NovelToon NovelToon
Only 200 Days Mr.Mafia

Only 200 Days Mr.Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Four

Bagiamana jika kehidupan seorang mafia yang terkenal akan ganas, angkuh atau Monster ternyata memiliki kisah yang sungguh menyedihkan?

Bagaimana seorang wanita yang hanyalah penulis buku anak-anak bisa merubah total kehidupan gelap dari seorang mafia yang mendapat julukan Monster? Bagai kegelapan bertemu dengan cahaya terang, begitulah kisah Maxi Ed Tommaso dan Nadine Chysara yang di pertemukan tanpa kesengajaan.

~~~~~~~~~~~
✨MOHON DUKUNGANNYA ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

O200DMM – BAB 03

Kamu Tidak Bisa Kabur

Pintu kamar hotel terbanting cukup keras sehingga Dita dan April terkejut seketika. Melihat wajah Nadine yang panik berjalan menghampiri mereka sambil mengelap keringat di dahi serta hidungnya. Nafas Nadine sudah seperti seseorang yang baru ikut lomba maraton.

“Ada apa Nadine? Semua baik-baik saja?” tanya April saat melihat ekspresi Nadine seperti orang ketakutan, apalagi melihat dari mata Nadine yang baru saja menangis.

April dan Dita langsung menghampiri temannya dengan khawatir. Dalam pikiran mereka mulai bertanya, apa yang baru saja menimpa temannya itu sehingga dia ketakutan sekali?

“Kau tahu pria yang ada di balkon malam itu.”

“Iya, kami masih ingat. Kenapa?” Mereka masih ingat betul, karena kejadiannya kemarin malam.

“Dia-- ” Tok! Tok! Tok!

Ketiga wanita tadi langsung melihat ke arah pintu bersamaan. Suara ketukan ringan dari seseorang di luar sana. Tidak ada satupun dari mereka yang memesan layanan khusus di hotel. Jantung Nadine mulai berpacu kembali, jika pria itu sampai membunuhnya juga karena sudah melihat adegan mengerikan di lorong. Atau... Bagaimana jika pria pembunuh itu menganggap Nadine sebagai komplotan pria botak tadi?

“Biar aku saja.” April pergi menuju ke pintu, sementara Dita mengajak Nadine untuk duduk santai dan dia berdiri.

Saat April membuka pintu. Betapa terpukau nya dia saat tamu yang datang adalah seorang pria tampan dan cool, dingin dan berkarisma seperti CEO di novel-novel yang pernah ia baca. Tapi bukan itu yang saat ini April tuju.

“Maaf tuan Anda--- ” suara April terpotong ketika pria tadi langsung saja menerobos masuk tanpa izin. Tidak memperdulikan panggilan serta teguran dari seorang penyewa kamar tersebut, dan April mengikutinya dari belakang, sesekali menegur pria aneh tadi.

Hingga langkah panjang dari sosok pria tak di undang tadi, berhenti saat dia mulai menemukan mangsanya di depan mata. Nadine terkejut setengah mati, dia bisa mati beku di sana detik itu juga.

pria yang sama, tatapan yang sama dan semuanya sama. Itu Maxi Ed Tommaso!

Nadine langsung berdiri dan menatap lekat seperti sebuah patung yang tidak bisa bergerak, seperti melihat sosok malaikat pencabut nyawa. Maxi terus melangkah lebih dekat dan dekat, sedangkan Dita dan April memandang bingung. -‘Bagaimana pria itu tahu aku ada di sini?’ Batin Nadine merasa terpojok.

Keringat kembali menetes di wajah Nadine, dadanya naik turun seperti di pompa. Maxi sudah dekat dan pria itu mulai membisikan sesuatu di telinga Nadine seraya menghirup aroma khas dari sang wanita.

“Welcome!” Mata Nadine langsung membulat sempurna. Pria itu tersenyum devil. Melangkah mundur lalu berjalan pergi setelah berhasil membuat jantung seseorang hampir copot.

Nadine masih terdiam, tubuhnya bergetar hebat, rasanya sangat sesak sekali bahkan dia mulai tertunduk seakan tubuhnya lelah. Melihat ketakutan luar biasa yang baru pertama kali Nadine alami, tentu saja April dan Dita cukup penasaran.

“Nadine! You okay?” April mencoba menenangkan temannya, mengusap lengan Nadine yang terasa panas dingin.

“Kita harus pergi.” Keputusan yang cukup membuat Dita dan April bertambah bingung saat Nadine mengatakan hal yang tiba-tiba. Mereka baru saja satu hari di Chicago dan kini temannya itu memiinta pergi alias kembali ke Nagara asal mereka. Yang benar saja.

“Ada apa Nadine? Kenapa mendadak?” April mencoba menenangkan temannya lagi, tapi kali ini suaranya sedikit tinggi. Namun tak ada jawaban dari Nadine, melainkan hanya berupa nafas yang terdengar memburu serta tatapan kosong ke depan.

