NovelToon NovelToon
Aku Menciptakan Akademi Pahlawan

Aku Menciptakan Akademi Pahlawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Epik Petualangan / Akademi Sihir
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Secret_N

Novel Ini dibuat sebatas Fiksi dan Imajinasi Penulis Semata!

|Percayakah anda bahwa di dunia ini ada keberadaan yang luar biasa? Kami mengundang anda untuk bergabung dengan Akademi Pahlawan

Di dunia ini, banyak hal yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Monster monster dari kedalaman alam semesta siap menyerang kapan saja.

Anda adalah harapan umat manusia, masa depan anda terikat dengan masa depan seluruh umat manusia.

Bergabunglah dengan Akademi Pahlawan, dan jadilah pahlawan dengan segenap hati, jiwa dan raga anda.

Kami menantikan anda... |

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Secret_N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Agressor

Keesokan paginya.

Arshaka merasakan bahunya terasa berat. Membuka matanya, ia mengalihkan perhatian pada bahunya. Melihat Afsheena nampak tertidur lelap dengan bahunya sebagai sandaran.

Arshaka sendiri tidak menganggunya. 'Sepertinya aku ketiduran' mengalihkan perhatiannya dan melihat jam dinding yang masih menunjukan pukul 5 pagi.

Arshaka juga menyandarkan kepalanya santai. Menutup mata dan membukanya lagi. Hari hari ini nampaknya terlalu damai.

1 bulan kembali berlalu.

Arshaka menatap Afsheena yang sibuk merias diri. Untuk beberapa hal, Arshaka benar benar tidak memahami mengapa Afsheena harus berias?

"Kenapa kamu berias?" Mau tidak mau ia bertanya.

"Apa maksudmu kak? Bukankah hari ini adalah penobatan para murid baru? Aku harus tampil paling cantik hari ini!" Mengabaikan Arshaka, Afsheena berbicara dengan ketus.

"Mengapa? Meskipun kamu tidak memakai riasan, kamu tetap tampil paling cantik!" Arshaka memiringkan kepalanya bingung, matanya menatap adik angkatnya itu dengan seksama.

Namun, yang dikatakannya adalah sejujur-jujurnya, dan setulus-tulusnya dari dalam hatinya. Untuk sejenak, gerakan Afseena terhenti.

Rona merah menodai kedua pipi putih hingga lehernya dan tengkuknya. Mendengus kesal, ia berbicara, "Jangan merayuku seperti itu. Aku tahu aku sangat cantik!"

Arshaka menggelengkan kepalanya pelan. Ia menatap gadis itu dengan penuh kasih sayang. Bisa dikatakan, sejak orang tua angkat nya meninggal, di usia ketika Arshaka masih dibilang baru beranjak dewasa.

Ia sudah bekerja keras mencari uang untuk membesarkan dan menyekolahkan adiknya ini. Sejak saat itu, di dalam hatinya ia selalu mengutamakan dan meletakkan gadis itu di atas segalanya bahkan diatas kebahagiaannya sendiri.

Afsheena tidak pernah sekalipun berperilaku buruk ataupun menyusahkannya. Ketika orang tua angkatnya masih hidup, dan ketika mereka sibuk dengan pekerjaan. Dialah yang selalu merawat gadis ini.

Perilakunya yang baik selalu berhasil meluluhkan hati Arshaka. Ia pengertian dan selalu berusaha menghiburnya ketika Arshaka sedang dilanda rasa lelah dan dilema.

Bagaimana ia tidak menyayangi gadis sebaik itu? Mereka telah bergantung satu sama lain untuk hidup. Sejak kecil hingga dewasa, menghabiskan waktu siang dan malam bersama.

Ketika Arshaka sibuk dengan pemikirannya, peringatan sistem dan energi kehendak miliknya menampilkan gelombang tidak normal.

|Ding! BAHAYA! BAHAYA! BAHAYA!

