Axel Sky Jordan, 31 tahun. Seorang pria mapan yang pernah jatuh cinta kepada istri pria lain. Gosip yang menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang perebut bini orang menjadi rahasia tersendiri di kalangan pebisnis dan orang-orang di sekitarnya.
Pertemuannya dengan gadis pembuat masalah bernama Aubrey Joysalim membuat hidupnya berubah. Jojo, sapaan akrab gadis itu menawarkan sebuah kesepakatan yang dia ibaratkan sebagai suatu simbiosis.
"Menurut KBBI Simbiosis berarti keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda. Bagaimana kalau kita melakukannya?" ~ Jojo
"Kamu pikir aku Protozoa? Aku tidak mau menerima tawaran nyamuk Aedes aegypti." tolak Axel mentah-mentah.
Dengan hati yang sudah dimiliki oleh wanita lain, akankah Jojo berhasil menaklukkan hati Axel?
_
_
_
Note :
JANGAN PLAGIAT ATAU TAMBAL SULAM!
INGAT AZAB
Carilah Rezeki yang halal dengan mencari ide sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adinasya mahila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : Gadis Nakal
Jojo melepas bibirnya yang menempel pada bibir Axel. Untuk beberapa saat mata mereka bertemu. Tak ada satu kata pun yang terucap dari keduanya. Semua orang yang awalnya terkejut dengan tindakan Jojo kembali fokus ke kaburnya Kirana.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Jojo, Ia meraih lengan Axel. Menarik laki-laki itu keluar dari sana. Pemilik Sky Hotel itu nampak pasrah berjalan mengikuti langkah Jojo. Axel bahkan memberikan kode ke staff dan petugas keamanan hotelnya dengan menunjukkan punggung tangannya saat gadis itu menggelandangnya sampai ke luar hotel.
"Wah ... Apa kamu gila?" Jojo mengatur napasnya, berjalan cepat membuatnya ngos-ngosan.
Tak ada jawaban dari Axel, laki-laki itu sibuk merapikan jasnya yang ia rasa kusut karena perbuatan Jojo.
"Kenapa diam saja?" Jojo berbalik dan mendorong dada Axel—kesal.
"Kamu!" Mengepalkan kedua tangannya ke udara, Axel benar-benar ingin menjambak-jambak gadis yang ada di depannya.
Mencoba tenang dan meredam emosinya, Axel sampai harus mengatur napasnya. "Bukankah kamu yang memeluk dan mencium 'ku duluan? seharusnya aku yang marah, bibir berhargaku ini—tidak semua orang bisa dengan seenak hati memperlakukannya." Axel menyentuh bibirnya, dan Jojo seperti baru menyadari bahwa laki-laki di hadapannya benar-benar tampan dan seksi, bahkan bibirnya ciumable
"Hah!" Jojo memajukan dagunya, yang menjadi masalah sebenarnya bagi dia bukanlah ciuman itu, tapi perbuatan Axel yang membawanya ke dalam ballroom, Axel seperti memasukkannya ke kandang buaya.
"Bukan ciuman, tapi kenapa kamu membawa 'ku ke dalam ballroom?"
Axel terdiam, menatap heran Jojo. Jenis apakah gadis yang sedang dia hadapi sekarang ini. Seharusnya sebagai seorang gadis normal, Jojo tidak mempersalahkan dirinya yang membawanya secara paksa tadi, tapi ciuman itu, bukankah tidak lumrah, dan saat Axel masih sibuk dengan pikirannya sendiri, Jojo kembali berbicara.
"Kalau kamu tidak membawa 'ku ke sana, bibir 'ku pasti masih perawan, Sial! sekarang dia sudah menjadi janda."
Mata Axel semakin melebar, terlalu kaget mendengar protes Jojo yang disampaikan dengan sedikit tidak masuk akal, gadis itu ternyata menyalahkan semua yang terjadi kepada dirinya.
"Kamu—"
"Sudah lah, lupakan ... lupakan! yang penting semuanya sudah beres." Potong Jojo cepat.
Gadis itu merapikan lengan jas Axel yang ditariknya tadi lalu tersenyum. "Maaf membuat salah satu acara di hotel 'mu berantakan, kamu bisa menikmati hidangan pestanya dan bahkan membawanya pulang." Jojo memandang beberapa orang yang terlihat ke luar dan kembali ke mobil masing-masing.
"Kamu pikir a—ku?"
"Pasti berat merapikan ballroom sebesar itu." Jojo tertawa kemudian berjalan meninggalkan Axel untuk mencari taksi.
