Setelah tepat 5 tahun hubungan Alessa bersama seorang pria yang dikenal sebagai Ketua Mafia, tanpa dia sadari akhirnya mereka berpisah karena satu hal yang membuat Alessa harus rela meninggalkan Xander karena permintaan Ibunya Xander.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Pergi, Tidak Ada Kabarnya Lagi
Setelah kepergian Xander, Alessa kembali menyibukkan dirinya untuk bekerja sangat tidak mengenal waktu agar dia tidak terlalu memikirkan Xander.
Tapi tetap saja dia tidak bisa membohongi hatinya bahwa dia selalu memikirkan Xander.
Sudah satu bulan Xander pergi meninggalkan dirinya untuk mengurus urusan Mafianya, Alessa tau itu sangat berbahaya namun dia tidak bisa menahan Xander karena dia adalah seorang Ketua Mafia.
Alessa yang baru saja selesai memeriksa pasien yang sedang melakukan terapi kepada pasiennya yang terkena gangguan mental.
" Baiklah, kita akan mulai lagi dibulan depan semoga hasilnya sesuai dengan harapan anda Nyonya"
Pasien itu menganggukkan kepalanya kepada Alessa, lalu kembali bertanya sebelum dia pergi.
" Apa tidak bisa melakukan dalam sebulan itu 2 kali Dokter?"
Alessa tersenyum kepada pasiennya itu, lalu dia menjelaskannya.
" Tidak bisa Nyonya, jika kamu melakukannya dalam sebulan 2 kali maka hasilnya tidak akan berubah bisa dikatakan hasilnya akan tetap sama makanya kita akan kembali dibulan supaya hasilnya berbeda"
Pasien itu menganggut-anggut seraya dia paham apa yang dijelaskan oleh Alessa, kini pasien itu berpamitan kepada Alessa.
Lalu Alessa merenggangkan ototnya agar merasa terasa nyaman.
Setelah itu Alessa mengambil ponselnya untuk mengecek kembali apakah Xander sudah membalas pesannya atau belum.
Namun Alessa menghelankan nafasnya ternyata Xander tidak ada sama sekali membalas pesannya.
Ada rasa khawatir didalam hatinya Alessa, dia sangat takut terjadi sesuatu kepada Xander karena dia tau sangat berbahaya sekali pekerjaan Xander tersebut.
Dia selalu berdoa semoga saja Xander baik-baik saja dan kembali kepada dirinya.
**********
Bulan demi bulan berlalu, dan ketidakpastian terus menggerogoti Alessa. Setiap hari yang berlalu tanpa tanda dari Xander tampaknya hanya memperdalam kekhawatiran dan ketakutan Alessa. Alessa tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya apakah sesuatu telah terjadi padanya, apakah dia baik-baik saja, dan apakah dia akan kembali kepada Alessa.
Waktu terasa berjalan lambat, setiap hari yang berlalu terasa seperti selamanya. Ketidakhadiran Xander dalam hidupmu hanya memperdalam kekosongan dalam dirinya.
Hingga sampai 6 bulan penuh, akhirnya Xander belum ada juga kembali kepada Alessa hal itu semakin membuat Alessa percaya bahwa Xander tidak akan kembali pada dirinya.
Enam bulan yang panjang dan menyakitkan sejak dia berjanji untuk kembali padanya. Enam bulan menunggu, berharap, dan berdoa agar dia kembali. Namun dia tidak terlihat di mana pun, dan kesunyiannya hanya menambah api kekhawatirannya.
Pikiran penuh harapan tentang dia yang kembali kepadamu perlahan berubah menjadi keraguan dan ketakutan. Mungkin dia telah berubah pikiran, mungkin dia telah menemukan sesuatu yang lebih baik, atau mungkin sesuatu telah terjadi padanya. Ketidakpastian itu melumpuhkan, dan Alessa merasa tidak berdaya menghadapinya.
Hari ini Alessa pulang bekerja tepat jam 1 malam karena dia sangat banyak pasien.
Saat tiba dikamarnya dengan cepat Alessa merebahkan dirinya di atas kasur tanpa sadar air matanya mengalir karena sangat rindu Xander.
Saat berbaring di tempat tidur, mencoba memaksakan diri untuk tidur, Alessa tak kuasa menahan diri untuk tidak memikirkan Xander lagi. Kenangan saat-saat bersama terlintas di benak Alessa, masing-masing menimbulkan rasa sakit saat Alessa merindukan kehadirannya.
