NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak Ibu Susu

Di Balik Kontrak Ibu Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Pernikahan Kilat / Ibu Pengganti / Cinta setelah menikah / Ibu susu / Pengasuh
Popularitas:297.5k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dituduh pembunuh suaminya. Diusir dari rumah dalam keadaan hamil besar. Mengalami ketuban pecah di tengah jalan saat hujan deras. Seakan nasib buruk tidak ingin lepas dari kehidupan Shanum. Bayi yang di nanti selama ini meninggal dan mayatnya harus ditebus dari rumah sakit.

Sementara itu, Sagara kelimpungan karena kedua anak kembarnya alergi susu formula. Dia bertemu dengan Shanum yang memiliki limpahan ASI.

Terjadi kontrak kerja sama antara Shanum dan Sagara dengan tebusan biaya rumah sakit dan gaji bulanan sebesar 20 juta.

Namun, suatu malam terjadi sesuatu yang tidak mereka harapkan. Sagara mengira Shanum adalah Sonia, istrinya yang kabur setelah melahirkan. Sagara melampiaskan hasratnya yang ditahan selama setelah tahun.

"Aku akan menikahi mu walau secara siri," ucap Sagara.

Akankah Shanum bertahan dalam pernikahan yang disembunyikan itu? Apa yang akan terjadi ketika Sonia datang kembali dan membawa rahasia besar yang mengguncang semua orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Ruang kerja itu hening. Hanya terdengar detak jam dinding yang terasa begitu lambat seolah ikut menahan napas. Shanum berdiri kaku di hadapan Sagara, sementara pria itu duduk di kursi kerjanya yang besar, memutar-mutar pena di antara jari-jari, menatapnya dengan tatapan yang sukar ditebak.

"Dahulu kamu sudah menandatangani kontrak kerja sama untuk menjadi ibu susu bagi kedua anakku. Namun, sekarang kamu sudah menjadi istriku, walau baru secara agama," ucap Sagara tenang, tapi suaranya mengandung tekanan yang membuat udara di ruangan itu terasa berat.

Shanum menunduk. Tangannya meremas ujung baju panjang yang dikenakannya. Kata-kata itu terdengar seperti pengingat sekaligus peringatan. Di matanya, Sagara bukan sekadar majikan, tetapi juga lelaki yang telah menjeratnya dalam situasi yang rumit—antara tanggung jawab dan rasa bersalah.

“Jadi, kontrakmu sebagai ibu susu bagi mereka sudah tidak berlaku. Mulai sekarang mereka juga anakmu. Lalu, gaji tiap bulan yang dulu selalu aku berikan juga akan aku cabut. Gantinya, aku kasih kamu uang nafkah sebanyak lima puluh juta. Jalankan tugasmu sebagai istri dan ibu.”

Kata-kata itu menusuk. Bukan karena nilainya, melainkan karena caranya diucapkan—dingin dan kaku. Shanum tahu, pria itu bukan sedang berbicara tentang keluarga, melainkan tentang “peran” yang harus ia jalankan.

Entah kenapa, dada Shanum terasa sesak. Ia seperti sedang diperlakukan bukan sebagai manusia yang punya hati, melainkan sekadar pengganti yang harus mengisi kekosongan di hidup pria itu.

“O, iya. Kamu masih menempati kamarmu yang sekarang. Aku akan mendatangimu saat meminta hakku saja,” lanjut Sagara, matanya menatap tajam seolah setiap katanya adalah perintah. “Itu demi kebaikanmu. Jangan sampai ada orang mencap kamu sebagai wanita penggoda. Karena banyak kasus, pengasuh anak menggoda majikannya.”

Shanum menggigit bibirnya. Ingin rasanya membela diri, tapi lidahnya kelu. Ia hanya bisa menatap lantai, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia tahu, bagaimanapun juga, sejak pernikahan itu disahkan secara agama, dirinya sudah terikat dan tak bisa ke mana-mana.

Akhirnya, dengan langkah berat, Shanum meninggalkan ruang kerja itu. Punggungnya bergetar, tapi ia menegakkan kepala agar air matanya tidak tumpah di hadapan Sagara.

