Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Lanjut
Wildan tak kuasa menolak ciuman Aleta. Ciuman yang begitu panas hingga membuat dia ikut bergerak liar. Pupus sudah keinginan Wildan untuk menyimpan ciuman pertamanya, karena Aleta jelas sudah merampasnya sekarang.
Sambil terus saling bergulat lidah, Aleta lepas kaos baju Wildan. Mereka berhenti berciuman sejenak karena Wildan harus mengeluarkan bajunya dari kepala. Selepas itu selesai, mereka lanjut berciuman.
Terdengar suara kecup mengecup yang memecah kesunyian. Wildan dapat merasakan gunung kembar Aleta menempel ke dadanya. Itu membuat dirinya semakin terbakar gairah.
Namun tiba-tiba saja menghentikan ciuman yang terjadi. Dia tersenyum sampai memperlihatkan giginya. "Maaf sudah merampas ciuman pertamamu..." ujarnya.
"Maka dari itu, kau harus membayarnya," balas Wildan.
Tanpa diduga Aleta memberikan reaksi berbeda. Dia berucap, "Masa? Tapi aku wanita bayaran loh. Kalau kau mau begitu, bayarlah!"
Wildan terperangah mendengarnya. Jadi tujuan Aleta menggodanya hanyalah demi uang.
"Kau sebaiknya keluar. Aku nggak bakalan buang-buang uangku untuk melakukan itu," tegas Wildan sembari memungut kaos bajunya yang ada di lantai.
Aleta merebut kaos baju Wildan. Dia kembali membuangnya ke lantai. Aleta mencoba mencium bibir Wildan lagi.
"Apaan sih! Kenapa kau memaksa?" Wildan otomatis menolak. Mengingat Aleta menginginkan bayaran darinya.
"Oke, oke. Kau tidak usah bayar!" Aleta mengalah.
"Kenapa?" sahut Wildan.
"Karena kau tampan. Jarang-jarang aku bercinta dengan cowok tampan. Semuanya rata-rata Om gendut dan tua," jawab Aleta. "Bagaimana? Apa kau mau lanjut atau tidak?" tanyanya.
"Kau tidak akan meminta bayaran kan?" Wildan memastikan.
"Ayolah. Apa kau tidak percaya? Kalau kau setuju lanjut, lepas celanamu. Tapi kalau tidak, ambillah kembali kaos bajumu," tanggap Aleta.
Wildan sebenarnya ingin pulang saja. Apalagi setelah mendengar Aleta menuntut bayaran kepadanya. Namun jujur saja, dia merasakan gairahnya masih tak terkendali. Juniornya yang masih menegang bahkan belum teratasi. Terlebih Aleta masih dalam keadaan telanjang bulat berdiri di hadapannya.
Benar saja, Wildan memilih melepas celana. Kini tubuhnya bugil seperti Aleta.
Aleta tersenyum menyaksikan tampilan polos Wildan. Tanpa basa-basi, dia dan Wildan kembali berciuman panas. Kali ini tangan mereka saling menelisik lekuk tubuh satu sama lain.
"Mmmph..." Keduanya saling bergumam nikmat. Sampai akhirnya penyatuan pun dilakukan.
Untuk kali pertama, Wildan menggoyangkan pinggulnya dengan gagah untuk seorang wanita. Ulahnya itu sukses membuat Aleta mendesah-desah.
...***...
Di rumah sakit, sejak tadi Nia tidak bisa tidur. Entah kenapa dia terus mencemaskan putra sulungnya. Ia takut sesuatu hal buruk terjadi pada Wildan. Apalagi sekarang waktu sudah menunjukkan jam 12 malam, dan belum ada kabar dari Wildan. Padahal biasanya anak sulungnya itu selalu memberitahu jika akan pulang terlambat.
"Maaan..." Nia memanggil Arman. Berulang kali dia panggil putra keduanya itu.
Arman yang tertidur lantas terbangun. Buru-buru dia hampiri sang ibu.
"Kenapa, Bu? Apa Ibu butuh sesuatu?" tanya Arman.
"Coba telepon abangmu. Kenapa belum juga kembali ke sini dia?" ujar Nia dengan pengucapan yang kurang jelas akibat struknya.
"Iya, Bu." Arman langsung menurut. Dia segera menghubungi Wildan. Akan tetapi panggilannya tidak di angkat. Bahkan saat dirinya sudah menelepon berulang kali.
"Bagaimana?" tanya Nia yang penasaran.
Arman menggeleng. Namun dia segera menenangkan sang ibu.
"Mungkin Bang Wildan lagi ada kerjaan, Bu. Kan Ibu tahu kalau Bang Wildan punya banyak kerjaan," ucap Arman.
"Kau benar." Nia mencoba mempercayai ucapan Arman.
"Ibu sebaiknya tidur aja. Nanti kalau Bang Wildan datang, aku bangunin Ibu," tutur Arman. Setelah memastikan Nia terpejam, dia beranjak keluar kamar.
Mengetahui sang kakak tidak menjawab telepon, Arman jadi cemas. Dia terus menghubungi Wildan berulang kali.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