tag khusus : cinta lansia
“Renata Thomson ?” panggil seorang pria bernama Prima ( 48 tahun ).
Suara yang tak asing dan bahkan sangat lama sekali tak pernah Re dengar tiba – tiba memanggil jelas namanya.
Re menoleh, alangkah terkejutnya ia dengan sosok pria bertubuh tinggi dan atletis itu. Ia tergugu dalam diam. Detik berikutnya ia setengah berlari seolah baru saja melihat hantu.
Setelah 22 tahun dan berumah tangga dengan pria lain, Renata bertemu kembali dengan tunangannya dulu.
Karena Duan sudah bosan dengan kehidupannya bersama Re, pada akhirnya Duan menceraikan Renata.
Lalu apakah Re akan terbuka kembali hatinya untuk seorang Prima ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Di hari ketiga, Renata baru mendapatkan pekerjaan disebuah resto sebagai buruh cuci piring. Ia bekerja sepulang dari butik hingga pukul 7 malam. Ia sangat bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan lain. Mengingat pengeluaran semakin bertambah. Atasan di tempatnya bekerja adalah seorang janda. Satu alasan ia menerima Re karena kesamaan status. Ia tahu bagaimana rasanya hidup tanpa seorang pria.
Selesai bekerja, Re menyiapkan makan malam untuk Mika. Ia membawa makanan dari resto, makanan itu ia dapatkan dari atasannya yang sering membagi makanan setiap seminggu sekali pada semua karyawan.
Melihat ibunya yang semakin kurus karena tidak punya waktu untuk beristirahat Mika berinisiatif untuk mencari pekerjaan sepulang kuliah. Ia akan diam – diam mencari pekerjaan, jika ketahuan bekerja sudah pasti ibunya tidak akan mengizinkan.
“Makanan ini terasa enak, kita jarang – jarang memakannya.”
“Hm, ibu baru bekerja di resto. Bos di resto itu sangat baik, ia yang memberikan semua makanan ini.” Terang Renata lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
“Karena aku, ibu jadi hidup susah.” Mika merasa kesusahan ibunya bermula karena penyakit yang ia derita. Andai ia tidak berpenyakit sudah pasti ibunya tidak akan menderita seperti sekarang ini.
“Mika, kita sedang makan. Jangan memulai lagi. Sekarang, tidak perlu memikirkan apa pun. Makan dan segera istirahatlah!” Re memahami betul apa yang sedang putrinya pikirkan. Untuk itu ia tidak akan menunjukkan kelelahannya.
Mika menunduk lalu melanjutkan makannya, ia tampak menikmati semua makanan yang dibawa ibunya.
Selesai makan, Mika membantu mencuci piring, baru masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Renata segera membersihkan diri. Baru setelah itu, ia akan beranjak untuk tidur. Seharian bekerja membuatnya cepat ngantuk dan lelah.
Terlihat putrinya belum juga tidur, Renata lantas menghampirinya.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” memperhatikan dari arah belakang.
“Ibu?” mendengar suara ibunya Mika menoleh, “Tidak ada. Hanya saja aku belum bisa tidur.” Mika mengambil buku dari dalam tasnya.
“Kamu masih ingin belajar?”
“Iya, ibu tidur duluan saja.”
“Baiklah. Jangan lupa untuk mematikan lampu selesai belajar !” pesan ibunya.
Mika mengangguk. Baru saja ibunya keluar dari kamarnya terdengar ponselnya bergetar tanda ada notif masuk.
Mika mengerutkan dahi, berpikir siapa malam – malam begini yang mengiriminya pesan.
[Malam Mika,] notif singkat dari pengirim tanpa nama.
[Malam,] Mika mulai mengetik balasan. Bahkan ia tidak bertanya siapa yang mengiriminya pesan. Baginya itu tidak penting. Ia mulai membaca buku.
[Sudah tidur?] detik berikutnya notif masuk lagi dengan nomor pengirim yang sama.
[Belum.] lagi, Mika membalas singkat tanpa embel – embel. Berharap si pengirim bosan dengan balasannya lalu berhenti untuk mengganggunya.
Lyon sampai mengusap kasar wajahnya dengan balasan Mika yang singkat. “Gadis ini, tidak hanya irit bicara tapi juga irit pesan.”
[Sedang apa ?] Lyon berusaha bertahan, butuh kesabaran tingkat tinggi untuk bisa berkenalan dengan gadis itu.
[Sedang baca pesan.] jawab Mika sangking kesalnya meladeni orang asing itu.
Mendapat balasan yang tak mengasyikkan, Lyon akhirnya menyudahi berkirim pesan. Mungkin Mika sudah ngantuk jadi tak berselera untuk diajak ngobrol. Dengan bantuan Timmy tentunya ia mendapatkan nomor Mika. Tapi, setelah berhasil mendapatkan nomor dan berkirim pesan ternyata tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Ingin bertelepon, ia gengsi. Setelah itu ia mengalihkan kejenuhannya dengan bermain game favoritnya.
Baru merasa suasana kembali tenang, Mika melanjutkan membaca lagi. Sampai pukul setengah sebelas, barulah ia tidur.
