Suami Kedua Untuk Istriku

"Papa..." Reisya yang begitu merindukan sosok Papanya itu langsung memeluknya.

" Sedang apa kau di sini.. Dan itu siapa? Mana Stanley? " Papanya langsung memberondong nya dengan begitu banyak pertanyaan.

" Aku sedang bulan madu , Pa. Stanley ...dia ..." Reisya bingung menjelaskan pada Papanya tentang keberadaan Evrard dan Stanley yang entah ada di mana kini.

"  Papa !" Entah darimana datangnya, Stanley tau tau sudah ada di dekat Reisya .

" Bocah badung menantuku " Sebastian mengacak acak rambut Stanley sesudah Stanley bersalaman mencium tangannya. Stanley tersenyum.

" Kalian bulan madu ? " Tanya Sebastian.

" Iya , Pa. Mama dan Papaku menyuruh kami berbulan madu. Refreshing Pa.." ucap Stanley.

" Begitu ya.. "

" Kalau Papa? "tanya Reisya.

" Papa sedang ada janji ketemu klien di sini.. Papa dan tim Papa akan menemuinya nanti malam....bule itu.." Sebastian tetap merasa aneh dengan keberadaan Evrard. Hanya naluri saja, ia merasa aneh putrinya bersama pria bule asing padahal sedang bulan madu dengan Stanley.

" Dia temanku , Pa. Evrard.  Tadi Reisya dan Evrard keluar duluan mencari makan , aku barusaja mau menyusul mereka"  kata Stanley. Ia membuat cerita asal agar mertuanya itu tidak curiga.

" Kami sudah seminggu disini.. dan ini kami menambah 3 hari acara bulan madu kami " terang Stanley.

" Dasar anak muda.. " Sebastian tertawa kecil. Menantunya ini memang libidonya tinggi , masih kurang terus padahal sudah seminggu. Ia memakluminya, karena ia sendiripun pernah muda. Pernah jadi pengantin baru pula. Memang rasanya ingin terus bercinta.

" Hehe.. Papa mau ke kamar kami? " tanya Stanley.

" Tidak usah saja.. kalian lanjutkan saja bulan madunya. Aku akan makan bersama rekan tim ku sebentar lagi " Sebastian tentu tak ingin anak dan menantunya yang sedang asyik memadu kasih terganggu olehnya.

Reisya memaksakan senyumnya. Sedang Evrard cuma diam  namun tetap berada disana menemani Reisya.

" Calon cucu Papa sehat kan?'' tanya Sebastian lagi.

.

' Astaga... Lagi lagi.. masalah cucu.. kenapa semua orang begitu suka cucu.. tidak cuma Mama Papa Stanley, Papaku juga sangat menantinya..' 

.

" Aman , Pa. Aku sudah memberinya banyak pupuk  ..hehe..." Ucap Stanley cengengesan sambil menyentuh perut Reisya.

Evrard dan Reisya spontan langsung menatap Stanley . Berani sekali , Stanley tiba tiba menyentuh perut Reisya di depan umum.

" Kau ini.." Reisya memukul tangan Stanley.

.

.

' Stanley ini ....Benar benar bikin malu saja. Di depan Papaku malah ngomong tak tahu malu begitu..' batin Reisya kesal.

.

.

       " Ya sudah  .. kalian lanjut saja..Papa mau gabung dengan teman  teman Papa.." Sebastian justru tak enak mengganggu mereka, ia pun segera pergi bersama teman teman setimnya.

Reisya dan Stanley juga Evrard pun menuju ke kamar mereka. Namun saat hendak masuk ke kamar Evrard, Stanley mencegahnya.

" Aku minta jatah..."

" Apa ?! "

" Kau denger sendiri kan kata  Papamu tadi...Dia ingin cucu yang sehat kan..Sekarang kau temani aku.." ucap Stanley enteng.

" Stanley...kau..." Reisya kesal. Stanley benar benar pintar memanfaatkan keadaan.

.

.

' Mentang mentang ada Papaku..  kau seenaknya, Stanley.. `aji mumpung ` sekali ....dasar pria brengsek ! '   Reisya memaki Stanley

" Tidak ,Stanley.. aku capek.. aku ingin istirahat.. " ucap Reisya menolak Stanley.

" Kau harus berlaku adil pada kami , Reisya. Seminggu penuh kau sudah bersama Evrard. Baru tadi  malam kau bersamaku. 7 banding 1 ..itu tidak adil " kata Stanley tetap kekeh. Ia tak suka keinginannya di tolak.

" Atau kau ingin aku bilang pada Papamu , kau selingkuh dengan bule itu .. "

" Stanley!! ...kau  ...." Reisya marah. Kenapa Stanley terus saja mengancamnya jika keinginannya tidak di turuti.

" Kau yang menyuruhku dengan Evrard... Kau bilang sendiri sudah tak mau menyentuhku dan aku harus hamil. Tapi kau malah mencampuriku lagi. Kalau aku hamil, ini anak Evrard atau anakmu.. dia tidak jelas!! "

" Mau dia anak bule itu atau anakku, toh dia lahir dalam pernikahan kita. Dia tetap jadi anakku, cucu orang tuaku. Tak mungkin kan kalau dia lahir tapi tak memiliki sedikitpun kemiripan denganku karena mirip bule itu...orang tuaku bakal curiga. Jadi jangan protes lagi kalau aku mau menggaulimu. Anak itu juga harus memiliki kemiripan denganku. Itu berarti kau juga harus menerima benihku !!" Ucap Stanley keras.

