Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
Victor memandang ponsel, yang tadi dia gunakan, untuk menelepon wanita itu.
Sudah waktunya dia membuang ponsel tersebut, ponsel yang sudah dia simpan cukup lama di dalam laci kantornya.
Tadi, saat dia sedang fokus bekerja, ponsel itu bergetar, dan ia sangat terkejut mendengar ponsel itu bergetar.
Karena seingatnya, ponsel itu sudah di nonaktifkan nya selama ini.
Matanya nanar menatap ponsel tersebut, dan nama yang ada pada layar ponsel itu.
Victor meletakkan ponsel itu kembali ke dalam laci, tidak merespon panggilan pada ponsel itu.
Tapi, ponsel tersebut, terus saja bergetar, dengan terpaksa ia pun menerima panggilan itu.
Begitu kata 'halo' di ucapannya, suara tangisan wanita itu langsung terdengar sangat menyedihkan.
Dia mengatakan kalau dirinya di cegat, gadis yang pernah di tarik Victor saat di taman kota.
Wanita itu dengan suara yang sangat sedih dan terdengar bergetar, mengatakan kalau gadis itu hampir saja mencekik dirinya, serta mengancam dirinya.
Insting Victor entah kenapa merasakan, kalau wanita itu merekayasa cerita yang tidak benar.
Belum selesai wanita itu bicara, Victor dengan cepat mematikan ponsel tersebut.
Lalu meraih ponsel pribadinya dari atas meja, dan dengan cepat mengirim pesan, kepada gadis yang di bicarakan wanita tadi.
Beberapa menit, pesannya tidak di jawab.
Dengan cepat Victor menyambar jasnya, lalu bergegas pulang ke Mansion.
Saat gadis itu pulang, Victor semakin yakin kalau wanita tadi, sudah melakukan sesuatu pada gadis, yang sudah berstatus istrinya itu.
Dan benar saja, kalau wanita itu sudah berbohong padanya.
Sekarang memang sudah saatnya ia membuang ponsel lama, yang menghubungkan dirinya dengan wanita itu.
Victor membuka kaca jendela mobil, dengan kencang ia pun melemparkan ponsel itu ke luar.
Lalu kembali menutup kaca jendela mobil, dadanya terasa lega setelah membuang ponsel tersebut.
Karena hari sudah sore, Victor memutuskan tidak akan kembali lagi ke kantor.
Setelah sampai di Mansion, Jack turun untuk membukakan pintu mobil untuk Victor.
"Terimakasih!" ucap Victor pada Jack.
Victor langsung menuju kamar putranya, begitu ia masuk ke dalam Mansion.
Di dalam kamar Arthur hanya ada pengasuh putranya itu, Debora tidak terlihat di sana.
"Nyonya di mana?" Victor mendekati tempat tidur Arthur.
"Nyonya ada di kamarnya, Tuan!" jawab Nita.
Setelah mengetahui Debora ada di mana, Victor tidak bertanya lagi.
Setelah melihat Arthur, yang ternyata tertidur lagi, Victor pun keluar dari kamar putranya itu, setelah mengecup kening Arthur.
Victor berhenti di depan pintu kamar utama, dia terlihat bimbang menatap pintu kamar itu dengan lekat.
Kira-kira ada dua menit dia diam mematung, memandangi pintu kamar yang tertutup itu, dan kemudian perlahan meninggalkan pintu kamar tersebut.
Langkah kakinya menuju kamar tamu, yang dia pilih sendiri untuk tidur di sana.
Ibunya yang selalu memantau perkembangan hubungannya dengan Debora.
Selalu saja menasehati dan memberi saran padanya, untuk terlebih dahulu berinisiatif mendekat kan diri pada Debora.
Terkadang Victor merasa heran sendiri dengan dirinya, yang selalu menurut saja, apa yang di katakan orang tuanya.
Dia sudah pernah mengatakan kepada orang tuanya, kalau dia adalah pria dewasa, yang sudah tidak pantas di atur oleh orang tuanya lagi.
Walau ia selalu berteriak menyuarakan pendapat dirinya, dan ketidak senangan dirinya, karena di atur atas perjodohan ini, dia tetap saja kalah.
Dan akhirnya mengalah.
Juga harus tebal telinga mendengar, Ibunya selalu memuji Debora, sebagai gadis yang mandiri, baik, dan gadis yang jauh dari rumor dekat dengan seorang lelaki.
Apanya yang jauh dari rumor, kalau dia tidak dekat dengan seorang lelaki! bisik hati Victor kesal, Cih! dia menipu semua orang!
Victor ingat, di mana Debora duduk dengan bahagianya bersama seorang lelaki, di taman kota.
Mengingat wajah ceria Debora, berbicara dengan teman lelaki gadis itu, membuat hati Victor tidak senang.
Victor melemparkan jasnya dengan kasar ke sofa, dan membuka kemejanya dengan kasar juga.
Pria itu melepaskan semua pakaiannya, yang melekat pada tubuhnya dengan kasar.
Setelah itu, masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Bersambung.....