Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 Ulang tahun Raya
Ulang tahun Raya dan Tangisan pilu Rana
Setelah semua persiapan ulang tahun Raya selesai Rana dan bik Marmi juga Art yang lain berganti pakaian
Rana juga memakai baju seragam para pelayan
Pukul delapan malam para tamu undangan sudah banyak yang datang dan memenuhi gedung tempat perayaan ulang tahun Raya
Rana dan para pelayan lain sibuk menyiapkan minuman
Keluarga besar dari ayah dan ibunya sama sekali tidak menghiraukan Rana
"eh ngomong ngomong di biang kerok mana ya!?" tanya badar sepupu Rana anak dari adik nyonya Sania
"iya tumben dia nggak buat kekacauan biasanya dia akan ngintilin kita merengek ingin juga di berikan hadiah karena dia juga kan ulang tahun " sahut zaky kakak sepupu Raka anak dari kakak tuan Jhonatan
Raka dan Rama hanya mengedikkan bahunya tanda tidak peduli
"tapi nggak ada si pembuat onar acara Ultah Raya kali ini pasti tenang dan berjalan lancar deh" ucap Sinta adik dari Zaky
"Sudah ah membahas di biang kerok mending kita kedepan tuh acaranya sudah mulai" ucap Rasyi anak angkat nenek Rana
"iya bener ayo kedepan " jawab Zaky
Mereka pun berjalan kedepan dan mendekati Raya yang berdiri di belakang sebuah kue ulang tahun yang sangat cantik dan tinggi
Suara lagu ulang tahun terdengar meriah di sertai teluk tangan para tamu undangan
Rana memperhatikan semuanya dari sudut ruangan
Sesekali tersenyum melihat kemeriahan dan kehangatan di pesta itu
Rana pun sesekali menyeka sudut matanya yang berair
"neng,makan dulu yuk" ucap bik marmi mengajak rana makan
Bik Marmi hanya ingin Rana mengalihkan perhatiannya
"rana belum lapar bu" jawab rana
"ya sudah kalau neng nggak mau makan ibu dan bapak juga nggak makan nanti kita makan di rumah" ucap bik marmi
Rana menatap wajah lelah wanita paruh baya yang selalu menyayanginya itu
"baiklah bu ayo kita makan" jawab rana pada bik Marmi
Bik marmi pun menggenggam tangan putri angkatnya itu menuju taman yang ada di samping hotel
Pak joko sudah ada di sana menunggu mereka
"ayo sini nak kita makan dulu, bapak sudah sangat lapar " ucap pak joko
Rana tersenyum pada pak joko dan berjalan mendekati pak joko lalu duduk di kursi panjang dekat pak joko begitu juga dengan bik marmi
mereka menikmati makanannya dengan canda tawa
Tak terasa makanan mereka habis tanpa sisa
Bik marmi dan pak joko saling tatap dan melemparkan senyum
Sedangkan di tempat di adakannya pesta Raya sedari tadi celingak-celinguk seperti mencari seseorang
"kamu cari siapa sayang !?" tanya nyonya Sania
"kak Rana mana ma!?" tanya Raya karena merasa ada yang kurang
Setiap ulang tahunnya di rayakan Rana pasti akan selalu ada di sampingnya bersorak heboh dan selalu merengek meminta ulang tahunnya pun dirayakan meriah
Tapi kali ini sedikit pun rana tidak terlihat di dekat Raya
Rahardian yang juga baru menyadari jika adik ketiganya itu sedari tadi tidak terlihat juga merasa ada yang kurang
"nggak usah di pedulikan sayang kan bagus dia nggak ada di sini mengacaukan acara ulang tahun kamu" sahut nenek sita ibu dari nyonya Sania
"iya benar kata nenek kamu nggak usah memikirkan dia kalau dia ada disini pasti jadi kacau,mama muak dengar rengekannya kayak anak kecil aja" sahut nyonya Sania