“Kita baru saja sehari di sini. Kenapa kita harus pulang? Dan siapa pria itu?” Dita ikutan panik sehingga dia sedikit kesal dengan keputusan Nadine yang mendadak. Aura Maxi benar-benar mengerikan bahkan saat pria itu berjalan melewatinya.

Wanita cantik yang terdiam kaku tadi, menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga lalu bergerak cepat tanpa menjawab kedua pertanyaan dari kawannya.

Nadine memasukan pakaiannya ke dalam koper. Dita dan April saling memandang menatap Nadine dengan wajah bingung. Geram sendiri ketika melihat tingkah laku temannya itu, wanita keriting berkulit coklat mulai memanggil nama Nadine berulang kali, mengikuti Nadine dari belakang berharap temannya tadi bisa tenang.

“Nadine! Nadine!” masih tidak ada respon.

“NADINE!” teriak April yang kini memutar paksa tubuh Nadine, memegang kedua pundaknya. “Tenang. Dan katakan apa yang terjadi?” Bagi April tak masalah jika mereka harus pulang, tapi setidaknya Nadine mengatakan alasannya agar dia dan Dita tidak terpancing emosi dengan bertanya-tanya sendiri dalam pikiran masing-masing.

Nadine menghempaskan kedua tangan April.

“DIA SEORANG PEMBUNUH DAN KINI DIA MENGINCAR KU HIKSS.” Seketika April dan Dita tersentak kaget mendengar pengakuan tersebut.

Nadine mulai berjalan mondar-mandir sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. “Aku baru saja melihatnya membunuh seseorang hikss-- ” tubuhnya lemas saat mengatakan soal pembunuhan, apalagi posisi Nadine saat itu adalah saksi mata.

“A-apa?!” ucap bersamaan Dita dan April yang sama terkejutnya.

“Dia seorang penjahat. Dia memiliki anak buah, dan hikss-- dan mereka membunuh seseorang. Darahnya bahkan berceceran... ” Tak kuasa menjelaskannya. April dan Dita mencoba meredam ketakutan Nadine, meskipun itu tidak bisa hilang begitu saja.

“Dia sudah melihatku, lalu dia datang ke sini dan apalagi nanti? Dia akan membunuhku dan kalian... Aku tidak ingin hal buruk terjadi,” Sungguh, Nadine tidak ingin melihat temannya dalam bahaya. Dita dan April mulai mengerti dengan apa yang Nadine rasakan saat ini.

“Kalau begitu kita harus cepat, sebelum dia kembali.” Akhirnya Dita angkat bicara. Mereka bertiga setuju dan mulai bergegas membereskan barang-barangnya serta pakaian, tak ada waktu lagi untuk bersantai, mereka bisa melakukannya di Indonesia.

Setelah semuanya siap, mereka bertiga mulai mengendap-endap keluar dari kamar hotel berjalan menuju lift namun tidak berjalan lurus saat dua pria asing berkaos hitam bertubuh besar mulai melihat mereka dan mengejar. “Sial!” decak April. Nadine menarik tangan Dita dan Dita menarik tangan April. Mereka tidak ada pilihan lain selain melewati anak tangga di pintu darurat.

“Berat badanku akan turun jika seperti ini.” Ujar Dita di sela-sela berlarinya.

Dari lantai 15 mereka menuruni tangga dengan cepat dan panik, kakinya seperti mati rasa dan ingin copot. Sampai di lantai 2 langkah ketiganya berhenti ketika dua pria berkaos sama namun wajah mereka berbeda, tengah menghadang jalannya.

“Ohh! Baiklah. Mari kita olahraga sejenak!” seru Dita mencoba mengatur nafas. April langsung melempar tas kopernya ke arah penjaga tadi, Nadine dan Dita mulai memukul sebisa mungkin pria yang satunya hingga mereka berhasil pergi dari sana dengan tawa puas saat berhasil melewati tantangan yang sangat menegangkan.

Sungguh hari yang gila di malam hari.

...***...

Bandara Chicago, 05:10 am.

Terlihat di sebuah kursi tunggu di salah satu bandara Chicago. Nadine beserta kedua temannya itu tertidur saling menempel seolah tak peduli dengan tatapan orang di sana. Nadine berpikir, bermalam di bandara sebelum tiket pesawat menuju negaranya tiba, itu lebih baik, setidaknya ada penjaga di sana yang memantau 24 jam.

Saat asik terlelap. Dering ponsel Dita mengagetkan mereka yang tengah asik tidur.

“Kekasihmu menelfon.” Lirih April berusaha membuka matanya yang masih kelet tak ingin terbuka.

Samar-samar Dita mulai mengangkat telepon, namun dia tidak sadar bahwa nomor yang tercantum bukanlah dari sang kekasih, melainkan dari nomor tak di kenal. Sebelum Dita menekan tombol terima panggilan, Nadine langsung menyahut ponselnya.

“Hey, itu dari kekasihku.”

