(Warisan Mutiara Hitam Season 3)
Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.
Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.
Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.
Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Armada Naga Hitam
Satu bulan.
Bagi dunia luar, itu adalah waktu yang singkat. Namun di dalam Ruang Bawah Tanah Makam Kuno, di mana aliran waktu dipadatkan oleh Fragmen Keempat, satu bulan terasa seperti satu tahun kultivasi intensif.
Di atas pulau kecil di tengah sungai kering, Chen Kai duduk bersila. Empat bola cahaya berputar mengelilingi tubuhnya, membentuk orbit yang sempurna. Tidak ada lagi gesekan energi. Tidak ada lagi rasa sakit.
Klik.
Suara jarum jam imajiner terdengar di benak Chen Kai.
Ia membuka matanya.
Tidak ada ledakan aura yang dramatis. Tidak ada langit runtuh. Hanya ada ketenangan yang menakutkan. Aura Chen Kai telah menyusut, terkompresi begitu padat ke dalam tubuhnya hingga ia terlihat seperti manusia biasa tanpa kultivasi. Ini adalah tanda dari kontrol energi yang sempurna.
"Fondasi untuk menahan beban Hukum Waktu sudah terbentuk."
Ia berdiri. Debu tulang di sekitarnya tidak beterbangan, seolah-olah mereka takut untuk bergerak tanpa izinnya.
Chen Kai melangkah maju.
"Langkah Hampa."
Tanpa suara, ia berpindah dari ruang bawah tanah langsung ke Aula Singgasana di lantai atas.
Di sana, pemandangan yang berbeda menyambutnya.
Dua belas Automaton Logam Dewa berdiri tegak dalam dua barisan, tombak mereka berkilat di bawah cahaya aula. Di tengah barisan itu, berdiri seorang wanita dengan zirah perak baru yang ramping—artefak yang ditemukan di gudang.
Luo Sha berbalik saat merasakan kehadiran Chen Kai. Ia segera berlutut.
"Selamat atas keluarnya Anda dari pertapaan, Ketua Sekte!"
Aura Luo Sha telah berubah drastis. Ia bukan lagi Inti Emas Tahap Awal yang rapuh. Auranya tajam dan dingin, stabil di Inti Emas Tahap Menengah.
"Kerja bagus, Bai," puji Chen Kai, berjalan menuju takhta. "Kau tidak membuang-buang waktumu."
"Terima kasih, Tuan. Gudang memiliki banyak Pil Sumsum Naga yang sangat membantu."
"Bagus. Tapi simpan perayaannya nanti."
Chen Kai duduk di takhta. Wajahnya menjadi serius. Ia mengibaskan tangannya, dan permukaan udara di depan takhta bergetar, menampilkan proyeksi visual dari apa yang terjadi di luar istana.
BOOOOM!
Suara ledakan yang teredam menembus dinding dimensi.
Di layar proyeksi, langit di luar Alun-alun Langit Runtuh dipenuhi oleh warna hitam.
Bukan awan mendung. Itu adalah Kapal Perang.
Lima puluh kapal perang terbang berwarna hitam legam, masing-masing sepanjang seratus meter, mengepung badai dimensi yang melindungi istana. Di haluan kapal-kapal itu, meriam naga menyala merah, memuntahkan bola api raksasa yang membombardir perisai badai tanpa henti.
Bendera Naga Hitam melilit Teratai berkibar di setiap tiang layar.
Armada Sekte Naga Teratai.
"Mereka sudah di sini sejak tiga hari yang lalu," lapor Luo Sha, suaranya tegang. "Hei Long kembali. Dan dia tidak sendiri. Dia membawa Divisi Ketiga dari sekte mereka."
Chen Kai menatap layar. Ia melihat kapal induk di tengah formasi. Di geladaknya, Hei Long berdiri dengan lengan kiri yang kini terbuat dari logam hitam (prostetik artefak).
Namun, Hei Long tidak berdiri di posisi pemimpin. Ia berdiri membungkuk hormat di samping sebuah kursi tandu raksasa yang terbuat dari tulang naga.
Seorang pria tua kurus dengan jubah naga emas duduk di sana, meminum teh sambil menonton pemboman itu.
"Siapa orang tua itu?" tanya Chen Kai.
"Itu Tetua Gu," jawab Luo Sha. "Tetua Gu adalah salah satu dari Tujuh Tetua Agung Sekte Naga Teratai. Kultivasinya...Jiwa Baru Lahir Tahap Akhir."
Jiwa Baru Lahir Tahap Akhir.
Itu adalah monster yang satu level di bawah Transformasi Dewa. Di Kepulauan Hantu, keberadaan seperti itu adalah bencana alam berjalan.
"Tahap Akhir..." Chen Kai mengetukkan jarinya ke sandaran takhta. "Menarik. Mereka benar-benar niat membunuhku."
Di layar, Tetua Gu meletakkan cangkir tehnya. Ia mengangkat satu jari.
WUUUNG!
Sebuah jarum hitam raksasa—sebesar menara—termanifestasi di langit. Jarum itu memancarkan aura korosi yang mengerikan.
"Serangan Penembus Formasi," analisis Chen Kai. "Dia bosan menunggu."
Tetua Gu menjentikkan jarinya.
Jarum raksasa itu melesat.
KRAAAAK!
Perisai badai dimensi yang melindungi Alun-alun Langit Runtuh—yang tak tertembus selama sebulan—robek seketika. Jarum itu menembus badai, menghantam lantai alun-alun, dan meledak.
Gelombang kejutnya mengguncang Istana Terbalik hingga debu berjatuhan dari langit-langit.
"Perisai runtuh!" seru Luo Sha, menghunus pedangnya. "Mereka akan mendarat!"
Benar saja. Armada kapal perang itu mulai bergerak masuk melalui celah yang dibuat oleh jarum raksasa itu. Ratusan kultivator berbaju hitam melompat turun ke Alun-alun Langit Runtuh seperti belalang.
"Tuan, kita harus mengaktifkan Automaton sekarang!" kata Luo Sha.
"Tunggu," Chen Kai mengangkat tangan. Senyum tipis terukir di bibirnya.
"Kenapa kita harus menghadang mereka di pintu?"
Chen Kai menatap proyeksi musuh yang membanjiri alun-alun. Mereka tertawa, berteriak kemenangan, mengira pertahanan makam telah runtuh.
"Biarkan mereka mendarat. Biarkan mereka merasa menang," kata Chen Kai dingin. "Alun-alun Langit Runtuh memiliki gravitasi terbalik, bukan? Mereka menggunakan jimat penyeimbang untuk berdiri di sana."
"Benar, Tuan."
"Nah," mata Chen Kai berkilat emas. "Apa yang terjadi jika aku mengubah 'Atas' menjadi 'Bawah' secara acak setiap lima detik?"
Luo Sha terbelalak. "Itu..."
Chen Kai berdiri dari takhta.
"Sambut tamu kita, Luo Sha. Aktifkan Formasi. Dan kirim Automaton untuk membersihkan sisa-sisanya."
"Hari ini, Sekte Mutiara Hitam akan mandi darah."
Di luar sana, di Alun-alun Langit Runtuh, sorak-sorai pasukan Naga Teratai tiba-tiba berubah menjadi jeritan panik saat lantai yang mereka pijak tiba-tiba menjadi langit-langit, dan langit di bawah mereka menjadi jurang tanpa dasar.
Perang dimulai.