Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 21: FREEDOM FOR ABILITY, OR TRANSITIONAL FORM.
Tapi kenapa Hybrid pertama itu bisa melakukannya?
"Wow, sesuatu keluar dari tanahnya!" Pekik Cassa sambil menunjuk ke depan sana. Aku pun melihat. Benar saja, sesuatu keluar dari tanahnya. Makhluk mengerikan, buruk rupa, dan terlihat seperti kematian. Makhluk itu keluar semakin banyak, tidak terlalu besar, tapi Mr. Arthur semakin memperbesar lingkaran itu untuk mereka. Sesuai perjanjian darahnya, ada 7 makhluk di dalamnya. Mr. Arthur melakukan penguncian, dengan mengucapkan kalimat lagi.
"Apa yang Mr. Arthur katakan, Xavier?" Tanyaku.
"Dia mengatakan, 'Aku menghormati segala keputusanmu' yang tertuju pada leluhur Demon clan" ucap Xavier.
Setelahnya Mr. Arthur menurunkan tangan dan mengatur diri. Meski yang lain tidak bisa melihat Mr. Arthur di sana karena cahaya Pentagram Demon yang menghalangi, tapi aku yakin Mr. Arthur sedang membersihkan sisa-sisa darah di bibirnya.
"Inilah makhluk pemakan jiwa, atau yang sering disebut dengan Psychofágos. Mereka tidak akan aku lepas sebelum kalian mulai berlari, jadi tenang saja" Mr. Arthur memperjelas.
"Bukankah terlalu berlebihan memanggil 7 Psychofágos untuk mereka yang sangat di bawah umur?" Khawatir Mr. Michael.
Mr. Arthur mengibas-kibaskan tangannya keudara, "Tenang saja. Lagi pula mereka semua ada 7 clan, jadi itu sangat seimbang."
Hazel mengangkat tangan, "Guru, apa Psychofágos bisa terbang?"
"Tidak, memang mereka memiliki sepasang sayap, tapi mereka menggunakannya untuk melindungi diri. Sayap mereka adalah bagian tubuh yang paling keras dan sangat panas" perjelas Mr. Arthur.
"Mereka memiliki kecepatan dan kelincahan yang cukup membuat kalian akan kelelahan begitu mudah. Perhatikan telapak mereka, bagian itu bisa mengubah apa saja untuk melindungi diri mereka. Mereka tidak terlalu pintar, namun akan sangat pendendam. Ah, dan jangan lupakan tentang penglihatan mereka. Kenapa kita tidak langsung bersiap saja, ini akan menjadi sangat seru, bukan?" Ucap Mr. Harold.
"Baiklah, kami menunggu kalian di sini untuk bersiap-siap. Bawa apapun yang kalian butuhkan, kalian tidak bisa keluar dari sana sebelum kalian menyelesaikan target. Siapa yang tau, mungkin kalian akan bertahan hidup berhari-hari di sana?" Perintah Mr. Joseph di akhiri tawa.
Tanpa menunggu, aku langsung berjalan meninggalkan barisan menuju asrama. Aneh saja aku tidak mendengar langkah kaki anak-anak lain di belakangku.
"Kenapa kalian tidak jalan? Oh, kalian ingin langsung masuk kehutan tanpa peralatan sama sekali?" Suara Mr. Samuel membuat aku menoleh sekali melihat ke belakang, ternyata yang lain terlihat masih bingung di sana. Aku melanjutkan perjalananku.
Semuanya membawa peralatan yang kemungkinan akan dibutuhkan. Tapi Lycanthrope clan tidak memiliki alat khusus seperti yang lainnya. Bukannya aku mempermasalahkan itu, hanya saja Edward sedari tadi tidak henti bergerutu.
"Vampire clan punya degger, Fairy clan punya sparkling dusk, Wizard clan punya tongkat sihir, Mermaid clan punya kerang suara, Demon clan punya cincin, dan Angel clan punya imortal crystal. Sedangkan kita, Lycanthrope clan, tidak punya sesuatu yang istimewa" gerutunya lagi sambil memasuki alat-alat miliknya.
"Aku yakin seharusnya kau menarik perkataanmu tadi Edward" suara itu datang dari ambang pintu kamar kami, di sana ada Declan si ketua asrama Lycanthrope. Ia masuk menghampiri kami.
"Kak Declan... tapi aku tidak salah, bukan? Bukannya aku cemburu, hanya saja itu seperti sebuah ketidakadilan" ungkap Edward langsung.
Declan tertawa lalu mendekati Edward dan mengacak-acak rambutnya kasar, "Kau salah, Edward."
"Apa kesalahanku?"
"Kesalahanmu adalah kau tidak melihat pada dirimu sendiri" ucapnya dengan menunjuk tepat ke dada Edward. Aku bahkan tidak mengerti ucapannya.
"Maksudmu?" Tanya Edward.
"Mereka tidak memiliki serigala yang bisa bertranformasi, berinteraksi, serta memberimu informasi secara pribadi di sini," Declan menunjuk lagi dadanya, "Dan di sini." Kemudian menunjuk ke kepala Edward.
"Di hati dan di pikiranku?"
Declan hanya mengangguk, mencoba meyakinkan Edward, adik kelasnya. "Aku tau, kau dan serigalamu sedikit tidak akur sekarang. Tapi keserasian antara serigala dan pemiliknya tidak diukur dengan sifat dari keduanya. Ini tentang kepercayaan, kesetiaan, dan kontrol diri. Terkadang kau harus memimpin serigalamu, namun terkadang kau juga harus mendengarkannya."
Aku memperhatikan Edward, telah terjadi sesuatu antara dia dan Rakas, serigalanya itu. Sebenarnya juga aku tidak ingin mencampuri urusannya. Aku hanya kembali menyiapkan barang bawaanku.