Terdeteksi kemunculan Aggressor di Bumi! Diharap Tuan Rumah segera mengatasinya!|

Arshaka bisa merasakan jejak energi kehendaknya yang menyelimuti Bumi nampak bergejolak di daerah lautan Samudra Pasific.

Agressor atau yang memiliki arti lain sebagai Penyerang. Adalah keberadaan yang tidak jauh berbeda dengan monster.

Perbedaannya terletak pada kemampuan dan kekuatan serya tingkat ancamannya. Umumnya, monster akan keluar dari sebuah Portal Abyss secara berkelompok. Dari ratusan hingga ratusan juta.

Namun, Agressor adalah keberadaan yang spesial. Jika monster yang keluar dari portal memiliki level yang tidak pernah melebihi Level 10. Namun, keberadaan Agressor adalah monster yang memikiki akal tinggi, dan memiliki kekuatan dan ancaman di atas Level 10.

Keberadaan Agressor adalah penentuan kekuatan Agressor pasti berada di Level Bencana, Kiamat, ataupun Level Dewa. Karena mereka memiliki kesombongannya sendiri. Para Agressor bertindak secara pribadi.

Mereka tidak tergabung untuk keluar secara berkelompok dengan para monster dibawah Level 10 melalui Portal Abyss. Tetapi, memilih untuk membuka portal secara pribadi menuju Bumi.

Arshaka mengerutkan alisnya, Tahun Kedatangan Abyss bahkan belum tiba. Tetapi, Agressor sudah menampakkan taringnya.

Beranjak dari tempat duduknya, ia berkata pada Afsheena, "Sheena, kamu pergi dulu ke dunia kecil. Aku masih harus berurusan dengan sesuatu. Katakan pada mereka aku akan sedikit terlambat. Namun, aku akan berusaha menyelesaikannya secepat mungkin"

Tanpa menunggu respon Afsheena, Arshaka sudah merobek ruang dan pergi menuju ruang di belahan Bumi bagian lainnya.

Afsheena membuka mulutnya ingin bertanya dan menghentikannya. Namun, melihat kakaknya terburu buru, Afsheena juga tidak bisa menghentikannya bahkan menganggunya.

Meletakkan alat riasnya, Afsheena juga memasang ekspresi serius yang jarang di wajahnya. Membuka portal ia melangkah ke dalam dunia kecil.

Samudra Pasifik.

Arshaka tiba di langit Samudra Pasifik. Mengalihkan perhatiannya pada lautan di bawah kakinya. Arshaka bisa melihat seekor hiu hitam yang sangat besar berenang di permukaan lautan.

Ia memiliki ukuran tubuh sebesar 50 meter yang bisa dikatakan sangat besar. Bergerak dan menciptakan gelombang besar pada permukaan air laut.

Mengamati sekitarnya, Arshaka menghela nafas lega karena ia tidak merasakan adanya tanda tanda kehidupan atau sebuah kapal manusia di sekitarnya.

"Hei, Agressor!" Arshaka berkata dengan nada suara dingin dan mencekam.

Monster hiu hitam iti mengalihkan perhatiannya ketika mendengar suara dan aura penuh tekanan milik Arshaka.

"Ohoo, Manusia pertama! Nampaknya kamu cukup kuat, sepertinya kekuatanku akan segera meningkat!" Suara itu terdengar sangat berat menggema ke langit.

Arshaka memiliki ekspresi serius di wajahnya. Sejujurnya, dikehidupan sebelumnya dan dengan kekuatannya saat ini. Ia masih cukup kesulitan berhadapan dengan monster dengan Level Bencana bahkan Kiamat.

Selebihnya, untuk Monster Level Dewa, Arshaka tidak pernah berhadapan dengan mereka. Namun, pernah satu kali, Monster Level Dewa menampakkan dirinya di Bumi.

