Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 17.
Julia merasa sangat canggung berada di antara keluarga Lucas tersebut, terasa kaku dan asing.
Selama makan malam, keluarga Lucas tidak ada yang berniat untuk mengajaknya bicara sekadar menanyakan siapa dirinya, tinggal di mana.
Mereka hanya berbicara pada Lucas saja, dan sekali pun tidak melirik Julia dan Harry.
Dan yang paling dominan meramaikan obrolan itu adalah wanita cantik yang di abaikan Lucas tadi.
Wanita itu terlihat begitu akrab dan berbicara apa adanya selama makan malam berlangsung.
Julia merasakan kalau wanita itu begitu di sukai oleh Ibu Lucas, dan selalu menanggapi obrolan wanita itu dengan tawa atau senyuman senang.
"Mama, aku sudah kenyang, tidak mau makan lagi, Ayo kita pulang Ma!" sahut Harry menyentuh lengan Julia dengan suara pelan agar tidak di dengar oleh yang lain.
Julia melihat nasi Harry masih banyak di piringnya.
Ternyata Harry juga sama dengan Julia, merasa canggung dan tidak nyaman dengan keluarga Ayahnya.
"Iya, Mama juga sudah kenyang!" sahut Julia dengan suara pelan, lalu mengelus kepala Harry dengan sayang.
"Ayo kita pergi, kita belum bertemu dengan tante Tina, aku rindu sama tante Tina!" kata Harry setengah berbisik, agar suaranya tidak di dengar yang lain.
"Baiklah, Mama akan permisi dengan mereka!" ujar Julia mengangguk.
Suasana di meja makan masih sedang mengobrol sambil menikmati makan malam, menanggapi perkataan Miranda sepupu Lucas.
Setelah Harry mengelap bibirnya dengan tissue, Julia memegang pergelangan tangan putranya tersebut.
Lalu perlahan Julia bangkit dari kursinya, mencoba mendorong kursi dengan pelan jangan sampai menimbulkan suara gesekan di lantai, karena itu terdengar tidak sopan.
"Maaf, Nyonya dan Tuan...saya dan putra saya permisi dulu, kami sudah selesai makan, terimakasih atas makan malamnya, kami sangat menyukai menu makan malam yang anda sajikan!" sahut Julia dengan suara ramah, agar Ibu Lucas tidak tersinggung pada sikapnya.
Lalu Julia membungkukan tubuhnya sedikit dengan sopan pada Ayah dan Ibu Lucas, dan di ikuti oleh Harry.
Lucas sontak merasa tidak senang melihat cara Julia seperti orang asing berbicara dengan orang tuanya.
Lisbeth diam saja memandang Julia, dia tidak menunjukan respon apa pun.
Lucas dengan cepat bangkit dari duduknya.
"Julia! kenapa kamu? apakah ada obrolan tadi yang membuat kamu tidak nyaman?" tanya Lucas mengerutkan keningnya.
Julia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku hanya teringat ada yang harus perlu ku urus, karena itulah aku hari ini datang ke kota ini!" sahut Julia dengan nada yang tenang dan biasa saja, "Lanjutkan saja obrolan kalian, kami bisa pergi sendiri!"
"Biar aku antar, aku juga sudah mau selesai makan!" ujar Lucas.
"Tidak! jangan! kamu lanjutkan saja makan, jangan karena aku, kamu meninggalkan meja makan saat orang tuamu begitu senang saat kamu mengunjungi mereka, permisi Nyonya dan Tuan!" sahut Julia dengan nada yang sopan dan ramah.
Dia sekarang sudah dewasa, bukan gadis yang tidak bisa membaca situasi, keluarga Lucas belum bisa menerima dia.
Dan lagi pula, Julia menyanggupi menikah dengan Lucas, itu hanya karena Harry.
Agar Harry tidak di anggap anak haram, dia harus punya status istri Lucas, hanya itu saja, selebihnya Julia tidak berharap sekali, kalau dirinya di anggap atau tidak sebagai menantu di keluarga Lucas.
Biarkan lah Harry memanggil orang tua Lucas dengan sebutan Kakek dan Nenek, karena memang Harry adalah cucu mereka.
Sebelum Julia mundur sambil menggenggam tangan Harry, anak lelaki imut itu dengan sopan permisi pada orang tua Lucas.
"Kakek, Nenek...kami pergi dulu, Mama ada urusan yang harus di kerjakannya, lain kali kita bertemu lagi!" ucap anak itu sembari membungkukkan sedikit kepalanya dengan sopan.
Pemandangan itu sangat menggemaskan, membuat orang tua Lucas menatap Harry tidak berkedip.
Julia dan Harry meninggalkan ruang makan tersebut dengan langkah tenang.
Mereka berdua merasa tidak nyaman berada terlalu lama di Mansion itu, perasaan canggung membuat mereka tidak betah berlama-lama duduk di antara orang-orang yang baru mereka kenal.
Termasuk Lucas, mereka baru mengenal pria itu, jadi terasa asing satu sama lain.
Bersambung....
lucu psangan ini kebalikan dri lucas dan julia 😆
kasian julia dan lucas blom smpet bulan madu,tpi dpet hadiah anak ke 2
adelia polos bngt dan baik,mak lisbeth heboh bngt dpet cucu baru,
beruntung kehamilan kedua adelia lbih istimewa,karna ada lucas yg memperhatika dan kluarga lucas,terutama mak lisbeth pasti paling heboh wkwk
lucas berubah juga karna julia, daniel cowok peka dari awal,bagus bgtu daniel jngan gugup
bukannya julia mau bertemu kakeknya?