NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:898.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 07. Gagal Move on

Tak ada yang bisa dilakukan, akhirnya Devina sangat terpaksa menemui mantan suaminya di sebuah cafe yang tidak jauh dari kantor. Dengan muka cemberut, Devina menghenyakkan panggulnya di sebuah kursi kayu tepat berhadapan langsung dengan mantan suami, sekaligus bosnya di kantor.

"Apa yang ingin kau katakan padaku? Lekas katakan. Aku nggak punya waktu buat meladenimu!"

"Ck! Sadis amat. Baru datang udah marah-marah. Duduk dulu biar ku pesankan makanan buat kamu."

"Nggak perlu! Aku nggak lapar." Dengan cepat Devina menolak. Rasa dongkol di dada tak bisa disuap oleh sepiring makanan.

Marcell tak menggubris, dia memanggil pelayan cafe dan memesan nasi goreng spesial beserta jus apel kesukaan Devina.

"Nggak perlu takut buat bayar, aku tau kamu tidak memiliki uang." Pria itu mengejek dengan menatap intim pada mantan istrinya.

"Iya, udah tau aku miskin. Jangankan buat beli nasi goreng, buat beli es jus aja aku nggak punya. Kau itu orang yang berkuasa, sangat tidak pantas berdua dengan wanita lain miskin sepertiku!"

Dengan senyuman devil pria itu menjawab. "Suka-suka dong! Mau ketemu sama kamu, atau kuntilanak sekalipun tak masalah bagiku. Apa kamu tak rindu ingin makan bareng aku?"

"Enggak! Tidak ada yang kurindukan. Semuanya udah beda. Yang dulu tinggal kenangan, dan kenangan di masalaluku sangatlah menyakitkan, kurasa tidak perlu lagi untuk diingat. Sekarang aku lebih mikirin buat masa depan."

"Hmm, Oke. Tapi kalau masa depan kamu masih berurusan sama aku bagaimana?"

Devina menautkan kedua alisnya. "Maksudnya?"

Pria itu mengedikkan kedua bahunya. "Ya coba aja pikir sendiri. Terkadang untuk mencapai masa depan itu cukup sulit jika masa lalu tidak bisa dilupakan. Bahkan pemenang di masa depan kebanyakan orang di masa lalu."

"Tapi kalau masa laluku bersama orang yang tega seperti kamu lebih baik tidak usah datang di masa depanku. Apa kedatanganku ke sini hanya untuk kau ajak cerita yang tidak bermutu seperti ini? Kalau ada hal yang penting lekas beritahu aku, ini udah hampir jam 22.00 malam dan kamu memintaku untuk datang kemari sendirian. Aku bela-belain datang kemari dengan menggunakan angkot, dan aku harus mengeluarkan uang untuk membayar angkot, sedangkan besok aku masih butuh uang untuk makan. Bisakah kau mentolelirku? Tolong jangan bersikap sesuka hatimu sendiri."

Marcell tidak tahu seperti apa kehidupan Devina setelah berpisah darinya. Ia pikir Devina sudah bahagia dengan orang yang sudah menjadi selingkuhannya.

"Jangan sok miskin di depanku. Aku sama sekali nggak tertarik oleh aduanmu. Jangan berpura-pura menderita didepanku, yang menderita di sini itu aku. Kau tega menyelingkuhiku!"

Devina membuang nafasnya. Lagi-lagi mantan suaminya kembali memulai perdebatan.

"Kalau kamu udah tau aku suka selingkuh, kenapa masih juga mengejarku? Kau bilang udah ilfeel sama aku, tapi kenapa kau memintaku buat menemuimu?"

"Ya suka-suka lah."

Devina mendengus dengan menatap jam di pergelangan tangannya. "Kalau nggak ada hal yang penting, aku akan pulang sekarang. Ini udah malem, takut nggak ada angkot."

"Oh, ayolah! Jangan buru-buru pergi. Temani aku makan dulu. Dari pagi aku belum sempat makan, ditambah lagi dengan berdebat sama kamu membuat moodku hilang. Sekarang kamu harus bertanggung jawab!"

Devina mendelik menatapnya jengkel. "Bertanggung jawab apalagi? Emangnya apa yang sudah kulakukan padamu? Kamu jangan membuatku emosi! Aku nggak punya banyak kesabaran. Tolong mengerti aku!"

"Kamu sendiri nggak pernah ngerti sama perasaanku, Vina!"