Arshaka masih ingat dengan jelas, ukuran monster itu yang menyamai Bumi. Matanya ada di seluruh langit. Arshaka bahkan mengalami luka dalam, meski hanya karena ia menatap langsung ke dalam matanya.

"Heh! Kemarilah Manusia, Biarkan aku melahap kekuatanmu!" Monster Hiu Hitam itu melompat, dan berusaha meraih Arshaka yang berdiri di atas langit.

Arshaka mengangkat tangannya, memusatkan energi kehendaknya di satu titik. Memadatkannya dan membentuk pedang emas yang sangat besar, layaknya menopang Langit dan Bumi.

Menggerakkan tangannya, ia mengarahkan pedang raksasanya itu dengan ujung menghadap Monster Hiu Hitam itu.

"Sialan" Hiu Hitam itu mengumpat, menggerakkan tubuhnya yang sangat besar di udara. Berusaha menghindari pedang raksasa milik Arshaka.

Pedang emas raksasa itu bergerak, ketika Arshaka hampir menusuk mulut Hiu itu. Hiu Hitam dengan gesit menghindari serangan fatal. Namun, bukan berarti ia tidak menderita luka.

"Arghhh" Mata kanannya memiliki goresan panjang, terluka karena Pedang Raksasa milik Arshaka.

Menenggelamkan tubuhnya di dalam lautan, membuat Arshaka memiliki ekspresi buruk di wajahnya.

Memadatkan pedang di tangannya, Arshaka juga menggunakan 'Kehendak' nya dan menciptakan ribuan rantai raksasa.

Rantai rantai raksasa itu bergerak menuju kedalaman lautan, mengikat Hiu Hitam itu dengan erat.

"Hah? Apa menurutmu rantai rantai ini berguna?" Dengan mudah, Hiu Hitam itu membuat ribuan rantai terkoyak.

Arshaka menggerakkan tangannya, melaju dengan cepat. Pedang di tangannya bersiap menusuk Hiu Hitam itu kapan saja.

Namun, sayangnya kulit Hiu Hitam itu lebih keras dari logam terkuat di Bumi saat ini.

"Cih!" Arshaka sekali lagi menggerakkan pedang ditangannya. Menebas dari berbagai sisi, Setiap tebasannya berisi energi pedang yang kuat.

Hiu Hitam itu menghindari sebagian besar serangan Arshaka. Namun, beberapa diantaranya masih menggores sedikit kulitnya.

Arshaka mengangkat tangannya ke langit, mengendalian air lautan dan membekukan air di sekitar Hiu Hitam itu.

1
Fahrur Rozi
nggak menarik jadinya.
harus tingkatkan tata penulis.
Ikmal
/Good/
Fahrur Rozi
author, kalau si MC mau sembunyikan identitasnya. setidaknya pakai samaran jadi lebih tua dikit dibanding mudanya.
terus gunanya sistem apa sih,, nggak bisa di andalkan.
harusnya punya sistem canggih itu serba bisa.
jadi, bacanya kurang misterius / masih bnyak kekurangannya.
mohon tingkatkn tata kalimatnya yang lebih baik lagi.
Ikmal
👍👍
Ikmal
👍
Ikmal
/Good//Good/
Ikmal
/Good/
Fendi Kurnia Anggara
up
Ikmal
lanjut thor 👍
Fendi Kurnia Anggara
ok
Fendi Kurnia Anggara
up thor
Ikmal
lanjut thor
Fendi Kurnia Anggara
up
GOD BLOOD
bagus banget thor cerita nya, semoga sehat selalu dan terap semangat.
ini novel pertama yg aku suka dari sekian banyak nya novel yg aku baca 👍👍👍
Juan
ketahuan lagi sejarah nya
Ikmal
lanjut thor /Good/
Fendi Kurnia Anggara
up
Muhammad Zainul Ahyar
lagi thor tpi msih lm hmm/Frown/
♪Fifi♪
Ah~ mahkluk yg menjijikkan.
Fendi Kurnia Anggara
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!