Derai Air Matamu
Rex Hudson tersenyum riang menuju ke sebuah restoran sambil membawa kotak kecil berisi cincin emas putih yang dia beli dari hasil jerih payahnya sendiri.
Rex Hudson ingin membelikan kekasihnya sebuah cincin yang diinginkan kekasihnya sejak setahun yang lalu. Demi cincin itu, Rex mau menerima pekerjaan menjadi private tutor anak dari tetangganya.
Saat pada akhirnya dia berhasil membeli cincin itu dari hasil jerih payahnya sendiri, tentu saja remaja itu terus mengulas senyum bangganya.
"Delia pasti suka sekali cincin ini" Ucap Rex sambil memasukkan kotak cincin ke dalam saku celananya dengan senyum lebar. Hati anak remaja yang masih berumur tujuh belas tahun itu membuncah bahagia kala dia membayangkan wajah kekasihnya saat menerima cincin pemberiannya nanti.
"Aku akan melamar Delia dengan cincin ini lalu akan menikah dengannya setelah lulus SMA nanti. Papa dan Mama pasti setuju karena Delia itu pintar, cantik, lembut, ramah, dan baik" Gumam Rex sambil mempercepat langkahnya memasuki restoran agar dia bisa segera bertemu dengan kekasihnya.
Rex menelepon Delia dan menyuruh Delia datang ke Restoran Rose jam lima sore dan dia akan menyusul karena dia masih harus mengambil cincin pesanannya.
Rex melangkah masuk saat karyawan restoran tersebut membukakan pintu, "Silakan masuk, Tuan"
"Private room nomer lima. Reservasi atas nama Rex Hudson" Ucap Rex Hudson.
"Oh, Anda Tuan muda Rex Hudson?"
Rex Hudson mengangguk mantap.
"Baiklah. Mari ikut saya!" Karyawan restoran tersebut bergegas memimpin langkah menuju ke private room nomer lima.
Rex mengangkat tangan kanan untuk melihat jam tangannya, "Sial! Sudah jam enam. Aku harap Delia belum pergi"
"Kita sudah sampai, Tuan muda. Silahkan masuk"
"Hemm" Sahut Rex Hudson.
Namun, bukan wajah ceria dan cantiknya Delia yang dia lihat saat Rex Hudson membuka pintu private room tersebut. Rex mematung di tengah pintu saat dia melihat Delia menangis sambil memegang pipi, sedangkan papa dan mamanya tengah berdebat hebat.
"Kamu berselingkuh dengan gadis magang ini, Pa?!" Teriak mamanya Rex Hudson.
"Iya! Aku mencintainya dan aku akan menjadikannya istri keduaku dan aku tidak meminta persetujuan darimu!" Papanya Rex Hudson melotot ke istrinya lalu memeluk bahu Delia.
Rex masih mematung dengan wajah yang mulai pias dan kedua tangan mengepal erat.
Bruk! Mamanya Rex Hudson jatuh ke lantai dan Rex Hudson langsung melesat maju untuk membopong mamanya lalu keluar dari private room tanpa menoleh ke papanya apalagi ke Delia.
Delia semakin terisak menangis melihat Rex Hudson mengabaikannya.
Rex Hudson berhasil membawa mamanya ke rumah sakit dengan mobil ambulans lalu dia mengekor mobil ambulans itu dengan motor sportnya.
Begitu sampai di IGD rumah sakit swasta terdekat, mamanya Rex Hudson langsung ditangani dan beberapa menit kemudian Rex menangis histeris dan duduk bersimpuh di lantai IGD setelah dokter yang menangani mamanya berkata, "Maaf, kami sudah berusaha melakukan pertolongan yang terbaik, tapi Tuhan berkehendak lain. Mama Anda sudah naik ke Surga karena serangan jantung, Tuan muda"
Rex kemudian berlari keluar dari IGD dan dokter IGD tersebut hanya bisa menarik napas panjang melihat sang pewaris rumah sakit tempat dia bekerja melesat keluar dari IGD.
Rex melesat cepat ke parkiran sepeda motor, menaiki motor sportnya lalu melesat ke jalan raya. Belum jauh Rex mengebut dengan motor sportnya, sebuah truk besar tiba-tiba muncul di depannya dan Braaakkkkk!!!!! Rex terjungkal ke depan lalu tidak sadarkan diri.