"Nggak ngerti gimana maksud kamu? Kamu yang udah mentalak aku. Aku bahkan tidak pernah mengerti tuduhan yang selama ini kamu tudingkan padaku. Kau begitu buruk menuduhku telah berselingkuh dengan laki-laki lain padahal aku tidak pernah mengenali laki-laki lain selama kita pacaran bahkan sampai menikah. Kau terlalu jahat! Aku nggak menyangka kalau kau tega menyakiti aku sampai seperti ini. Ini aku yang sakit bukan kamu! Coba kamu tanya pada orang tuamu, cari tahu kebenarannya tentang foto yang kau tunjukkan padaku siang tadi. Benarkah foto itu asli atau diedit hingga nampak begitu sempurna di matamu!"

Devina kesal selalu disudutkan dan difitnah terus oleh mantan suaminya. Ucapan Marcell sangatlah menyakiti hatinya. Tak disangka, orang yang sangat dicintai tidak mempercayai setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Pesanan sudah siap."

Dua orang pelayan wanita datang membawa dua piring nasi goreng dan dua jus pesanan Marcell.

"Apa ada yang diperlukan lagi mas?"

"Enggak mbak, ini saja sudah cukup."

"Kalau begitu kami tinggal ya?"

"Oke, terimakasih banyak mbak."

Marcell menang Devina yang tengah membuang muka dengan muka tertekuk.

"Ayo Mahan dulu, nanti kuantar pulang."

"Enggak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Kamu bisa makan, aku akan pulang sekarang!"

Devina bangkit dari tempat duduknya dan menyelempangkan tas kecil di pundaknya.

"Mau ke mana kamu?! Kembali duduk dan makan dulu," perintah Marcell.

"Sudah kukatakan kalau aku nggak mau makan, aku nggak lapar. Aku sudah sangat kenyang dengan ucapanmu yang selalu menohok hatiku!"

"Oke-oke, aku minta maaf. Tapi please tolong, kita makan dulu. Aku nggak bakalan izinin kamu pulang sendirian, aku akan menemanimu, tenanglah. Lagian masih pukul sepuluh, belum juga pukul dua belas, jadi masih aman."

"Aman .. aman. Kamu enak masih bisa bebas. Nggak pulang semalaman juga nggak jadi masalah, kalau aku? Harusnya kau bisa mengerti posisiku!"

Devina teringat pada kedua anaknya yang ditinggal di rumah berdua saja. Pasti mereka akan menangis saat bangun tidur tak mendapati dirinya.

"Yaudah, kita makan sebentar, aku janji akan mengantarmu pulang."

"Sudah kubilang kalau aku nggak mau makan, tolong jangan paksa Aku."

"Mubazir kalau nggak dimakan, mendingan dibungkus aja. Nanti kamu bisa memakannya di rumah. Sekarang aku minta ini makanannya dibungkus, dan kamu minum jusnya. Temani dulu sebentar, aku mau mengisi perutku."

Sekilas Devina melirik ke arah nasi goreng yang tersaji di atas meja. Dalam hati bergumam. 'Anakku pasti seneng kalau aku pulang bawa nasi goreng. Mereka nggak pernah makan nasi goreng yang dibeli di luar. Bagaimana aku bisa menelan makanan seperti ini, sedangkan anakku menungguku di rumah. Ya Tuhan, begitu jahatnya aku. Sudah mentelantarkan anak-anakku demi pria gila ini.'

"Mbak, kemarilah." Marcell melambaikan tangannya memanggil pelayan cafe.

"Iya mas? Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan dengan ramah.

"Saya minta tolong bungkus nasi goreng ini dan saya juga pesen ayam gorengnya tiga, dibungkus sekalian mbak, nggak pakai lama."

"Baik mas, akan segera saya siapkan."

Pelayan pergi dengan membawa sepiring nasi goreng yang ada di atas meja depan Devina.

Marcell memandang Devina yang nampak begitu gelisah. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh wanita itu.

"Kamu itu kenapa sih? Dari tadi kulihat nggak nyaman banget. Memangnya apa yang tengah kamu pikirkan? Jangan bilang ada seseorang yang sudah membuatmu tidak nyaman berada di luar bersamaku?"

1
sang penikmat
cerita nya enak dan seru juga tapi typo nya mengganggu sekali
nadira ST
jangan obat tidur, obat lumpuh saja, biar gak menghina mulutnya
Rosalie Sarrah Kereh
sadis
M
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
hadech marcel ini gmna seh kok boding banget...ini loo anakmu...
aca
anak nyusain mati aja keras kepala
Aria Kenneth
si mc ngejar ngejar mulu udah tau gak di terima
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!