Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dwi dan Evan
Panggilan berhenti, Dwi melangkah ke arah pintu. Saat hendak membuka pintu, tangannya tiba-tiba ada yang menarik dari belakang.
Dwi berbalik, hampir menabrak si penarik lengannya. Saat Dwi melihat pelakunya, ia mengernyitkan dahi.
"Ada apa??" tanya Dwi datar
"Kamu di dalam, tapi kenapa tidak menegurku?" tanya Evan
"Untuk apa? Aku tidak ingin mengganggu kencan orang lain, lagipula aku juga terburu-buru. Adikku dan temannya sudah menunggu makanan yang akan aku bawa." jawab Dwi
"Aku tidak kencan, jangan salah paham. Wanita itu mengajakku bertemu, ia bilang untuk terakhir kalinya. Tapi saat kita bertemu, dia malah meminta aku kembali bersamanya." Dwi diam mencerna penjelasan Evan
"Lalu?? Maksudmu menjelaskan ini padaku, agar apa?" tanya Dwi
Evan merasa sangat gemas pada perempuan di depannya ini, tanpa persetujuan Dwi. Evan menarik Dwi, ke dalam pelukannya. Evan memeluk erat tubuh Dwi, seolah takut kehilangan. Selama berhubungan dengan Sofia, belum pernah ia merasakan senyaman dan setakut ini.
Dwi.... Ia yang anti di sentuh pria, namun entah kenapa? Ia... Malah merasa nyaman dengan pelukan ini.
"Aku tidak mau kau salah paham, susah payah aku mengejar mu. Aku sangat mencintaimu, entah sejak kapan perasaan ini ada. Namun apa yang kamu katakan, bila kamu adalah merupakan pelarian dari nya. Itu salah besar, itu tidak benar. Aku benar-benar jatuh hati padamu Wi, aku benar-benar jatuh cinta padamu. Beri aku kesempatan untuk membuktikannya, membuktikan bahwa aku benar-benar sudah tak ada perasaan apapun pada wanita itu. Hanya kamu dan hanya boleh kamu " Jelas Evan
Mata Dwi memanas, ia tak menyangka bila akan di cintai oleh pria. Sedalam ini, bahkan ia bisa merasakan getaran di setiap ucapan Evan.
Selama ini, ia memang ia mulai terketuk dengan apa yang dilakukan oleh Evan. Keseriusan, perjuangan, pengorbanan nya hanya untuk mendapatkan perhatian darinya.
Perlahan kedua tangan Dwi terangkat, ia pun membalas pelukan Evan. Buliran air matanya, terjatuh pada akhirnya. Apa benar keputusan yang akan ia ambil saat ini?? Ia ingin mencoba menerima dan menjalani hubungan dengan Evan.
Mendapat balasan dari Dwi, senyuman di wajah Evan mengembang.
"Apa... Apa aku bisa mempercayaimu??" tanya Dsi dengan suara bergetar
Evan melerai pelukannya, ia sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Dwi.
Evan mengangkat kedua tangannya, ia menghapus air mata yang membasahi kedua pipi Dwi dengan kedua ibu jarinya.
"Percayalah, aku takkan pernah melakukan kesalahan, aku takkan pernah mengkhianati mu. Aku bukan tipe pria yang bisa membagi cinta, bila hati ini sudah tertuju pada satu. Maka tak ada yang kedua atau ketiga, aku mencintaimu Dwi." ucap Evan seraya menempelkan dahinya pada dahi Dwi
"Maukah kamu memberikan aku kesempatan? Maukah kamu menjadi calon istriku?" tanya Evan, Dwi sedikit menengadah kan kepalanya.
Kini mata mereka saling bertatapan, Dwi memejamkan matanya. Lalu kembali membukanya dan menganggukkan kepala.
"Ya.. Aku akan memberikanmu kesempatan, buat aku mencintaimu dan tak ingin melepas mu." jawab Dwi, Evan tersenyum.
Hampir saja ia bersorak, namun ia memilih kembali menarik Dwi ke dalam pelukannya. Evan berkali-kali mencium puncak kepala Dwi, hatinya penuh. Penuh dengan rasa bahagia bukan main, ingin rasanya ia berteriak mengatakan bahwa dirinya bahagia.
Sedangkan didepan pintu resto, Sofia menatap pemandangan menyakitkan itu dengan perasaan tak karuan. Marah, kesal, sakit hati bercampur menjadi satu.
Ingin ia berteriak, menarik Evan. Namun ia sudah tak ada hak, ia yang mengkhianati Evan. Namun ia takkan menyerah, ia akan kembali berusaha untuk bisa membuat Evan kembali ke pelukannya.
