Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 KMK
"ahhhh....kakek" aku menghampiri kakek dan langsung memeluk tubuh kakek. "kenapa gak bilang kalau kakek mau datang?,kenapa malah hubungi pak daniel?" tanyaku heran, masa ada kakek kandung malah hubungi orang lain saat dia berkunjung. "ekhmmmm...dahlia ini bukan kantor bisa jangan panggil saya pak?" protes pak daniel.
Ah..masa bodo dengan protes pak daniel. "Kakek kapan datang?kakek tinggal dirumah dahlia aja ya" ajakku agar kakek lebih dekat dengan mas roy.
"Kakek datang karena besok akan menemani kalian meninjau perkebunan milik orang tuamu" kakek menjelaskan tujuan kedatangannya yang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
"Terus, kenapa harus hubungi pak..eh kak daniel?" protesku gak terima, cucu kandung malah di anggap orang lain.
"Udah jangan kebanyakan protes, cepat makan jam makan siang sudah mau lewat" ih..suara ini lagi, gak bisa apa lihat orang lagi seneng gitu.
"Malam ini kakek tinggal dirumah dahlia ya, biar kakek lebih akrab sama suami dahlia" tawarku karena aku masih kangen dengan kakek.
"kakek tinggal sama nak daniel aja lia, kalau tinggal dirumahmu nanti roy curiga kalau sampai kakek ikut kamu dinas diluar kota" ah..bener juga ya kata kakek, sementara ini mas roy kan belum tahu identitasku.
"Tapi kakek bisakan makan malam dirumah dahlia?" tawarku, karena aku ingin kakek bisa menyukai mas roy. Aku tahu kakek masih kurang setuju dengan pernikahanku gara-gara ibu mertuaku yang gak suka dengan aku.
"Kakek akan makan malam dirumahmu asal nak daniel juga ikut, gimana?" kenapa harus ngajak pak daniel segala sih, kakek nih kakeknya aku atau pak daniel sih? Selalu bawa nama pak daniel.
"Kenapa harus dengan pak daniel sih kek? Pak daniel pasti sibuk gak ada waktu buat kerumah lia" aku berusaha agar pak daniel gak ikut, bisa-bisa kakek bukannya dekat dengan mas roy tapi malah bikin mas roy cemburu karena kakek lebih dekat dengan pak daniel.
"Tenang saja kek, saya hari ini sedang tidak sibuk jadi saya akan menemani kakek malam ini" ih..jawaban apa'an itu coba, bisa-bisanya sikapnya jadi manis kalau dihadapan kakek gini.
"kalau gitu kakek akan ikut kalian ke perusahaan jadi nanti pulang kerja kita bisa langsung kerumah dahlia, biar dahlia nanti yang akan memasakan buat kita, masakan dahlia lumayan enak" jawab kakek memutuskan tanpa minta pertimbangan aku.
Siang itu setelah makan siang kami bertiga kembali keperusahaan dengan menggunakan mobil pak daniel. Setibanya dikantor pak daniel langsung mengajak kakek masuk kedalam ruangannya. "Dahli hubungi suamimu, bilang kalau kakek akan kerumah kalian dan kamu gak perlu dijemput nanti biar bisa langsung berangkat dengan kakek dan nak daniel" kuturuti keinginan kakek dan segera menghubungi mas roy.
Aku ijin keluar untuk menghubungi mas roy. "assalamualaikum mas, maaf mas nanti dahlia gk oerlu dijemput ya, dahlia akan pulang dengan kakek, kebetulan kakek datang berkunjung sekarang kakek lagi ada di kantor"
"walaikumsalam sayang, oh gitu ya? Kalau gitu mas akan langsung pulang, nanti mas hubungi bu sri biar masak menu spesial buat kakek" jawab mas roy
"Gak perlu mas, kakek minta aku yang masak jadi nanti sekalian aku belanja waktu pulang kerja" ungkapku menjelaskan keinginan kakek lalu panggilan telpon berakhir dan aku kembali masuk ke dalam ruangan.
