ini masih jam empat pagi?" Tanya Rex.
"Iya. Memangnya Tuan muda tidak memencet tombol jam di......"
"Tidak sempat"
"Wah! Tidak sempat? Berarti Anda dan Non Yasmin sudah......"
"Ish! Apa?! Sudah apa?! Dasar mesum! Aku lapar"
Bi Ina, si kepala koki langsung menyahut, "Kita sudah siap memasak, Tuan muda. Anda ingin makan apa?"
"Om Roy, apa makanan kesukaan Yasmin?"
"Lho, kok, nanya saya? Saya, kan, bukan babenya Non Yasmin"
"Kamu mau mati, ya?!" Rex menggeram kesal.
"Maaf, Tuan Muda. Saya cuma bercanda, hehehehe"
Tentu saja Roy tahu semuanya tentang Yasmin karena dia sudah mengumpulkan semua informasi tentang Yasmin.
"Non Yasmin menyukai roti bakar gandum, nasi goreng sama telur mata sapi, jus mangga, jus strawberry, soto, bakmi goreng, ceker ayam, roti bolu kukus pandan, martabak asin, mendoan, dan baru itu info yang saya dapatkan dari adik laki-lakinya Non Yasmin"
"Buatkan semua yang disebutkan Om Roy!"
"Hah?!" Bi Ina ternganga kaget.
Roy ikut ternganga.
"Kenapa?"Rex mulai menautkan kedua alisnya.
Bi Ina sontak menyahut, "Baik, Tuan muda. Kami akan masak semua makanan yang disebutkan oleh Tuan Roy tadi"
Roy mengucapkan kata maaf tanpa suara ke Bi Ina dan Bi Ina hanya bisa mendelik kesal ke Roy.
Sedangkan Rex asyik membatin, cih! Kemarin kamu bilang aku ini T-Rex, lalu kamu apa, hah?! Gigit jari orang seenaknya. Kamu itu yang T-Rex, cih!
Roy kemudian menoleh ke Rex, "Kenapa Tuan muda senyum-senyum sendiri?"
Rex mengabaikan Roy dan memutar badan. Pria tampan itu bergegas kembali ke kamarnya.
Roy menatap punggung Rex dengan heran sambil menggelengkan kepala.
"Eh, kenapa Tuan muda tertawa sambil menggoyangkan jari telunjuknya ke atas?" Roy mengerutkan kening dan memiringkan kepalanya melihat tingkah aneh tuan mudanya.
Rex masuk ke kamarnya dan bertanya, "Kamu masih tidur?"
Hening. Tidak ada sahutan dan Rex melanjutkan langkahnya ke ranjang.
Masih terdengar dengkuran halus dan Rex terkikik lirih lalu naik ke ranjang. Pria tampan itu meraih kepala Yasmin lalu meletakkan kepala itu ke atas lengannya. Setelah terkikik lirih, Rex berteriak kencang, "Aduh! Siapa yang berani menindih lenganku!" Rex menggerak-gerakkan lengannya cukup keras.
Yasmin refleks mengangkat kepalanya sambil mengucek mata dan menggeram, "Yoga, kenapa kamu berisik banget pagi ini"
"Berani sekali kau sebut nama pria lain di ranjangku, hah?!" Teriak Rex kesal sambil bangun.
Yasmin sontak membuka lebar-lebar kedua matanya dan langsung menutup mulutnya yang ternganga lebar saat dia melihat ada Rex Hudson di depannya.
"Kenapa diam?"
"Maafkan saya, Tuan. Saya tidur terlalu lelap dan saya......saya........"
"Pijat tanganku sekarang juga!"
Yasmin melirik jam dinding dan mewek, masih jam empat pagi ini, hiks, hiks, hiks.
"Buruan!"
"I.....iya, Tuan" Yasmin raih tangan Rex dan memijatnya sangat keras karena kesal dibangunkan jam empat pagi dan dibentak-bentak.
"Aduh! Kau mau patahkan tanganku, ya?! Kalau sampai tanganku patah maka aku akan patahkan semua tangan keluargamu"
"Ah, maaf. Saya belum pernah memijat siapapun sebelumnya, maaf kalau terlalu keras. Segini cukup, Tuan?"
"Hmm" Sahut Rex dengan wajah dingin, tapi di dalam hatinya, pria tampan itu tertawa ngakak membayangkan wajah kesalnya Yasmin.
"Sudah cukup!" Rex menarik tangannya lalu dia mengarahkan telunjuknya ke depan, "kamu harus mencium telunjukku!"
"Kenapa saya harus mencium telunjuk Anda?"
"Karena kau menggigitnya tadi pas kamu ngigau"
"A.....apa? Mana ada saya ngigau? Mana buktinya?"
"Telunjukku masih nyeri. Pasti merah, kan?"
"Iya"
"Nah, itu buktinya kalau kamu menggigit telunjukku. Sekarang cium!"
"Tidak mau! Bisa saja telunjuk Anda merah karena terjepit pintu atau apa"
"Tidak mau? Aku akan panggil Vektor untuk menelepon Om Roy"
"Vektor? Siapa Vektor?"
"Robot yang aku program sendiri"
Yasmin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan dia menemukan robot kecil berbentuk anjing.
Oh, itu si Vektor. Lucu banget, sih. Batin Yasmin.
"Untuk apa Anda menyuruh Vektor menelepon Pak Roy?"
"Supaya Om Roy melumpuhkan perusahaan Ayah kamu. Hei, Vektor! Calling Roy and......"
Cup! Yasmin langsung menggenggam telunjuk Rex dan menciumnya.
Seketika itu juga wajah Rex memerah parah.