" Ya tuhan.. kau ini...manusia apa.. tahu begitu, tidak usah ada Evrard cukup kau saja.." ucap Reisya .

" Sekarang pilih kau menurut padaku atau aku akan mengadukan ini pada Papamu... Papamu tentu akan murka, kau ada main dengan bule itu.."

" Stop!" Evrard bicara menengahi pertengkaran mereka.

" Just do it " Evrard tak mau mereka ribut lagi. Ia lalu mendorong Reisya mendekat ke Stanley. Ia mengalah memberikan Reisya pada Stanley kembali, dan ia akan mundur. Ia tak ingin mengganggu rumah tangga mereka lagi. Ia lebih baik cepat menghilang saja dan kembali ke negaranya.

Evrard masuk ke kamarnya sendiri dan segera menutupnya. Ia biarkan Reisya disana bersama Stanley karena memang Stanley lebih berhak.

Andai saja, Reisya mau pergi dengannya ke Jerman, ia tentu akan memperjuangkannya. Namun Reisya sudah menolaknya . Sehingga ia tak bisa berbuat apa apa lagi selain menyerahkan Reisya kembali pada Stanley .

.

.

.

.

.

Reisya dengan rasa  terpaksa mengikuti Stanley. Dan tentu saja Stanley mengajaknya bercinta. Reisya pun mau tak mau harus menurutinya.

Ia sama sekali tak  menikmati saat kebersamaan mereka. Reisya bisa pasrah bagaimanapun Stanley memperlakukannya.  Hambar, itulah yang di rasakannya.

" Stanley... " Panggil Reisya saat Stanley telah puas bercinta dengannya. Mereka berbaring di bawah selimut masih dengan tubuh polos.

" Apa? "

" Tak bisakah rumah tangga kita kembali seperti dulu? Kita lupakan semua yang sudah terjadi dan mulai lagi dari awal dengan baik .." tanya Reisya. Ia mencoba untuk menerima takdirnya jika ia memang harus hidup selamanya dengan Stanley.

" Jangan mimpi ! '' sahut Stanley cepat.

' Deg ' Dada Reisya terasa nyeri saat Stanley menolaknya mentah mentah.

" Jangan terlalu berharap karena aku mau menyentuhmu. Jujur saja, sebenarnya aku jijik menyentuh tubuhmu yang sudah di sentuh laki laki lain. Tapi terpaksa.. daripada menyewa wanita yang tidak jelas, mendingan kau saja. Aku tak mau kena penyakit. Toh hanya bule itu dan aku yang menyentuhmu. "

Ucapan Stanley begitu menusuk ulu hatinya. Meski ia sudah menduganya, ia cuma jadi tempat pelampiasan Stanley, namun ia sebenarnya sedikit berharap rumah tangganya kembali utuh setelah mereka memiliki bayi nanti. Ia mengira rumah tangganya masih bisa di selamatkan. Namun nyatanya sama saja.

" Aku akan bermain denganmu sepuas hatiku, Reisya. Dan setelah kau hamil dan melahirkan, aku akan menendangmu keluar dari rumahku. Kau wanita cacat di mataku. Aku hanya ingin memberikan cucu saja pada orang tuaku. Setelah itu aku tak membutuhkanmu lagi . Masih banyak wanita lain yang bisa menggantikanmu "

Reisya menangis tanpa suara. Air matanya mengalir bagai aliran sungai. Stanley ternyata sudah benar benar membencinya. Tak memiliki sedikitpun rasa cinta padanya lagi. Demi dendamnya ia bahkan sudah berniat membuangnya setelah bayinya lahir nanti.

.

.

Setelah Stanley tertidur. Reisya mandi. Ia membersihkan dirinya dengan begitu banyak sabun dan shampo. Jika bisa ia ingin membuang semua bekas sentuhan Stanley. Bahkan benih yang sudah di sebarkannya juga. Ingin ia hilangkan juga.

.

.

Aku wanita tak berharga ..Tak ada yang mencintaiku...Tak ada yang menginginkanku..

.

Reisya menangis meratapi nasib malangnya. Semua takdir buruk yang menimpanya. Ia menyesali semuanya.

Reisya keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia ingin berganti baju dengan bajunya sendiri bukan baju Stanley. Ia tak ingin menyentuh barang Stanley sama sekali . Terlebih orangnya. Ia sudah tak ingin di sentuh sedikitpun lagi. Hamil atau tidak ...Toh, dia tetap akan di campakkan. Sia sia saja ia melakukan semuanya.

" Iya.. besok aku pulang , sayang. Kau mau ku bawakan apa..Tentu saja.. apapun boleh.. aku punya banyak uang... Kalau cuma perhiasan dan tas gampang..." Ucap Stanley yang ia lihat sedang bertelpon ria dengan seseorang.

.

' Aku lupa.. dia memiliki kekasih lain.. dia punya Shera , pelakor itu...Dia cuma memanfaatkan aku karena tak ada Shera.

Wanita itu yang akan menggantikan aku kelak...

Bodoh sekali aku berharap Stanley mau berbaikan denganku hanya karena bercinta dengannya...

Aku cuma wanita pengganti yang tak berharga...Rumah tangga kami selamanya sudah tak bisa di perbaiki lagi....

.

.

.