Di hari ketiga setelah kecelakaan, Rex terbangun dan remaja berdarah campuran Inggris-Manado itu terkejut karena semuanya gelap.
"Siapa yang mematikan lampu?! Nyalakan lampunya!" Teriak Rex dengan wajah panik karena otak cerdasnya mengirim sinyal bahwa dirinya buta dan semoga otak cerdasnya salah kali ini.
Tapi, sayangnya otak cerdasnya Rex tidak pernah salah.
Dokter dengan sangat terpaksa berkata, "Maafkan kami kalau harus berkata terus terang, Tuan muda Rex............."
"Katakan cepat!" Rex berteriak dengan nada suara menahan isak tangis.
"Anda buta"
Rex diam mematung.
"Tapi, kata dokter kalau ada donor mata yang tepat, kamu bisa dioperasi dan bisa melihat lagi" Suara papanya membuat Rex muak dan Rex sontak berteriak, "Aku lebih baik selamanya menjadi buta daripada harus melihat wajah munafiknya Papa dan Delia........aku sangat membenci kalian.......pergi, Pa......Pergiiiii!!!!!!"
Sejak hari itu, Rex memutuskan tinggal di rumah peninggalan mamanya dan hidup mandiri tanpa papanya. Rex hidup di rumah peninggalan mamanya bersama dengan sekretaris pribadi yang dipilih oleh papanya sejak hari itu. Dia terpaksa mau menerima sekretaris itu karena bagaimana pun dia butuh bantuan seseorang karena dia buta. Dia bersedia hidup bersama sesama manusia asalkan itu bukan papanya dan bukan Delia.
Satu Minggu kemudian, Rex mendengar kabar pernikahan papanya dengan Delia dan Rex sudah tidak bisa menangis lagi. Hatinya sudah menjadi batu dan perasaanya sudah dingin sedingin Kutub Utara. Rex kemudian memutuskan untuk fokus pada latihan kemandirian bagi tuna netra, lalu giat mempelajari huruf braille, giat menyelesaikan pendidikannya sampai dia berhasil meraih gelar sarjana lima tahun kemudian.
Di hari Minggu pagi yang cerah, Rex memanggil Roy, sekretaris pribadi papanya yang sudah menemaninya selama lima tahun belakangan ini, "Om Roy, kemarilah!"
"Iya, Tuan Muda?"
"Aku ingin jalan-jalan"
"Hah?!" Roy tercengang kaget karena selama lima tahun belakangan ini, Rex tidak pernah keluar rumah. Semua kegiatan yang harus Rex lakukan, semuanya dilakukan di rumah.
"Aku ingin melatih tongkatku ini" Rex baru saja membeli tongkat tuna netra yang katanya canggih dan ada sensor penanda bahaya yang akan berbunyi kalau bahaya berada di titik dua meter dari tongkat tersebut.
"Lebih baik besok saja karena kita belum latihan dengan tongkat itu di dalam rumah dan......"
Rex bangkit berdiri dan langsung melangkah lebar mendahului Roy sambil berkata, "Apa aku minta persetujuan darimu?"
Sial! Ya, Anda memang tidak pernah meminta persetujuan karena Anda selalu bertindak sesuka hati Anda selama ini. Batin Roy sambil ngos-ngosan mengejar langkah lebar tuan mudanya.
Baru saja berjalan beberapa puluh langkah, Rex mengaduh kencang, "Aduh!" Lalu berjongkok sambil memegang perutnya.
Roy sontak panik dan ikutan berjongkok, "Maag Anda kumat lagi, Tuan muda?"
Rex mengangguk beberapa kali sambil meringis kesakitan.
"Kita balik ke rumah saja" Roy membantu Rex berdiri.
Rex menepuk pundak Roy dan berkata, "Aku tidak mau pulang. Kita ke minimarket terdekat saja. Aku ingin pergi ke minimarket"
"Apakah Tuan muda kuat berjalan ke sana? Kita pulang saja!"
"Tidak!" Wajah Rex mengeras.
Roy menghela napas panjang lalu berkata, "Baiklah. Mari saya papah Anda ke minimarket terdekat"
Setelah sampai di minimarket terdekat dan berhasil mengambil obat maag dan air mineral, Roy segera berkata, "Segera minum obat ini, Tuan muda! Saya akan mengantre di kasir untuk membayarnya"
Rex ikut mengantre di sebelahnya Roy setelah dia selesai meminum obat maag.