Sagara menatap punggung Shanum yang menjauh. Ada getir yang tersembunyi di matanya. “Sonia... maafkan aku,” gumamnya lirih sambil memandang foto pernikahan di atas meja. Jemarinya menyentuh bingkai foto itu dengan lembut. “Bukannya aku sudah mengkhianati cinta kita. Sampai kapan pun, hatiku hanya untukmu.”

Hari-hari berikutnya berjalan seolah tak ada yang berubah. Tak ada satu pun di rumah itu yang tahu bahwa status Shanum kini sudah berbeda. Ia tetap menjalankan rutinitasnya seperti biasa—menyiapkan sarapan, menidurkan si kembar, mencuci pakaian, seolah semuanya sama. Namun di dadanya, ada rasa yang sulit dijelaskan: campuran malu, takut, dan pasrah.

Suatu pagi, di hari Minggu yang cerah, Sagara tiba-tiba muncul di ruang keluarga. “Shanum, persiapkan dirimu dan anak-anak. Kita pergi jalan-jalan,” katanya tanpa ekspresi.

Shanum menoleh, terkejut. “Kita mau pergi ke mana, Pak?”

“Jangan panggil ‘Pak’ saat kita berdua,” ucap Sagara cepat, menatap matanya.

Shanum terdiam. “Lalu, panggil apa?” tanyanya bingung.

“Terserah. Mau ‘Mas’ seperti malam itu juga tidak apa-apa.”

Wajah Shanum seketika merah padam. Ia menunduk cepat-cepat agar Sagara tak melihat rona malu yang menjalari pipinya.

Perjalanan mereka terasa canggung di awal. Namun, saat sampai di taman kota dan melihat tawa si kembar yang berlarian kecil di rerumputan, suasana menjadi lebih hangat. Shanum menatap mereka dengan senyum tulus, sementara Sagara berdiri tak jauh di belakangnya, diam memperhatikan.

Ada sesuatu di dada Sagara yang sulit dijelaskan. Melihat Shanum bersama anak-anak seperti itu, ia merasa seperti melihat sepotong keluarga yang utuh—sesuatu yang lama hilang sejak Sonia pergi.

“Sudah waktunya anak-anak menyusu,” ucap Shanum lembut.

“Ya, susui saja. Kenapa? Kamu malu sama aku?” tanya Sagara dengan nada menggoda. “Aku sudah lihat semuanya, bahkan... merasakannya.”

Shanum sontak menunduk, wajahnya semakin merah. Rasa malu dan marah bercampur jadi satu, tapi ia menahan diri. Ia tidak mau menimbulkan keributan di depan anak-anak.

Dengan ragu, Shanum mulai menyusui Abyasa terlebih dahulu. Lalu Arsyla. Tangannya bergetar sedikit, tapi tatapan keibuan di matanya tidak hilang. Saat kedua bayi itu tertidur di pelukannya, Sagara tiba-tiba memalingkan wajah, menelan ludah. Baru melihat sosok Shanum seperti itu saja sudah membuat dadanya berdebar aneh.

“Kita makan di luar atau di rumah?” tanya Sagara mencoba menetralkan pikirannya.

“Terserah Mas saja... tapi anak-anak sudah tertidur. Kasihan kalau terlalu lama di luar,” jawab Shanum pelan.

“Baiklah, kita pulang saja,” balasnya, menatap wajah Shanum sekilas sebelum menyalakan mobil.

Malamnya, setelah menidurkan si kembar, Shanum menuju kamarnya. Tapi langkahnya terhenti di ambang pintu. Sagara sudah ada di sana.

“Malam ini kita tidur bersama,” ucap Sagara tanpa banyak basa-basi.

Tubuh Shanum menegang. Suaranya tercekat di tenggorokan. Namun, tak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti. Malam itu, untuk kedua kalinya, mereka menyatu. Kali ini dalam kesadaran penuh.

Di sela-sela napas yang masih berat, Sagara membelai rambut Shanum. “Kamu lebih cantik tanpa jilbab. Besok pergilah ke salon. Aku yakin kamu akan jauh lebih cantik kalau pandai mengurus diri.”

