Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
23.tak terdaftar dalam kartu keluarga
Dua hari kemudian Rana sudah mulai kembali ke sekolah seperti biasanya
Keyla menjemput Rana karena hari ini pesanan teman-teman rana juga lumayan banyak karena beberapa hari Rana tidak menerima pesanan karena sedang sakit
"Hai rana bagaimana keadaan kamu !? Maaf ya nggak sempet menjenguk "ucap Desi pada rana saat rana baru duduk di tempat duduknya teman-temannya mengerumuninya dan mengucapkan kata maaf karena mereka tidak sempat datang menjenguk
Karena hanya sebagian saja yang datang kerumah sakit menjenguk Rana
Rana tidak marah karena Rana memakluminya mereka punya kesibukan mereka Masing-masing
"nggak apa-apa, terimakasih teman-teman sudah mengkhawatirkan ku" jawab rana menampilkan senyum terbaiknya
saharian mereka belajar hingga kini jam menunjukkan pukul dua siang dan sudah waktunya mereka untuk pulang
Bel pulang yang mereka tunggu telah berbunyi
"eh yang namanya Rania Nadhira yang mana!?" tanya Jaka menghampiri Rana dan teman-temannya yang baru saja keluar dari dalam kelas
"saya kak,ada apa ya !?" tanya Rana pada jaka
"oh kamu Ran !? pak andi ingin kamu ke ruangannya " jawab jaka
"untuk apa ya kak!?" tanya Rana.
"nggak tau juga ran coba deh kamu kesana aja biar nggak penasaran " jawab jaka.
"iya kak makasih ya " ucap rana tersenyum pada jaka
"iya sama-sama, kalau begitu saya duluan ya ran" ucap jaka sebelum meninggalkan Rana
"makasih ya kak" ucap rana
"oke "jawab jaka menyatukan jari telunjuk dan jari jempolnya membentuk huruf O
"key,les,ren aku ke ruangannya pak Andi dulu ya nanti aku nyusul kalian deh" ucap Rana
"iya ran " jawab mereka bertiga
Rana pun berjalan cepat menuju ruangan pak Andi sang operator sekolah mereka
tok tok tok
"assalamualaikum, permisi pak" ucap rana di depan pintu ruangan pak Andi
"masuk"jawab pak andi rana pun masuk kedalam ruangan pak andi
Di dalam bukan hanya pak andi ada beberapa staf dan juga siswa siswi yang mungkin sama dengan rana di minta untuk menghadap
"Permisi pak,ada apa ya pak memanggil saya" ucap rana
" Rania Nadhira ya!?" tanya pak Andi
"iya pak" jawab rana
"silahkan duduk nak" ucap pak Andi
Rana pun duduk di kursi yang ada di depan pak Andi
saat rana memperhatikan pak andi dan menunggu apa maksud pak Andi memanggilnya
Ponsel Rana berdering dan itu panggilan dari keyla
"pak saya permisi dulu mau angkat telpon sebentar " rana meminta izin pada gurunya itu
"iya silahkan nak" jawab pak Andi
"halo key ada apa!?" tanya rana
".............."
"iya aku kayaknya masih Lama deh" jawab Rana
"..............."
"iya nggak apa-apa biar nanti aku naik angkot pulangnya" ucap rana lagi
"................"
"nggak apa-apa key,santai aja
Kamu hati-hati ya pulangnya jangan ngebut-ngebut" ucap rana dan sambungan telepon mereka pun berakhir
Rana kembali duduk di hadapan pak Andi
"begini nak Rania bapak mau tanya apakah kamu keluarga dari prawira wangsa !? "Tanya pak Andi
"iya pak" jawab rana
"tapi nama kamu nggak terdaftar di kartu keluarga mereka nak" jawab pak Andi
Degg
"kok bisa begitu pak!? Di kartu keluarga yang saya kumpulkan kan ada nama saya pak" ucap Rana
"bapak juga tidak tau kenapa bisa seperti itu karena data kamu berulang kali bapak cek dan memang tidak terdaftar dalam kartu keluarga prawira wangsa nak" jawab pak andi meyakinkan rana
"mungkin saya harus bertanya pada orang rumah dulu pak" ucap rana menahan rasa sesak dalam hatinya
Karena namanya pun tak terdaftar dalam kartu keluarga , keluarga kandungnya lalu dimana nama rana !?
