Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Janji yang di ingkari 2
Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Aldi membuka matanya, sakit kepala yang di rasa kini sudah berangsur-angsur hilang, mungkin pengaruh obat yang di beri Nina tadi sudah bekerja, ia mencoba untuk bangun dan duduk, matanya melihat sekeliling kamar yang agak gelap, ia berusaha menajamkan penglihatannya mencari seseorang yang beberapa jam lalu menyatakan sayang.
" Ck tidur di mana dia, suaminya sakit, bukannya di temenin, malah di tinggal sendiri begini!" Gerutu Aldi kesal, ia menajamkan penglihatannya sekali lagi, melihat di sekeliling kamar dengan harapan menemukan sosok yang di carinya, namun tetap nihil
Ya, malam tadi setelah Aldi minum obat, laki-laki itu berlahan memejamkan matanya, sementara Nina, ia membersihkan nasi yang berhamburan di lantai karena ulah suaminya yang menampik makanan itu saat berusaha menyuapi, setelah semuanya selesai, permpuan itu memastikan bahwa suaminya telah tidur lelap, ia bergegas keluar kamar dengan berlahan, selain membawa piring kotor ia juga berniat untuk tidur di kamar lain, karena ya itu, kekesalannya yang belum mendapatkan kejelasan membuat ia tetap harus jaga jarak dengan suaminya, selain itu ia juga takut kalau suaminya minta yang aneh-aneh, apa lagi kondisi yang sedang sakit membuat laki-laki itu dengan mudah menyuruh Nina melakukan hal yang membuatnya sebal sendiri, ya seperti siang tadi.
Oh ia, kata sayang yang Nina ucapkan tadi bukan dari hati yah, perempuan itu hanya di paksa oleh keadaan, sehingga dengan mudah ia menyatakan sayang, belum ada rasa cinta untuk laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.
Ceklek
Aldi menajamkan penglihatannya ke arah pintu kamar yang di buka, ia melihat sosok wanita berjilbab yang datang ke arahnya
" Loh, sudah bangun?" Tanya wanita itu sambil mengecek suhu badan suaminya
" Alhamdulillah, sudah turun panasnya!"
Aldi masih diam, ia tidak menanggapi ucapan sang istri, ia hanya terus mengawasi pergerakan sang istri yang sedang memegang gelas berisi air putih
" Mau minum?" Tanyanya ia menyodorkan gelas itu ke Aldi
Laki-laki itu tidak bersuara, namun tangannya menepis gelasnya
Nina menghela nafas panjang menghadapi perilaku suaminya yang berubah-ubah
" Ya sudah, aku mau keluar lagi, aku kesini cuman ngecek kondisi mu!" Nina membalikan badannya ia melangkah dengan santai, hingga di dekat pintu, ia menghentikan langkahnya karena suaminya memanggil
" Temani aku ke kamar mandi, aku mau wudhu untuk shalat isya!" Ucap Aldi datar
Walaupun Aldi sudah mulai membaik, tapi ia tidak akan melepaskan kesempatan dengan sang istri begitu saja, karena ini momen langka.
Dengan sigap Nina membantu suaminya berdiri, dan memapahnya dengan susah payah
Tinggi badan Nina dan Aldi sangatlah kontras selain berkulit putih, laki-laki itu begitu jangkung, sementara Nina,berkulit kuning langsat dan tinggi badannya hanya sedada suaminya, jadi saat memapah sampai terseok-seok
" Kamu tidur di mana?" Tanya Aldi saat melangkah ke kamar mandi
Perempuan itu tidak menjawab, ia terus melangkahkan kakinya menuju tempat yang di tuju
Ceklek
Nina membukakan pintu kamar mandi
" Sudah sampai, silahkan masuk!
Saya tunggu di luar, sepertinya kondisi anda sudah mulai membaik!" Nina kembali menggunakan kata baku untuk kata aku dan kamu kepada suaminya
Aldi menghela nafas panjang ia berdecak kesal dengan sang istri
Laki-laki itu masuk kedalam dan menutup pintu dengan kasar
Brakk
" Astaghfirullah"Nina mengelus dadanya karena kaget
Ck, yang harusnya marah itu aku, bukan kamu, wanita mu terus-menerus kirim-kirim pesan meneror ku, bahkan ia mengancam akan mengambil paksa kamu dari ku, jika aku tidak menyerahkan mu secara baik-baik, aku harus apa hah....! Teriak Nina dalam hati
Ceklek
Aldi melangkahkan kakinya sendiri menuju tempat tidur ia mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat
Sementara Nina masih di depan pintu, ia masih asyik dengan lamunannya
" Kamu mau jadi patung di situ?"
Nina tersentak kaget mendengar suara bariton suaminya yang sudah bersiap untuk shalat
Loh nih orang keluar dari mana, kok aku nggak melihat nya tadi? bahkan suara pintu di buka aku tidak mendengar nya sama sekali! Tanya Nina dalam hati
Ia masih terus berdiri, sampai 10 menit kemudian suara bariton itu kembali terdengar
" Apa yang membuatmu masih berdiri di situ?" Geram Aldi
" Astaghfirullah!" Gumam Nina, ia kembali kaget mendengar suara suaminya
" Disinilah, aku ingin bicara dengan mu!" Laki-laki itu sudah kembali merebahkan badannya di atas ranjang
Nina memenuhi panggilan itu dengan malas, ia mendudukkan dirinya di sofa yang cukup dekat dengan ranjang
" Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan mu?
Suamimu pulang, dengan keadaan sakit begini, tapi kamu engga ada baik-baik nya
Bahkan kau tega meninggalkan aku tidur sendiri di sini, mana empati mu, mana kasih sayang mu, bahkan kau mau merayu aku karena terpaksa saat melihat kondisi ku saat sudah tidak baik-baik saja!
Kamu tega Nina, apa aku seburuk itu, hingga aku tidak pantas untuk menerima perhatian mu?
Sesak rasanya hati ini Nina! Laki-laki itu memalingkan wajahnya menghapus cairan bening yang akan turun
Nina hanya menanggapi dengan Isak tangis, ia menunduk, tidak berani menatap suaminya
" Cobalah dalam dua bulan ini, beri ruang sedikit di hatimu untukku, paling tidak-!"
Aldi menghela nafas panjang
" Paling tidak saat kelak kau mengharapkan rumah tangga ini hancur, ada kenangan manis bersamamu!
Aldi kembali memalingkan wajahnya yang sudah berurai air mata
Setelah mengatur nafasnya kembali
Dengan memejamkan matanya Aldi menyuruh Nina keluar dari kamarnya!
Permpuan itu sudah tidak bersuara, ia menangis sesenggukan sambil keluar
Masih bersambung yah sob, bab ini panjang banget
Jangan lupa like dan komentar nya!