“Ya,” jawab Shanum lirih, meski dalam hati ada sesuatu yang terasa kosong. Ia hanya ingin malam itu cepat berlalu.

Rupanya Sagara bukan orang yang puas bercinta hanya satu ronde. Malam itu mereka bercinta sampai tiga ronde.

“Sepertinya aku harus di KB. Kasihan si kembar jika aku hamil," batin Shanum.

***

Kini penampilan Shanum berubah drastis. Memakai pakaiannya modis dan jilbab yang bervariasi. Tatapannya pun lebih lembut, tidak sepasrah dulu. Tapi di balik perubahan itu, ada sesuatu yang tumbuh perlahan, perasaan yang tak pernah ia duga.

Mungkin karena perhatian kecil yang Sagara berikan, atau karena sikapnya yang mulai melunak. Entah sejak kapan, setiap kali Sagara pulang terlambat, hati Shanum terasa cemas. Ia tak ingin mengakui perasaan itu, tetapi dalam diam, ia mulai jatuh cinta pada lelaki yang dulu membuatnya menangis.

Dan tanpa mereka sadari, sesuatu yang semula hanya “tanggung jawab” kini berubah menjadi “ikatan” yang perlahan menjerat hati keduanya.

1
Mutia
Apakah Soraya saudara tiri Shanum/Sonia?, mgkn Soraya yg menculik Sonia
Lilik Juhariah
tidak ada adegan vulgar tapi kalimat kiasan sudah buat orang paham dan indah bacanya , kereen author
Lilik Juhariah
Alana gadis baik, Krn emaknya itu bikin dia agak oleng
Lilik Juhariah
knp GK emaknya aja yg nikah ma pak rudi
Ita rahmawati
apakah rosalina akn jd masalah baru
Lilik Juhariah
duuuh thor mog selalu hati-hati tuh Sagara ada Rosalinda 🤣
Sunaryati
Alana sekarang bukan ancaman atau masalah, namun Rosalia yang perlu diwaspadai.
Diana Dwiari
ya ga bisa donk,kan anak harus sama ortunya,bukan sama nenek ato tantenya.....kecuali sang ayah masih hidup
Diana Dwiari
apa malah ga Eman uangnya yg untuk bayar pengacara.....pdhl proses2 kepolisian pengadilan pengacara butuh uang yg sangat banyak
Soraya
mampir thor
Nar Sih
semoga dgn hadir nya rosalina juga alana ngk akn menabah mslh baru lgi ,lanjutt kak👍🥰🥰
ken darsihk
Bu Elia kapok mu kapan 😠😠😠
Sukhana Ana lestari
Lanjut thor.. 💪💪💪💪😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
Sukhana Ana lestari
Shanum sesakit apa pun luka hatinya dia Tetap ngasih tau ke anaknya kalo Aby masih punya tante..
Mudah²an Rosalina gak bikin ulah sm klrg Kecil Gara yah...
Lilik Juhariah
apakah seperti itu menjadi orang tua, anak tidak menemani kita sampai tua , tapi hanya pasangan kita yg menemani
Sugiharti Rusli
penyesalan memang datang selalu belakangan yah, tapi masih bisa kalo dia mau menjalin komunikasi lagi dengan Shanum dan meminta maaf
Sugiharti Rusli
sepertinya si Alana sekarang menyesali perlakuannya dulu ke Shanum yah, padahal kalo dia tetap bersikap baik pada Shanum sejak dulu, dia ga akan merasa seorang diri kan sekarang walo ibunya masih ada
Sugiharti Rusli
bahkan Shanum tetap menceritakan kalo Aby masih punya tante dari ayah kandung nya, makanya dia mengenali saat bertemu si Alana, anak kecil mah polos yah
Sugiharti Rusli
kalo si Rosalina dulu bukannya dia selingkuh yah dari Revan suaminya😏😒
Sugiharti Rusli
Shanum tidak pernah mau bersikap egois yah dia, karena bagaimanapun kondisinya si Alana tetap bagian dari Aby karena dia putra kakak kandungnya,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!