Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26.
Aleena mendekati mantan mertuanya, yang masih terhuyung tidak percaya, ternyata Aleena benar-benar mampu membeli pakaian rancangan Marci.
"Bagaimana Nyonya besar Anderson? sekarang anda harus menepati janji, berlutut memohon maaf padaku!" Aleena tersenyum lucu melihat wajah Novita, yang jelas sekali terlihat begitu shock.
Novita tidak menduga, ternyata setelah Aleena bercerai dari putranya, Aleena menemukan seorang pria kaya raya.
Aleena mengulurkan jemarinya ke depan Novita, memperlihatkan cincin pernikahannya.
"Aku wanita baik-baik, dan aku menikah dengan pria baik-baik juga, pria yang sangat mencintaiku, dia memberikan perhatian dan tanggung jawab, sebagai suami yang seharusnya!" kata Aleena membanggakan suaminya, sebagai pria sejati.
Mata Novita nanar menatap jemari manis Aleena. Tampak melingkar cincin berlian, yang sangat indah.
Rina yang terduduk di dekat Novita, juga ikut memandang jemari Aleena.
Dan matanya juga nanar memandang tidak percaya, melihat cincin berlian tersebut.
Rina dan Novita tahu, selama menikah dengan Alan, Aleena tidak pernah mengenakan cincin pernikahan yang begitu mahal.
Saat memasuki Mansion Anderson, Novita mengambil semua barang berharga Aleena, bahkan cincin pernikahan Aleena ia ambil.
Setelah memamerkan cincin pernikahannya, yang terlihat begitu indah, siapa pun akan dapat menebak, kalau cincin berlian, yang melingkar di jemarinya pasti sangat mahal.
Dengan senyum kemenangan, Aleena kembali mengatakan kepada Novita, untuk meminta maaf padanya.
"Ayo! siapa tadi yang bicara arogan, dan menganggap remeh padaku! cepat! minta maaf dengan suara kencang!!" ujar Aleena mulai menaikkan volume suaranya.
Beberapa pelanggan, yang tadi memperhatikan pertikaian Aleena bersama Rina, Novita dan Pegawai butik, mulai berkumpul melihat mereka semakin dekat.
Raut wajah Novita dan Rina berubah memerah menahan malu, melihat mereka menjadi bahan tontonan.
"Cepat!!" hardik Aleena.
Ia berdiri di depan dua wanita, yang selama ini menindasnya, dengan tatapan dingin yang mendominasi.
Dengan ragu-ragu, ke dua wanita itu perlahan bergerak, dan mereka kemudian mulai berlutut di depan Aleena, dan Asisten Aleena, serta Bodyguard, yang berdiri di belakang Aleena.
Novita mengepalkan tangannya dengan erat, ia sangat malu sekali bisa berakhir seperti ini.
Niat hati ingin melihat pakaian edisi terbatas, bukan untuk berlutut meminta maaf, pada wanita yang tadinya adalah menantunya.
"Kamu benar-benar kejam, Aleena!!" geramnya menahan rasa malu.
"Kejam? siapa tadi yang mengatakan, kalau aku tidak sanggup membayar pakaian yang ku beli, aku harus merangkak keluar dari butik ini?" tanya Aleena tersenyum lucu mendengar perkataan Novita.
Novita terdiam, ia semakin mengepalkan tangannya.
"Kalau kamu merasa malu, jangan terlalu sombong, dan menganggap rendah orang lain, yang belum tentu bisa kamu kalahkan!" ujar Aleena menasehati mantan mertuanya tersebut.
Wajah Novita semakin memerah, ia tidak menyangka bisa di permalukan mantan menantu, yang dulunya ia tindas dengan kejam.
Dengan hati yang berat, ia perlahan membuka mulutnya, dan mulai mengucapkan permintaan maafnya.
"Ma.. maafkan aku, aku te.. telah salah, ma.. maaf" suara Novita bergetar menahan malu, dengan suara yang pelan.
"Apa? aku tidak dengar!" Aleena mencondongkan telinganya ke depan, untuk mendengar ucapan maaf Novita.
"Maaf" suara Novita tetap saja lemah.
"Apa kalian mendengar apa yang di katakan Nyonya ini?" tanya Aleena kepada beberapa pelanggan butik, yang melihat ke arah mereka.
"Tidak!" jawab mereka.
"Nah, mereka saja tidak dengar apa yang kamu ucapkan!" Aleena semakin tersenyum lebar, merasa sangat puas dengan sikapnya yang keren.
Ia bisa terlihat begitu menakutkan di depan mantan mertua, dan mantan adik iparnya tersebut.
"Maaf!" akhirnya Novita mengeluarkan suaranya, dengan perasaan yang semakin malu.
"Kurang kencang, lebih keras lagi! jangan hanya memarahi orang saja, suaramu terdengar begitu kencang!" Aleena semakin tersenyum melihat tangan Novita yang terkepal dengan erat.
"Maaf, aku telah salah, maaf!!" Novita menundukkan kepalanya dalam-dalam, sembari menahan malu, ia pun meninggikan nada suaranya.
Aleena menutup mulutnya ingin tertawa, pemandangan Novita yang berlutut, sangat lucu sekali, terlihat gemetar menahan malu.
"Kamu! kenapa tidak minta maaf!!" sahut Aleena dengan suara galak kepada Rina, yang sedari tadi diam saja.
"Ma.. maaf" Rina juga sama seperti Novita, merasa sangat malu meminta maaf, pada mantan kakak iparnya, yang tadinya suka ia tindas.
Pemandangan mereka berdua dengan Ibunya, sama seperti Aleena dulu, saat mereka perlakukan dengan kejam di Mansion Anderson.
"Terlalu pelan, yang lain tidak dengar!!" Aleena semakin terdengar begitu galak.
"Maaf, maafkan aku!" Rina menaikkan nada suaranya, tapi tidak sesuai dengan yang diinginkan Aleena.
"Kurang kencang! jangan hanya saat menindasku saja, suaramu terdengar begitu kencang!!" Aleena semakin terlihat galak, membuat Rina mengetatkan gerahamnya dengan erat.
"Maaf!!"
Akhirnya dengan menahan rasa malu, dan kesal, Rina pun mengucapkan kata maafnya dengan suara kencang.
"Bagus! lain kali, jangan terlalu arogan, ingat itu!!" kata Aleena dengan galak, lalu memandang Pegawai butik.
Telunjuk Aleena terangkat menunjuk Pegawai tersebut, "Kamu, tadi sudah dengar apa yang di katakan manager mu, cepat menyerahkan surat pengunduran dirimu, kamu di pecat!"
Kemudian Aleena pun meninggalkan butik bersama Asisten, dan Bodyguard nya, dengan perasaan yang begitu puas.
Bersambung.....
legaaaa.....
mngkn abis ni,alan ga bkln bs mnikmti indhnya dnia lg....mnding kl end,kl cma d bkin ccat gmn???
eh tapi punya cabay, katanya pamali harus amit-amit /Chuckle/