"Kenapa Tuan muda ikut berdiri di sini?" Roy menoleh kaget.
"Aku tidak tahu harus ke mana"
"Ah, iya, maafkan saya! Mari saya antarkan dulu ke bangku"
"Tidak usah! Antriannya tidak panjang, kan?" Roy berkata dengan ekspresi datar seperti biasanya.
"Tinggal satu orang terus kita" Sahut Roy.
"Ya sudah tidak usah duduk" Dengus Rex.
"Baiklah"
Setelah tiba gilirannya untuk membayar, Roy langsung berkata sambil mengeluarkan kartu kredit, "Obat maag satu bungkus dan air mineral 500 mili, satu"
"Maaf, Pak, kalau pakai kartu kredit minimal belanja seratus ribu sedangkan belanjaan Bapak cuma habis lima belas ribu rupiah" Ucap mbak kasir dengan senyum sopan.
"Pakai Qris, bisa?" Tanya Roy.
"Kami belum melayani pemakaian Qris" Jawab Mbak Kasir.
"Ada apa, Om Roy?" Tanya Rex.
"Saya tidak bawa uang cash. Apa Tuan muda bawa uang cash?"
"Apa kamu pikir aku gembel yang bawa uang recehan, hah?!" Bisik Rex geram.
"Lalu, bagaimana ini?" Roy mulai panik.
Tiba-tiba terdengar suara perempuan, "Saya akan membayar belanjaan Bapak ini. Lima belas ribu, kan?"
"Iya" Sahut mbak kasir.
"Ini lima belas ribu dan permen ini harganya lima ribu, kan, jadi pas dua puluh ribu" Ucap perempuan itu sambil meletakkan selembar uang dua puluh ribuan.
Roy langsung berkata ke perempuan itu, "Maaf, nama Nona siapa dan berapa nomor rekening Nona? Saya akan transfer via M-Banking"
"Nama saya Yasmin Putri Herlambang. Saya tulus menolong Bapak, jadi tidak usah diganti"
"Terima kasih banyak, Non"
"Sama-sama, Pak. Saya permisi"
Setelah perempuan itu menghilang dan Roy mengajak Rex pulang, Rex bertanya, "Perempuan tadi masih muda apa sudah tua?"
"Masih muda"
"Apa ada cincin melingkar di jari manis tangan kanannya?"
"Seingat saya tidak ada. Kenapa Anda menanyakan soal cincin?"
"Itu berarti dia belum menikah dan aku ingin kau mencari dia"
"Untuk apa mencari dia? Dia sudah tulus menolong kita"
"Aku ingin menikah dengannya"
"Apa?! Tapi dia........."
"Jelek?"
"Tidak jelek, sih, tapi kalau dibandingkan dengan Non Delia tunangan Anda, dia tidak ada apa-apanya. Tingginya hanya sekitar 165cm, rambut pendek bergelombang, lalu tubuhnya kurus dan.........."
"Aku mau menikah dengannya secepatnya!"
"Jangan bikin saya pusing, Tuan muda! Anda sudah bertunangan dan......."
"Delia pilihannya Ayahku. Aku tidak mau menikah dengan Delia. Ayah pikir luka di hatiku selama ini bisa hilang kalau dia mencarikan wanita dengan nama Delia, Cih! Itu justru membuatku semakin muak dan aku tidak mau menikah dengan gadis yang bernama Delia. Aku benci nama Delia"
"Tapi, Anda belum mengenal gadis tadi dan belum tentu juga gadis tadi mau menikah dengan Anda.....siapa tahu gadis tadi juga sudah memiliki tunangan lalu ......"
"Aku tidak peduli dan aku tidak meminta pendapat kamu. Aku mau menikah dengan Yasmin Putri Herlambang, titik!"
Arghhhhh!!!!! Kenapa Anda selalu begini, Tuan muda. Anda tidak bisa dibantah. Roy menjambak rambut cepaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
jasmine
What!!!... Papanya Rex selingkuh dengan pacarnya Rex... dari jutaan wanita kenapa harus pacar anak sendiri sih
2024-12-02
9
reedha
Sudahlah ... ikuti saja kemauan tuan mudamu
2024-11-18
13
𝓓𝓮𝓮
Dikira nikah itu gampang apa, macam beli cilok tinggal panggil abangnya terus beli, tidak segampang itu Tuan Muda...
2024-12-02
8