Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 33 - Gadis Yang Spesial
Rilly mengunci pintu rumahnya dan hendak segera masuk ke dalam kamar. Pikirannya penat, hatinya begitu lelah. Andai tidak memikirkan seluruh keluarganya, rasanya lebih baik Rilly mati saja saat ini.
Dia sudah lelah dengan semua yang terjadi. Berteriak pun rasanya percuma, tidak akan ada satu orang pun yang peduli.
Namun langkah kaki wanita itu seketika terhenti saat melihat sesosok pria berdiri tepat di hadapannya, berdiri di ambang pintu antara ruang tengah dan ruang tamu.
Ternyata Liam sudah ada di rumah ini sebelum dia pulang. Rilly tidak heran bagaimana Liam bisa masuk, bukankah pria itu selalu melakukan apapun yang dia inginkan tanpa peduli orang lain?
Sesaat tatapan keduanya bertemu, namun kemudian Rilly memilih acuh dan kembali melanjutkan langkah.
"Minggir," ucap Rilly dengan suaranya yang terdengar dingin.
Liam datang hanya untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik, dan melihat betapa berantakannya Rilly dia bisa bernafas lega. Zeon dan seluruh anggota Darkness jelas akan mempercayai sandiwara Rilly sebagai Airish.
Karena Liam hanya diam dan tak menyingkir, Rilly kemudian melanjutkan langkah dan menabrak sebagian tubuh Liam. Dengan acuhnya, Rilly pergi begitu saja.
"Hei, aku ingin bicara," ucap Liam.
Rilly tidak mau dengar, dia tetap masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan kuat.
Brak!
"Cih! Sudah aku katakan untuk berhenti menggunakan hati, tapi ternyata kamu tetap melakukannya!" ucap Liam dengan suara yang cukup tinggi, karena itulah meski pintu Rilly tertutup namun wanita itu masih mampu mendengar ucapan Liam.
Di dalam kamarnya sana, Rilly tidak menangis lagi, kedua matanya seketika mengering saat melihat Liam. Bukan rasa sedih yang saat ini mendominasi, tapi rasa amarah.
Rilly coba tak peduli pada ucapan Liam, tak perduli apa yang dilakukan oleh pria itu. Rilly tidak menganggap keberadaan Liam di sana.
Gadis itu, bahkan langsung tidur dan coba melupakan malam yang begitu kelam ini.
Rilly bahkan tidak tau kapan dan bagaimana Liam keluar dari rumah tersebut.
Pagi datang.
Zeon dan Dom sudah berada di depan rumah kontrakan Airish. Percintaan semalam tidak akan pernah bisa Zeon lupakan, Airish seperti oasis di gurun pasir baginya.
Dia butuh Airish untuk jadi pendamping, karena hanya Airish lah yang mampu memberinya kepuasan. Zeon tidak sadar bahwa itu hanyalah halusinasi, kenapa dia begitu puas? karena apa yang terjadi seperti yang dia bayangkan selama ini.
Indah sekali.
Sampai rasanya Zeon ingin mengulanginya terus.
Tok tok tok! Zeon mengetuk pintu rumah itu dengan tidak sabaran, andai diketukan ketiga Airish tidak membuka pintu rumahnya maka dia tak akan segan untuk mendobrak.
Dan benar saja, bahkan sampai 4 kali Zeon mengetuk pintu rumah itu nyatanya Airish tak kunjung membukanya.
Lantas tanpa pikir panjang, Zeon segera mendobraknya hanya dengan satu kali tendangan. Bukan hal yang sulit baginya untuk mencari informasi tentang Airish, karena itulah kini dia sudah berada di sini.
"Ahk!" pekik Rilly saat mendengar pintu rumahnya didobrak. Dia akan bersandiwara merasa ketakutan di ruang tengah.
Kedatangan Zeon dan Dom pagi ini sudah ada di dalam rencana Rilly dan Black Venom.
"Jangan Tuan! aku mohon ampuni aku!" mohon Rilly, dia mulai menangis dan bersimpuh di lantai saat melihat Zeon dan Dom masuk.
Sungguh, Zeon tak kuasa melihatnya. Dia tau pasti telah sangat menyakiti Airish semalam, karena wanita itu masih perrawan dan dia bermain begitu kasar.
Ya, di dalam fantasi Zeon dia selalu ingin merasakan bercinta dengan seorang gadis yang masih succi. Kejadian semalam hanyalah halusinasi, karena itulah Zeon merasa dia sedang bercinta dengan gadis yang masih succi.
"Tidak Airish! sekarang kamu adalah wanita ku! ikut aku!" jawab Zeon.
"Jangan! aku tidak mau jadi pelampiiasan hasrat Anda Tuan! lebih baik aku mati saja!" Rilly mulai bersikap frustasi.
"Tidak tidak! No! kamu tidak akan mati, kamu adalah wanita ku! aku janji Airish, aku akan memperlakukan mu dengan sangat baik. Jadi sekarang ... ayo ikut ke rumah ku," balas Zeon, dia bahkan menyentuh Airish dengan begitu lembut, memperlakukannya seperti barang yang sangat berharga, seolah tak ingin pecah.
Sungguh, Zeon tak ingin kehilangan satu-satunya wanita yang bisa memberikannya kepuasan.
Airish adalah gadis yang spesial.