Oh My Boss 2 (Real Life)

Selamat membaca

*****

Azalea menopang wajahnya dengan satu tangan.

"Hei,"

Kanaya tertawa pelan, "Kenapa melamun seperti itu? Ada yang menganggu pikiranmu? Tidak baik bagi ibu hamil banyak melamun Lea."

Azalea memutar bola matanya malas, "Ck..stop menggodaku! Aku tidak hamil Nay!"

"Baiklah, jadi apa yang ingin kau ceritakan? Aku sampai minta izin pada bosku supaya bisa bertemu denganmu."

Azalea meremas jari-jarinya. Ia menatap ragu pada Kanaya. "Aku akan menceritakan sesuatu. Aku tidak berharap kau percaya, tapi aku ingin kau tahu apa yang terjadi padaku selama seminggu aku tidak sadarkan diri."

"Kau percaya perpindahan jiwa?"

"Hah?"

"Aku juga tidak percaya pada awalnya, tapi aku mengalaminya. Kau tau? Tiba-tiba saja aku terbangun di tubuh Auris. Cerita versi baru pada novel itu adalah alur cerita yang selama ini aku alami di sana. Aku kembali ke sini, karena di sana aku tertusuk pisau oleh Caramel, setelahnya benar-benar terbangun di rumah sakit saat itu."

Kanaya masih diam. "Aku tidak bisa mencerna ucapanmu dengan baik."

"Tidak masalah. Aku paham. Tapi ada sesuatu yang membuatku heran."

"Apa?" tanya Kanaya dengan wajah penasaran.

Azalea menghela napas pelan. "Apa kakakmu juga memiliki novel itu? Apa sebelumnya kakakmu memang menyukai novel?"

Kanaya mengerutkan keningnya. "Tidak. Setauku kak Allarick tidak memiliki memilikinya. Jika itu milikku tidak mungkin Lea, aku sudah memberikannya padamu. Lagi pula orang sepertinya tidak mungkin menyukai novel seperti itu."

"Satu lagi, sebagian latar seperti kediaman Alessandro sangat mirip dengan kediaman Maheswara. Bahkan sama persis. Aku sering merasa dejavu ketika berada di sana. Apalagi saat pertama kali memasuki rumah kalian," jelas Azalea. "Ini memang sulit dipercaya, tapi aku mengalaminya.

"Tapi bagaimana mungkin Lea? Bisa jadi itu hanya mimpimu saat kau tidak sadarkan diri selama seminggu itu," ucap Kanaya. "Tidak ada yang namanya pindah jiwa atau transmigrasi atau apalah itu. Mungkin kau sedang kelelahan kemarin."

Azalea menghela napas pelan. Sudah ia duga, Kanaya pasti tidak mempercayainya. Tapi mau bagaimana lagi? Apa yang ia alami memang sangat sulit untuk di percaya. Ceritanya sangat tidak masuk akal. Apa benar itu hanya mimpinya selama tidur panjang saat itu? Tapi...Jika memang begitu mengapa versi baru dari novel itu sangat mirip dengan apa yang ia alami di sana?

"Sudahlah Lea, tidak usah dipikirkan. lebih baik pikirkan bagaimana kehamilanmu itu menjadi kenyataan. Apa kau dan kak Al sudah melakukan 'itu'?"

"Sialan kau! Tidak sopan bertanya seperti itu!"

Kanaya tertawa lebar, "Iya..iyaa maaf. Aku kan hanya penasaran."

"Jika penasaran maka cobalah sendiri!" ketus Azalea. "Bisa-bisanya kau menanyakan itu padaku?! Aku saja terkejut saat dia membawaku untuk menikah. Secara mendadak aku menjadi istri kakakmu dan yang lebih gilanya oma mu mengetahuinya jika aku sedang hamil padahal tidak!"

Lagi-lagi Kanaya tertawa, "Salahkan Kak Al yang sangat pandai mengarang cerita."

"Ya, dia memang ahli membuat skenario!"

"Oma sudah membatalkan perjodohan kak Al dengan wanita itu. Tapi wanita itu tak terima dan mengancam akan merebut kak Allarick darimu."

Azalea menatap Kanaya, "Kau percaya padaku? Apa yang sudah menjadi milikku, tidak akan kubiarkan direbut oleh orang lain. Jika itu terjaid, aku akan merebutnya kembali sekalipun dia sudah usang!"

Kanaya tersenyum smirk, "Lalu bagaimana dengan Devano? Kau ingin merebutnya juga?"

"Kecuali pria modal tampang itu! Mereka cocok, satunya sampah yang satunya tempat sampah," balas Azalea membalas senyum Kanaya, "Mau membantuku?"

"Apa?"

"Kita ke apartemenku, aku ingin melihat apa yang mereka lakukan. Aku ingin dia pergi dari sana tanpa membawa apapun. Karena seluruh barang ia pakai adalah milikku!" tegas Azalea menatap lurus ke depan. "Kakakmu sudah berjanji padaku untuk melindungi dengan kekuasaanya, maka kali ini aku tidak akan segan membuat sepasang kekasih itu hancur."

Kanaya bertepuk tangan. "Wah! Kakak iparku cerdas sekali!"

"Apa kakakmu pernah dekat dengan seorang wanita?"

Kanaya menggeleng, "Aku rasa tidak. Apalagi setelah dia mengalami kecelakaan dua tahun lalu. Katanya dia ingin mencari gadis yang menolongnya waktu itu."

"Oh ya?"

"Iya. kau sendiri bagaimana? Apa ingatanmu selepas kecelakaan itu sudah kembali?"

Azalea menggeleng. "Belum. Aku masih tidak mengingat apapun."

"Yaah...padahal itu sudah setahun yang lalu."

Azalea mengedikkan bahunya acuh. ia sendiri mencoba mengingat, namun nihil. Tidak ada ingatan yang kembali. Semua memori terisi dengan ingatan-ingatan setelah ke kecelakaan. Namun untuknya ia masih mengingat orang tuanya dan Kanaya saat itu.

"Jika ingatan mu sudah kembali, ceritakan padaku tentang pria itu."

Azalea mengerutkan keningnya, "Pria siapa?"

"Sebelum kecelakaan kau ingin menceritakan sesuatu padaku. Garis besarnya kau bilang kau ingin menceritakan pria tampan yang sempat kau tolong waktu itu. Tapi sayangnya, kau bahkan belum menceritakan secuil pun padaku. Kau lebih dulu mengalami kecelakaan dan berakhir lupa ingatan. Untung kau masih mengingatku!"

*****

Aku up 3 part dulu ya

Kalau alurnya ga nyambung, nyambungin aja ya ges..aku lagi buntu ide buat alur😭😭😭

Pokokny ya terimakasih sudah membaca para pembaca kesayangan ku! 🫶🫶🫶🫶🫶

Semoga tetap suka dan jangan lupa, like, komen dan vote, sama hadiahnya dong😁😁😉

Salam manis dari aku...

Utii😉