Air mata mengalir perlahan, tanpa suara, saat kau mencoba menahannya. Namun, air mata itu tak terbendung, dan bantalmu segera basah oleh air matamu. Alessa merasa hampa, sendirian, dan sakit di hatimu hampir tak tertahankan.
Suara ketukan pintu terdengar membuat Alessa seketika langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari kearah pintu tersebut dia berharap bahwa itu adalah Xander namun saat dia membuka pintunya ternyata itu adalah anak buahnya Xander.
"Di mana tuan kalian?" Tanya Alessa kepada anak buahnya
Pria yang berdiri di hadapan Anda adalah salah satu bawahan Xander yang terpercaya, tetapi melihatnya hanya menambah kebingungan dan frustrasi Alessa.
Dia tampak sedikit meminta maaf saat berbicara kepada Alessa, suaranya tenang dan terukur.
"Nyonya, Tuan Xander meminta saya datang ke sini untuk menengok Anda. Dia ingin memastikan Anda baik-baik saja."
Alessa sangat penasaran dimana Xander sebenarnya? Mengapa dia tidak datang untuk menemui dirinya sekarang.
"Lalu Xander tidak ada bersamamu?"
Tanpa disadari air mata Alessa mengalir begitu saja, karena dia merasa bukan Xander yang hadir didepannya.
Pria itu menatapnya dengan penuh simpati, ekspresinya sedih saat melihat air mata mengalir di wajahnya. Dia menggelengkan kepalanya perlahan, suaranya lembut saat menjawab.
"Tuan Xander saat ini...tidak sehat. Dia tidak bisa datang ke sini secara langsung, jadi dia meminta saya untuk datang mewakilinya."
Dug!
Rasa jantung Alessa berdebar kencang saat bawahannya Xander mengatakan bahwa tuan mereka sedang tidak sehat.
" A-apakah Xander sakit parah?"
Pria itu mengangguk serius, ekspresinya menjadi lebih serius.
"Ya, Nyonya. Tuan Xander sedang sakit. Namun, ia meminta saya untuk meyakinkan Anda bahwa ia sedang dalam masa pemulihan dan akan segera kembali menemui Anda."
Air mata Alessa semakin mengalir saat mendengar ucapan bawahannya Xander bahwa dia benar-benar dalam keadaan sakit.
Alessa tau bahwa Xander terluka saat melakukan tugas Mafianya.
" Bawa aku bertemu dengannya"
Pria itu tampak terkejut dengan permintaan Anda, matanya membelalak karena terkejut.
"Nyonya, tidak semudah itu. Tuan Xander saat ini terbaring di tempat tidur, dan sedang menjalani pengobatan berat. Saat ini, beliau tidak dapat menerima tamu."
" Kau berbohong bukan? Katakan padaku dengan jujur sebenarnya Xander bukan sakitkan melainkan pasti dia sedang bersama ibunya"
Ekspresi pria itu sedikit melunak mendengar permohonannya, dan dia tampak bimbang, terpecah antara kesetiaannya kepada Xander dan simpati padanya.
"Nyonya, saya bersumpah demi hidup saya bahwa saya mengatakan yang sebenarnya. Tuan Xander sakit. Ia sedang menjalani pengobatan berat, dan ia tidak mungkin pergi ke mana pun. Saya dapat membawa Anda menemuinya jika Anda mau, tetapi saya harus memperingatkan Anda, ia tidak dalam kondisi terbaik saat ini."
Alessa berjongkok tepat didepan bawahannya Xander, dia menangis sejadi-jadinya saat mendengar kondisinya Xander.
" Ku mohon, bawa aku pergi menemuinya"
Alessa sangat memohon agar bisa dipertemukan dengan Xander, dia tidak bisa menahan rasa ingin melihat kondisi Xander sekarang bagaimana.
Pria itu ragu sejenak sebelum akhirnya mengalah. Melihat tekad di matanya ,dia tahu kau tidak akan menyerah.
"Baiklah, Nyonya. Saya akan mengajak Anda menemui Tuan Xander, tetapi Anda harus bersiap menghadapi penampilannya saat ini."
" Aku tidak peduli, ayo sekarang pergi"
Pria itu mengangguk dan mulai menuntun jalan menuju tempat Xander saat ini ditahan di kamar pribadinya. Jalannya sunyi, ketegangan di antara kalian terasa nyata. Alessa bisa merasakan jantungnya berdebar kencang di dadanya saat kau mempersiapkan diri untuk apa yang akan dilihat.