Sofia akhirnya memilih untuk pergi, meninggalkan sepasang kekasih yang baru saja jadian tersebut. Cieeeee...
"Saya mau pul... "
"Berhentilah bersikap formal, bukan saya... Tapi aku, sayang." potong Evan, seraya merapihkan rambut Dwi yang berantakan.
BLUSH
"K-Kenapa kamu memanggilku seperti itu?" tanya Dwi tergagap, wajah benar-benar terasa panas saat ini.
"Memang apa salahnya?? Kita sepasang kekasih dan aku memang menyayangimu, hmm??" tanya Evan balik, ia tersenyum gemas melihat Dwi salah tingkah.
"I-itu.. Rasanya itu, terlalu cepat." jawab Dwi
"Bagiku justru terlalu lama, sudah lama aku menantikan ini. Akhirnya, aku bisa mendapatkan jawaban yang aku harapkan. Terima kasih karena sudah mau menerima dan memberikan kesempatan untuk ku." balas Evan
Dwi pun akhirnya pamit untuk pulang, karena adik dan temannya pasti sudah menunggu terlalu lama.
Evan memaksa untuk mengantar Dwi, Evan meminta anak buahnya untuk membawa mobil miliknya. Dan ia akan mengantar Dwi pulang, bahkan Evan juga sudah memesan makanan lainnya. Agar ia bisa ikut makan dan minta di kirim ke rumah Dwi.
Perjalanan memang hanya membutuhkan waktu 15 menit, terlihat jelas di depan pintu. Sudah ada Aca berdiri dengan melipat kedua tangannya, karena kesal menunggu.
Namun saat melihat siapa yang turun dari mobil sang kakak, kedua tangan Aca turun.
"Bukankah ia mantan atasan kakak? Kenapa dia bisa pulang ke sini?" gumam Aca pelan
"Assalamu'alaikum" salam Dwi
"Wa'alaikum salam" jawab Aca seraya mencium punggung tangan Dwi, dengan ragu ia melakukan hal yang sama pada Evan.
"Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?" tanya Aca, menatap penuh tuntutan pada sang kakak.
"Maafkan aku, ini salahku. Tapi... Ijinkan aku berhubungan lebih serius dengan kakakmu, aku ingin menikahinya. Tapi Dwi, meminta untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."
Aca membulatkan kedua bola matanya
"Maksudnya kalian sekarang berpacaran?" Dei mengangguk pelan, sedangkan Evan mengangguk penuh semangat.
"Bagaimana bisa? Apa yang membuat kak Evan tertarik pada putri es ini??" tanya Aca, padahal Aca sudah tau sebesar apa effort Evan. Tapi ia penasaran, bagaimana pria seperti Evan bisa jatuh hati pada kakaknya? Apalagi dalam penampilan seperti ini??
"Karena mencintai seseorang tak butuh alasan, hati ini yang memilih kakakmu yang judes ini." jawab Evan, membuat Aca tertawa
Tak lama, ada sebuah mobil masuk, dan turunlah Senja dan... Kakaknya.
"ACAAAAAAAA" teriak Senja
"Datang itu ngucapin salam Sen" tegur Aca
"O iya, Assalamu'alaikum" Senja mencium punggung tangan Dwi dan Evan, meski ia tidak mengenal Evan.
Bergaul dengan Aca, membawanya menjadi lebih baik. Di susul Naren, dengan menenteng beberapa paper bag. Sehingga membuat Aca dan Dwi mengerutkan dahi bingung.
"Bicaranya di dalam, kakak sekalian siapkan makan malam. Ayo.. " ajak Dwi
Keempat orang itu pun menurut, kedua pria itu duduk di ruang tamu. Sedang Senja, mengikuti Aca dan Dwi ke dapur.
"Laki-laki jutek di luar, pacarnya kak Dwi?" tanya Senja
Pasalnya saat tadi ia datang, Evan memasang wajah datar. Aca tertawa pelan, sedangkan Dwi hanya menggelengkan kepalanya.
"Bicaranya nanti, mau bantuin apa mau gangguin?" tegur Dwi, Senja mengerucutkan bibirnya karena tal mendapatkan jawaban.
Senja membantu kakak beradik itu, untuk menyiapkan meja dan alat maka.
"Kursinya hanya ada empat" ucap Senja, Dwi dan Aca saling tatap dan menepuk dahi mereka.
...****************...
Ga tau bisa double apa ga hari ini🙃🙃🙃
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🥰🥰🥰...