“Aku rasa bukan. Lihat!” Nadine memperlihatkan nomor tak di kenal tercantum di sana. Sebuah nomor asing, bukan +62. April langsung terbangun dan ketiganya menatap ponsel yang berada di tangan Nadine. Tentu saja mereka tidak berani mengangkatnya dan hanya saling memandang.

Beberapa menit membiarkan dering tersebut sampai mati. Tak lama nomor tak dikenal tadi menelfon kembali sampai ke tiga kalinya. Akhirnya Nadine memberanikan diri untuk mengangkat telepon tersebut dan menekan mode speaker agar Dita dan April dapat ikut mendengarkan bersama.

[“Halo!”] Nadine membuka suara lebih dulu.

[“Good morning! ”]

Suara serak dan berat yang sangat Nadine kenal, bahkan April dan Dita sudah menebak sosok pria di balik ponsel saat ini.

[“Aku tahu kamu ada di bandara. Apa tembakan ku benar? ”] Bagaimana mungkin?Nadine, April dan Dita mencoba melihat sekitar. Tak ada satupun orang yang mencurigakan di sana, bagaimana pria itu tahu.

[“Apa yang anda inginkan? Saya sudah berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun.”]

[“Jangan berpikir kamu bisa kabur. Aku sudah menargetkan mu! ”]

Nadine mulai ketakutan, namun dia mencoba untuk tenang dan menarik nafas panjang.

[“Tolong. Aku akan kembali ke negaraku, dan aku tidak akan menceritakan semuanya kepada siapapun, aku berjanji, aku akan melupakan semuanya.”] Nadine mencoba sebisa mungkin agar bisa terlepas dari pria asing itu.

[“Keluarlah. Ada mobil hitam dan tiga anak buahku, aku menunggumu. ”]

[“KENAPA ANDA TIDAK MENGERTIIIII! AKU TIDAK AKAN MAU, DAN TOLONG BIARKAN AKU DAN TEMAN-TEMAN KU PERGI.”] Suara Nadine sedikit meninggi dengan nada frustasi. Sementara April dan Dita juga tak bisa berkata-kata karena keinginan Nadine sendiri. Mereka tahu, Nadine sangat baik dan selalu ingin melindungi orang-orang yang dia cintai.

[“Jika kamu tidak mau, maka bersiaplah pulang dengan dua jenazah temanmu.”] Deg!

Nadine serasa lemas mendengar ancaman seperti itu. April dan Dita juga sama ketakutan saat mendengar jelas sendiri bahwa mereka menjadi ancaman untuk Nadine.

[“Aku akan menunggumu. Ku harap kamu mengerti dan tidak egois.”] Tiba-tiba panggilan terputus. Bagi Maxi, melacak keberadaan ataupun pribadi seseorang itu sangat mudah dan seperti permainan kecil.

Kali ini Nadine dilema, dia tidak tahu harus bagaimana lagi? Liburan yang seharusnya menyenangkan kini menjadi sebuah ancaman nyawa.

1
Mamik Widowati
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
R_Aarale
trims kak Four, saya menikmati cerita ini. Ditunggu ya sekuel nya..sehat² selalu kak
Four.: terima kasih juga sudah mampir 😁👍
total 1 replies
Ilham Bay
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Dewi Fitriani
makin kesini jadi keinget ceritanya mirip sama drama turki yg mafia jga,
Four.: yup, aku juga suka sama dramanya 😁
total 1 replies
kairin
ceritanya lambat
Four.: namanya juga drama, mohon bersabar 😁
total 1 replies
azfa
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
R_Aarale
sudah kuduga..yeeay bingo
Four.: yeayyy
total 1 replies
Nur Lizza
lanjut thor
Nur Lizza
lanjut
Nur Lizza
Thor kenapa ada tulisan Allah .apa tulisan Allah itu ngk bisa di ganti
Four.: gpp, udah terlanjur... ada penjelasannya di salah satu bab nanti, mohon dimengerti 🙏😌
total 1 replies
Nur Lizza
lanjut
Nur Lizza
mereka blm tau berurusan sama Maxi .
Ning Konveksi Cikarang
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Nur Lizza
ngk masalh kn awal awalnya aja namany pertemuan tidak sengajah
Four.: ho,oh!
total 1 replies
kairin
apakah maxi akan jatuh cinta pada Nadine? penasaran deh
Four.: baca terusssss
total 1 replies
Cuik Kusmini
Luar biasa
Four.: terima kasih 😘
total 1 replies
Cuik Kusmini
Buruk
kairin
bagus sekali plus menegangkan.lanjut.....
Four.: terima kasih, lanjut sampai tamat bacanya 😁
total 1 replies
Baiq Widya Shinta
Klontang kita2 itu kah suara piring🤣🤣🙏
Four.: piring aluminium 😅 ada yang mahal Lo itu🤭
total 1 replies
Laila Clarence Atang
Luar biasa
Four.: thank youuuuuuuu 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!