Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Clarissa
Tawa masih memenuhi ruangan. Mereka bicara diselingi sesekali nyanyian dari para wanita.
Sekretaris Han bangun dari tempat duduknya karena mendengar keributan di balik pintu, belum dia bangun karena ingin mencari tahu, pintu sudah terbuka lebar. Muncul seorang wanita dan dua penjaga di belakangnya.
“Maafkan kami Tuan, Nona Clarissa memaksa untuk masuk.” Dua pengawal terlihat takut saat melihat wajah Han. Mereka bicara sambil menundukkan kepala.
“Kalian berdua, mengurus satu perempuan saja membuat keributan tidak berguna seperti ini.” Han berjalan mendekat.
“Maafkan kami Tuan.”
“Minggir!” Clarissa mendorong tubuh penjaga, dia menatap Han sebal ketika melewatinya. Sekarang dia sudah berdiri di dekat kursi, di mana pesta berpusat. Matanya menatap ke arah dua wanita yang duduk di samping Saga. Ia ingin menarik rambut kedua wanita itu dan mencakar wajah mereka. “Apa kalian bisa pergi, wanita rendahan seperti kalian kenapa bisa duduk di samping Kak Saga?”
Semua orang yang duduk di ruangan itu tahu siapa Clarissa, mereka ciut menatap Saga, tidak tahu bagaimana laki-laki itu akan bereaksi. Mungkin dulu Clarissa bisa berbuat sesukanya, tapi sekarang tentu semuanya sudah berbeda.
“Nona Clarissa silahkan pergi dari ruangan ini!” Han sudah mendekat. "Anda hanya membuat suasana menjadi canggung."
“Benar Clariss pergilah, jangan membuat keributan. Ini pesta Tuan Saga.”
"Ini pesta Tuan Saga, tolong jaga sikapmu."
Semua bicara menyuruhnya pergi, namun gadis itu seperti tidak mengenal takut. Dia mendekat ke kursi Saga, menarik tangan dua wanita yang duduk di sampingnya.
“Apa Kak Saga akan pura-pura menikmati ini, mereka bahkan tidak diizinkan menyentuh Kakak, lantas apa gunanya mereka di sini!”
“Nona!” Han rasanya ingin menarik tangan gadis muda di hadapannya.
“Keluar semua!” mendengar Saga yang berbicara, semuanya terdiam, saling memandang, lalu satu persatu bangun dari tempat duduk. Para wanita juga demikian, mereka mengikuti tamu yang keluar ruangan. Tanpa bicara. Hanya Han yang masih berdiri di tempatnya. “Kau juga keluar Han!”
“Baik Tuan Muda.” Han menunduk hormat sebelum melangkah pergi, dia menatap tajam Clarissa.
Seringai muncul di bibir Clarissa.
“Ambilkan aku minum!” Saga bicara setelah Han menutup pintu.
Clarissa mengambil botol soda di dalam wadah es. Menuangkan ke dalam gelas lalu menyerahkan kepada Saga. Dia sudah duduk di samping Saga.
Saga menerima minuman itu dan menghabiskannya.
“Jangan bersikap melebihi batas.” Suara Saga terdengar lebih lembut.
“Kak Saga.”
“Kau tahu kan Han tidak akan menahan diri kalau kamu melebihi batas lebih dari ini.”
“Kak Saga, kenapa Kakak menikah dengan wanita kampungan itu, Kakak tidak mencintainya kan? Kakak menikah dengannya hanya untuk membalas kakakku, kan?”
Air muka Saga berubah. Dia menarik nafas panjang lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi.
“Kemarilah.” Dia menjentikkan jarinya agar Clarissa mendekatkan wajahnya. Gadis itu patuh. Lalu dalam sekelebat mata, wajah Saga juga sudah ada di depannya. Hanya tersisa ruang beberapa centimeter. “Apa kau mau menggantikan kakakmu?” Bahkan saat bicara, gadis itu bisa mencium aroma soda dari mulut Saga. Sekarang Saga menyusuri bibir gadis itu dengan jemarinya.
Deg, deg. Clarissa merasa jantungnya ingin meledak. Saat ini yang dipikirkannya bukan lagi kakaknya, tapi dirinya sendiri. Bahwa ia ingin berada di samping Saga. Tanpa sadar ia memejamkan mata, membayangkan Saga mencium bibirnya.
“Masuklah Han!” Saga bicara agak keras agar Han yang berada di luar pintu mendengarnya.
Eh, Clarissa membuka matanya, wajahnya merah karena malu. Saga sudah duduk bersandar pada kursi. Dari pintu yang terbuka muncul sekretaris menyebalkan itu.
“Antar Clarissa pergi!”
“Kak Saga.” Clarissa menolak, dia menarik tangan Saga, menggenggamnya erat. “Kak.”
“Hentikan ketidaksopanan Anda Nona!” Sekretaris Han sudah tidak bisa menahan dirinya. Dia bahkan ingin menggendong wanita ini dan melemparnya keluar.
“Hei, lepaskan aku sekretaris bodoh, jangan sentuh aku!”
Tapi, tangan Han benar-benar mencengkeram lengannya dengan kuat. Ia tidak bisa melawan. Clarissa berteriak memanggil Saga, namun laki-laki itu hanya melihatnya, lalu menuangkan minuman dan menghabiskannya.
“Lepaskan aku!”
Han melepaskan tangannya, mendorong tubuh gadis itu keluar pintu.
“Antar dia pulang ke rumahnya, dan jangan biarkan dia masuk ke tempat ini lagi ke depannya!”
“Baik Tuan,” dua penjaga sigap menjawab, sambil membentangkan tangan saat Clarissa mau memaksa masuk lagi.
“Hei Han kurang ajar, kalau kakakku kembali dengan Kak Saga, aku pastikan kamu yang akan ditendang dari sisi Kak Saga.”
“Saya menantikan hari itu Nona.”
Han membungkukkan kepalanya, tapi bibirnya tersenyum sinis sebelum dia berbalik meninggalkan Clarissa yang masih berteriak marah memaki namanya.
BERSAMBUNG.......................
baca lagi di th 2024 smabil senyum¹ sendiri lagi😍😍😍