Pertanyaan itu yang berputar dalam kepala rana saat ini
"iya nak silahkan bertanya pada keluarga kamu dulu" jawab pak Andi
Rana pun berpamitan untuk pulang
"mungkin dia anak angkat keluarga prawira dan namanya belum di daftarkan kedalam keluarga kaya itu" gumam pak andi menatap punggung rana yang keluar dari ruangannya
rana berjalan gontai keluar dari sekolah, hatinya kembali tersakiti saat tau kenyataan bahwa namanya tidak didaftarkan dalam kartu keluarga papa dan mamanya
Rana terus berjalan,air matanya jatuh membasahi pipinya
hujan turun membasahi tubuh rana, langit seakan tau apa yang rana rasakan turut menangis dan merasa iba pada penderitaan rana
Rana berjalan sampai ke danau buatan tubuhnya sudah basah kuyup tapi Rana tidak peduli hatinya terlalu sakit mengetahui kenyataan itu
rana naik kejembatan yang ada di danau buatan itu
Kakinya naik ke pembatas jembatan lalu berteriak sekencang kencangnya berharap semua beban yang ada dalam hatinya hilang di bawa oleh air hujan
"aaaaaaaaaaaaa,aku benci kaliaaaaaannnnnnnnn apa salahku pada kaliaaaaaaannnnnn aaaaaaaaaaaa Hiks hiks hiks " suara teriakan rana teredam oleh suar hujan yang sangat deras
grepp
"bunuh diri tidak akan pernah menyelesaikan masalahmu" ucap seorang pria yang memeluk rana dari belakang
Pria itu menyangka rana akan bunuh diri karena patah hati putus dari kekasihnya
"apaan sih peluk-peluk,lepasin nggak !?" ucap Rana menepis tangan pria yang melingkar sempurna di perutnya
"kamu jangan berfikir pendek usia kamu masih muda,jalan kamu masih panjang jika hanya putus cinta kamu mau mengakhiri hidupmu kamu itu bodoh" ucap pria itu
Rana menatap pria itu
"putus cinta!?" tanya rana mengerutkan keningnya kepalanya miring menelisik wajah tampan yang ada di depannya
"sok tau kamu kak,siapa juga yang mau bunuh diri!!" ucap rana
"ya kamu, kalau tidak mau bunuh diri trus untuk apa kamu naik di pembatas jembatan itu lalu teriak-teriak seperti orang yang kurang waras!?" ucap pria itu masih dengan pendapatnya
"aku nggak mau bunuh diri,atau kakak yang mau bunuh diri makanya ada di sini hujan-hujanan seperti ini" ucap Rana
"dih ogah bunuh diri,aku tuh kesini cuman mau menenangkan diri dan menikmati hujan sendirian eh malah terganggu Dengan teriakan kamu yang nggak jelas" jawab pria itu
"Udah ah aku mau pulang " ucap rana lalu berjalan meninggalkan pria tampan itu
"cantik !!! tapi di matanya penuh kepedihan dan duka" ucap pria itu tersenyum menatap punggung rana yang semakin menjauh
dia pun berjalan menuju mobilnya dan pergi dari tempat itu
Di jalan dia masih melihat rana berjalan menyeret kakinya yang terasa berat
"apakah masalahnya begitu besar!?" tanya pria tampan yang bernama Kalingga dwi putra Brawijaya itu
Tin tin tin
"ayo aku antar nanti kamu sakit " ucap lingga menjalankan mobilnya perlahan di samping rana
"nggak usah kak biar aku jalan aja" Jawab Rana
"ayo masuk, hujannya semakin deras " ucap lingga tak menyerah tapi rana tetap menolak
lingga menghentikan mobilnya dan turun lalu manarik tangan rana dan memaksanya masuk kedalam mobilnya
Lingga tidak tau kenapa hatinya Sangat ingin membantu Rana
Rana tak lagi menolak dan masuk kemobil lingga
lingga memberikan jaket pada rana dan memakaikannya pada tubuh rana padahal tubuhnya juga basah kuyup
"Kak turunkan aku di ujung jalan itu aja ya" ucap rana saat sudah berada di kompleks perumahan tempat tinggal orang tuanya
"kenapa !? biar aku antar sampai rumah kamu apalagi sekarang masih hujan deras diluar " jawab lingga
"nggak apa-apa kak,saya takut nanti majikan ibu saya melihat bisa-bisa mereka marah" ucap Rana mencari alasan agar lingga tidak mengantarkannya sampai rumahnya
lingga tidak lagi membantah perkataan rana dan menurunkan rana di tempat yang rana tunjuk
"makasih banyak ya kak, sudah mengantarkan rana sampai di sini " ucap rana
"iya sama-sama " jawab lingga
"oh iya nama kakak siapa !? Aku Rania tapi orang sering memanggilku Rana" ucap rana memperkenalkan dirinya pada lingga
"Aku Kalingga tapi panggil aja lingga " jawab lingga
"sekali lagi makasih banyak ya kak lingga,rana pamit" ucap rana lalu turun dari mobil lingga
Rana berjalan di bawah guyuran hujan yang membasahi tubuhnya
Lingga tidak langsung pulang tapi mengikuti rana dari belakang
Lingga hanya ingin memastikan jika Rana sampai dengan selamat di rumah majikannya
"pak" panggil rana di depan gerbang keluarga prawira
Didalam pos pak joko dan mang kardi sedang ngopi
Pak joko mendengar suara rana langsung bangkit dari duduknya
"Ya Allah neng kok kamu hujan-hujanan pulangnya Sampai basah kuyup begini sih nak" ucap pak joko sambil berjalan membuka pintu gerbang dan memayungi rana
"mungkin itu bapak nya" ucap lingga diatas mobilnya saat melihat pak joko merangkul tubuh Rana yang tertutup jaket milik lingga
Rana lupa untuk mengembalikannya
Setelah merasa Rana sudah aman lingga meninggalkan tempat itu dan menuju rumah orang tuanya
pak Joko sama bi Marmi masyaallah baik banget selalu mengutamakan Rana bahkan pak Joko dan Marmi lebih sayang sama Rana ketimbang orang tua kandung Rana sendiri kok ada yah orang tua kaya gitu bahkan banyak kejadian orang tua membunuh anak kandungnya sendiri bahkan yg paling miris yg membunuhnya adalah ibu kandungnya sendiri miris banget