"Gadis itu, dia pikir aku siapa?" gerutu Axel, merasa sedikit geli Ia pun tertawa tapi sedikit pilu.
***
Jojo hanya terdiam saat makan malam bersama abangnya, Ia berdoa semoga Fahrizal tidak bertanya apa dia tahu kemana dan kenapa Kirana kabur. Namun, sayang keinginannya jelas tidak mungkin terwujud. Abangnya begitu dekat dengan Hantoro, pria itu pasti sudah membuat cerita di fitur aplikasi pesan berbalas miliknya dan Fahrizal melihatnya.
"Kamu tidak terlibat dengan kaburnya Kirana kan?"
Pertanyaan Fahrizal membuat Jojo langsung menelan bulat-bulat potongan daging di dalam mulutnya. Ia memukul dadanya karena rasanya sangat mengganjal di sana, tidak mungkin kan potongan daging itu masuk ke saluran pernapasannya. Jojo melotot, untung dengan sigap Sylvia memukul dadanya, sehingga Jojo bisa merasakan normal kembali.
"Apa kamu baik-baik saja?" Fahrizal terlihat cemas.
"Aku baik bang."
"Kita tadi tu udah siap mau kondangan, eh dengar kabar yang tidak mengenakkan," ucap Sylvia.
"Aku ga tau, Kirana ga cerita apa-apa." Dusta Jojo.
Duduk di meja kerjanya, Jojo menatap benda pipih miliknya. Ia mengkhawatirkan keadaan Kirana, meskipun Ia sadar bahwa sahabatnya itu pasti menonaktifkan ponselnya untuk sementara waktu agar keluarganya tidak bisa melacak.
***
Hari Minggu yang cerah. Namun, seperti hari minggu sebelumnya keluarga Fahrizal sudah disibukkan dengan acara berbau mencari dukungan.
"Untuk apa membawa sepeda kalau akhirnya malah foto-foto bersama," gerutu Jojo di sela acara car free day pagi itu. "Memangnya pajangan."
Deri menyenggol lengan Jojo, seperti biasa meminta adik junjungannya untuk menjaga bicaranya.
"Iya—iya, apa'an sih?" Kesal Jojo. Jika bisa Ia ingin melempar pria itu ke Pluto.
Masih dengan perasaan terpaksa, Jojo tersenyum manis, bak artis beberapa orang juga meminta berfoto dengannya. Di sela kesibukannya, Ia merasakan ponselnya bergetar. Meminta izin menjauh dari kerumunan, Jojo mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dia kenal, berharap dari Kirana.
"Jo!"
Jojo sangat bahagia, akhirnya sahabatnya menelpon juga. "Kirana! gimana—?"
"APA?" Mata Jojo melebar. Seketika Ia merasa malapetaka sedang berjalan menuju ke arahnya.
***
Axel duduk sambil menyilangkan kakinya, di hadapannya sekarang seorang gadis dan pria terlihat menunduk ketakutan, sementara seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh dari mereka.
"Jadi kamu yang seharusnya menikah di ballroom hotel 'ku kemarin?" Axel tersenyum tapi tak habis pikir.
Kirana mengangguk, Ia tak berani manatap muka orang yang sedang berbicara kepadanya.
"Jadi sahabat 'mu yang membantu dirimu kabur dan memberitahu bahwa villa ini bisa dipakai untuk tempat bersembunyi?"
Kirana mengangguk kembali.
"Coba ulangi siapa namanya tadi!"
"Jo—jo, Aubrey Joysalim."
Entah kenapa Axel terlihat begitu senang, menyilangkan kedua lengannya di depan dada sambil menyandarkan punggung ke sofa, Ia tersenyum iblis.
"Kena kau! gadis nakal."
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Like Komen 🥰 add Favorite ya
memanglah s' Mickey Mouse ini..
ituuuuuu tanda'y kamu lg jatuh cinta Mikeeeee.....
kamu ituuu Mikeeeee...
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
seingat Ku🤭🤭🤭🤭
udah baca pake acc brbeda tp agak lupa jalan cerita'y...
😅😅😅😅
terimakasih byk ya atas cerita menarik dan menghibur ini..
lopeeeeeee Otor...
😘😘😘
😚😚😚😚😚😚😚🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🤣🤣🤣🤣🤣🤪🤪🤪🤪🤪
parah kamuuuu....
ngamok lah nanti s' parfum Axe....
🤪🤪🤣🤣🤣🤣🤣🤣