Raya pun akhirnya mengangguk dan melanjutkan acara ulang tahunnya walaupun sesekali mengedarkan pandangannya berharap kakak ke empatnya itu ada di sana
Raya tidak pernah keberatan jika kakaknya itu selalu merecoki acara ulang tahunnya karena Raya tau ulang tahun sang kakak tidak pernah sekali pun di rayakan oleh kedua orang tuanya
Walaupun kakaknya itu merengek-rengek sampai menangis-nangis tapi tak seorang pun yang memperdulikannya dan akan kena marah bahkan cubitan dari sang mama dan nenek
Semua orang akan mengatainya si biang kerok dan pembuat onar
Tapi di ulang tahunnya kali ini tak ada drama dari sang kakak
Rahardian berjalan keluar dari dalam gedung tempat pesta di adakan dia ingin mencari angin
Sedangkan di taman dimana Rana dan kedua orang tua angkatnya berada
"bu pak Rana ingin Tanya boleh!?" ucap Rana
"bertanyalah nak kalau bapak dan ibu bisa menjawabnya pasti kami akan jawab " jawab pak joko
Rana tersenyum pada mereka
"pak bu sebenarnya Rana anak siapa!? Trus kenapa Rana ada dalam kartu keluarga bapak dan ibu " tanya Rana
pak joko dan bik marmi terkejut mendengar pertanyaan Rana
kedua paruh baya itu saling tatap lalu menghirup udara sebanyak-banyaknya
" dulu saat usiamu lima tahun dan non Raya berusia empat tahun
kalian bermain di taman depan mansion
kalian bermain sepeda tanpa sengaja non Raya terjatuh dan membuat tangan Non raya patah
Tuan dan nyonya marah besar dan menghukum neng, menampar neng Rana dan mengurung neng di dalam gudang padahal tuan dan nyonya tau jika non Rana Takut kecoak
Hingga ke esokan harinya ibu membuka gudang dan mendapati neng Rana Tidak sadarkan diri dan badan neng Rana demam tinggi
waktu itu ibu dan bapak langsung membawa neng rana ke rumah sakit tapi karena harus mendaftarkan Administrasi jadi waktu itu bapak memakai kartu keluarga dan Ktp kami
Ibu menelpon tuan dan nyonya untuk mengatakan jika neng rana masuk rumah sakit namun mereka meminta ibu dan bapak mengurus semuanya dan bapak sempat meminta kartu keluarga mereka dan mengatakan jika kami pakai kartu keluarga kami saja dan mulai saat itu semua berkas neng rana atas nama kami sebagai orang tua
Sampai neng Rana masuk sekolah pun kami yang mengurus semuanya karena waktu itu tuan dan nyonya sedang di luar negeri berlibur bersama saudara neng rana yang lainnya " cerita Bik Marmi
"hehehe hanya karena kesalahan sekecil itu aku di buang oleh mereka !? Hiks hiks hiks "ucap Rana Air matanya sudah jatuh membasahi pipinya dadanya terasa sesak
Bahkan Rana memukul-mukul Dadanya untuk mengurangi rasa sesaknya itu
"kenapa jadi begini, keluarkan semuanya nak jangan kamu tahan
Keluarkan semua beban berat yang mengganjal dalam dadamu nak tapi setelah ini kamu jangan menangis lagi
Bapak tidak sanggup melihat kamu seperti ini nak
Anggap saja kamu ini orang lain untuk mereka nak, anggap saja kamu tidak punya hubungan apapun dengan mereka dan seharusnya memang seperti itu kan.....!? Kamu sama sekali tidak pernah terdaftar dalam kartu keluarga mereka bahkan akte kelahiranmu pun kamu itu anak bapak dan ibu jadi jangan menyiksa diri mu seperti ini
Masih ada bapak dan ibu yang akan selalu ada untukmu " ucap pak joko mencoba menenangkan putrinya itu
Rasa sayang pak joko begitu besar pada Rana
Bik Marmi sudah sesegukan sejak tadi saat melihat reaksi Rana setelah dia menceritakan semuanya