Keesokan harinya.
“Mika !” panggil Ella mendapati sahabatnya turun dari bus. Ella setengah berlari menghampirinya.
“Kamu naik bus, lalu sepeda motormu?” Ella penasaran karena tak pernah sebelumnya melihat Mika naik bus.
“Ceritanya panjang. Kamu sih telat bertanya.”
“Ya, Ampun, Mika. Sumpah aku tidak tahu sama sekali.” Ella menjadi penasaran dengan kabar sahabatnya ini.
“Aku dan ibu sudah di usir dari rumah ayah. Kami sekarang tinggal di rumah kontrakan.” Mika bersedih mengingat akan hal itu.
“Ya Ampun! Ayah kamu tega ya !”
“Ayah mau nikah lagi dan sudah menceraikan ibu.” Jika bertemu dengan ayahnya lagi, Mika bersumpah tidak akan mengenal atau pun menyapanya.
“Apa ! Tante Re jadi janda sekarang. Siapa pesaingnya? Ayah mu sudah buta, wanita secantik tante Re malah disia – siakan.” Geram Ella.
“Jeny.” Suara Mika sedikit bergetar menyebut nama gadis itu.
“Jeny yang mana, yang rambut pirang itu ? Gila, sudah jadi sugar baby dia !” setahunya Jeny itu anak seorang janda yang ditinggal selingkuh suaminya. Mungkin ia mendekati ayah Mika sebagai bentuk pelampiasan atas kekecewaan terhadap keluarganya.
“Aku sangat membenci kelakuan mereka berdua. Ingin sekali aku gundul kepalanya si Jeny biar jadi tuyul sekalian.”
Keduanya tertawa bersama hingga seseorang yang datang membuat mereka menghentikan tawa.
“Hai, Mika. Semalam yang kirim pesan ke nomormu itu aku.” Ujar Lyon sambil tersenyum ramah. Entah mengapa ia sekarang rajin mengabsenkan diri di hadapan Mika. Baginya Mika adalah gadis yang lain dari yang lain. Selain manis, Mika susah didekati dan ini membuat dirinya merasa tertantang untuk mendapatkan hatinya.
“Oh,” Mika hanya membulatkan bibirnya. Seolah memang tidak begitu penting untuk dibicarakan.
Lyon kecewa yang kesekian kali, sedikit pun tak ada obrolan yang manis – manis.
Lucy yang mengetahui Lyon berbicara dengan Mika segera menghampiri dan mengajak Lyon pergi dari sana.
“Lyon, ayo ikut aku !” ajaknya sambil menarik lengan.
“Kemana?”
“Udah, ikut aja !” Lyon menurut saja.
.
“Mika ! Kamu kenal dengan cowok barusan?” Ella setengah tidak yakin karena yang ia tahu Mika anti cowok.
“Ya sekedar tahu saja. Lyon kan namanya.”
Ella memekik, “Ya Ampun Mika, kamu sudah berubah!”
Mika mengelak, “Tidak. Tidak ada yang berubah. Aku masih tetap sama dengan Mika yang kamu kenal.”
"Buktinya tadi?"
"Sudah, jangan bahas dia lagi ! Ayo, masuk kelas !"
.
Saat istirahat, Mika mengajak bicara serius dengan Ella. Ia bertanya tentang pekerjaan.
“Aku tidak punya pilihan lain. Aku kasihan pada ibuku jika hanya ia seorang yang bekerja. Tolonglah Ella, kamu pasti punya kenalan yang bisa mempekerjakan orang seperti ku.” Desak Mika berharap Ella bisa membantunya.
Ella tampak sedang berpikir tapi ia tidak yakin jika Mika mau menerima pekerjaan itu. “Em, bagaimana ya. Aku akan bertanya dulu pada Nyonya Yuki. Ada sebuah klub malam yang pekerjaannya hanya mengantar minuman saja.” Ella kenal tante Yuki orang yang memegang komitmen. Ia yakin Mika akan aman bekerja di sana.
“Iya, aku mau Ella. Tolong tanyakan pada Nyonya Yuki untuk bisa menerimaku.” Mika terlihat bersemangat.
Ella mengambil ponsel dan terlihat menghubungi seseorang di seberang sana. Ella mengangguk seolah mengerti apa yang harus ia lakukan.
"Bagaimana?"
"Tante Yuki masih mempertimbangkan, jika dia membutuhkan karyawan aku akan mengabarimu."
"Terimakasih, Ella !"
.
Sepulang bekerja dari butik, Renata harus menempuh sekitar seperempat jam perjalanan kaki untuk sampai ke resto tempat bekerja selanjutnya.
Rasa lelah dan letih ia abaikan demi sebuah kata, uang. Perjalanan yang awalnya terasa bersemangat kini seolah terasa berat dan membuat tubuhnya seakan tidak mau untuk diajak berkompromi.
“Kepalaku,” keluh Renata sambil memijat pelipisnya.
Detik berikutnya ia mengangsur kan tubuhnya di jalan.
selamat membaca dan semoga terhibur!
😘😘😘