Rasanya hari ini bakalan melelahkan, bukan karena aku disuruh masak oleh kakek tapi aku udah bayangkan bakalan terjadi tanda tanya besar untuk mas roy, karena pak daniel yang akan ikut makan bersama kami. Alasan apa yang harus aku berikan kalau sampai mas roy bertanya nanti. Pusing deh...lagian kakek udah tahu cucunya udah nikah eh malah ngajak pria lain buat makan bersama.
Kutatap dua pria yang sedang asyik ngobrol di sofa, mereka terlihat sangat akrab, apa karena pak daniel itu asisten ayah ya jadi kakek bisa dekat dengan dia? Atau karena mereka berada di dunia bisnis jadi pembicaraan mereka bisa nyambung gitu.
"Dahlia, buatkan kopi untuk kami. dari pada kamu ngelamun seperti itu" suara bariton itu selalu membuatku terkejut.
"iya pak, kek dahlia tinggal dulu ya" pamitku sebelum meninggalkan ruang kerja. Pak daniel itu gak ada sungkannya ya nyuruh dihadapan kakek, kakek juga kenapa hanya senyum aja sih. Dengan perasaan sedikit kesal aku tetap membuatkan kopi untuk kakek dan atasanku dengan racikan seperti biasa.
Silahkan diminum kek, dahlia harap kakek suka dengan kopi buatan lia" kuletakan kopi di atas meja dan meminta kakek menilai kopi buatanku.
"Kopi buatanmu enak, pas dilidah kakek. Terimakasih ya sayang" kakek tersenyum puas setelah meminum buatanku, beda dengan sebelah kakek yang selalu mengkerut keningnya setiap minum kopi buatanku.
"Untuk besok, saya sudah menyiapkan vila untuk kita tempati, kebetulan vila itu saya beli beberapa tahun yang lalu karena ada seseorang yang sangat menyukai pemandangan disana"
"Apa ada orang spesial yang nak daniel sukai?" kakek apa'an sih tanya hal pribadi gitu.
"Sayangnya dia sudah memilih orang lain kek" pak daniel menundukan kepalanya saat mengucapkan hal itu, siapa kira-kira yang sangat dicintainpak daniel ya sampai terlihat sedih begitu.
"Tenang nak, wanita banyak diluar sana yang akan menyukai pria mapan seperti anda" kakek menepuk pundak pak daniel pelan.
"Hati saya sudah tertutup kek, saya sudah tidak berminat mencari penggantinya. Saya percaya kalau jodoh tidak akan kemana" jawab pak daniel optimis, lalu tersenyum ke arah kakek.
"Kakek akan sangat merestuimu jika hal itu sampai terjadi, tapi kakek minta jangan mengambil milik orang lain dengan cara yang salah biarkan takdir yang akan menentukannya, bersabarlah" ah...gak paham aku dengan arah pembicaraan mereka, kakek seolah tahu soal percintaan pak daniel padahal mereka belum lama saling mengenal.
"Pak saya ijin pulang lebih awal ya, mau belanja dulu buat makan malam" ijinku karena memang gak ada pekerjaan lagi yang harus ku kerjakan. "Kita pulang bersama, nanti saya temani ke swalayan untuk belanja"
"kakek setuju, nanti biar kakek dan nak daniel yang akan membawa hasil belanjaanmu" yah baiklah kalau kakek sudah bicara aku bisa apa, aku menganggukan kepala dan kembali duduk di meja kerjaku.
Yah alhasil kami belanja bertiga, gapapa deh belanja bareng gini kan aku bisa tahu kakek minta dimasakin apa. Ah..ternyata kakek suka aneka seafood sama seperti ayah. Jadi ingat dulu aku sering nemani ibu masak masakan keseka'an ayah. Mungkin lidah kakek juga sama seperti ayah jadi gak bakalan susah buat ngeracik bumbunya, sedangkan pak daniel lebih memilih sayuran gak heran sih badannya bisa bagus gitu. Ihh.. Mikir apa sih...ingat suami lia...