"Setelah selesai berkemas, jangan lupa mengambil persediaan makanan di pondok makan" kata Declan sambil berjalan keluar kamar kami.
"Untuk apa?" Tanya Ardan yang sudah siap dengan barang bawaannya.
"Berjaga-jaga jika kalian membutuhkannya. Aku pernah di posisi kalian dulu, jadi aku tau" lalu Declan pergi meninggalkan kami.
Aku bersyukur ia memberikan kami nasihat yang baik, lagipula ia sudah lebih dulu berpengalaman, jadi ia tau betul ujian seperti apa yang akan kami lalui saat ini.
Setelah itu, kami semua langsung ke lapangan hutan. Aku ikut bergabung bersama teman-temanku yang lain. Entah kenapa aku sangat bersemangat sekali.
"Jangan lupkan aku, mintalah bantuan dan aku akan memberikannya padamu."
Aku tersenyum kecil mendengar perkataan Saga.
Baiklah.
"Ingatlah sekali lagi, kalian tidak boleh berhenti berlari dan kalian tidak akan bisa keluar dari hutan sebelum menyelesaikan target kalian. Lakukan apa saja agar kalian bisa membidik target" ucap Mr. Samuel sambil mengarahkan kami kesetapak jalan di depan sana.
"Untuk sedikit meringankan kalian, Psychofágos akan aku lepaskan setelah hitungan ke 180. Kalian tidak perlu sibuk menghitung waktu, Mr. Joseph yang akan melakukannya" kata Mr. Arthur.
"Baiklah, latihan dimulai" sambung Mr. Chairoz.
"1!"
Ketika Mr. Joseph mulai berhitung, aku dan yang lainnya lari masuk ke dalam hutan, mengikuti jalan setapak bersama. Aneh saja, kenapa kami tidak boleh berhenti berlari?
"Di depan sana sepertinya jalan bercabang! Ada 7 jalan bercabang yang punya simbol! Demon clan, ikut aku!" Pekik Xavier sambil mentransformasi dirinya menjadi sebuah bentuk mengerikan. Dan para Demon yang lain mengikuti perkataan Xavier. Mereka berlari lebih cepat dari kami semua, lalu memasuki jalan dengan simbol tengkorak kepala kambing.
"Bukannya berlari secepat itu akan lebih menguras tenaga?" Tanya Castiel.
"Sepertinya" jawabku.
"Castiel, ayo kita terbang" ajak Lilac yang berlari di belakangnya.
"Sayapku masih dalam masa pertumbuhan!" Pekik Castiel.
"Tenang, sayapku cukup kuat untuk membawamu terbang. Pegangan padaku!" Lilac mengepakkan sayapnya yang tidak besar ke udara, lalu menangkap Castiel dalam pegangannya. Hanya Lilac, Akashia, dan Zeracha yang sudah memiliki sayap. Meski masih dalam pertumbuhan, sayap itu bisa membawa beban berat. Mereka memasuki jalan dengan simbol sepasang sayap.
"Lebih cepat, lebih bagus!" Teriak Dylan tidak mau tertinggal. Tentu, dia dan clannya adalah seorang Vampire. Hanya dengan mendominasikan sisi Vampirenya saja, dia sudah lebih cepat dari kami. Mereka menghilang begitu saja dari belakangku. Pergerakan mereka cepat, tapi masih bisa aku lihat. Mereka memasuki jalan dengan simbol setetes darah.
"Aku rasa ini waktunya mencoba sapu terbangku! Ayo teman-teman! Skoupaz!" Tiba-tiba saja banyak sapu terbang yang datang dan menghampiri para Wizard clan ketika Luca meneriakkan satu kalimat aneh. Begitu saja Luca dan yang lain menaiki sapu terbang itu dan pergi meninggalkan kami. Terlihat sangat sulit untuk dikendalikan. Mereka memasuki jalan dengan simbol botol ramuan.
"Gara, kami duluan!"
Aku melihat Piers yang terbang di udara, dia berada di tangan Alistair. Mereka terbang menuju jalan dengan simbol pohon beringin jauh di sana.
"Mereka benar-benar menggunakan kemampuan masing-masing" ucap Ardan yang menyamai laju lariku.
"Hahaha, jalan kami berbeda, itu adalah danau! Kurasa guru-guru itu memang menguji kemampuan kita!" Pekik Iris semakin melajukan larinya.
"Baiklah, saatnya menunjukkan kemampuan kita. Ayo bertransformasi!" Suara aba-aba dari Jack membuat aku semangat.
"Jangan terburu-buru, pakaian kita bisa hancur" nasihatku sambil melambankan laju lariku. Aku memilih untuk berhenti, tertinggal dari Mermaid clan yang sudah menceburkan diri ke danau dengan simbol ekor Mermaid.
Yang lain ikutan berhenti, terkejut dengan aksiku yang tiba-tiba, "Hei Gara! Kita dilarang untuk berhenti berlari" kata Chlea.
"Apa kau bodoh?" Sambung Edward.
"94!"
Aku menengadah ketika mendengar hitungan dari Mr. Joseph. Suaranya terdengar sangat dekat, seperti berada di langit sana. Sayangnya aku tidak bisa memastikan, pepohonan di sini begitu lebat.
"Masih ada beberapa detik sebelum Psychofágos dilepaskan, jadi kurasa tidak apa untuk berhenti sejenak. Guru menyuruh kita untuk tidak berhenti berlari hanya karna mereka tidak ingin kita ditangkap oleh makhluk itu. Sebaiknya lepaskan pakaian kalian segera" ucapku sambil masuk ke semak-semak untuk melepaskan pakaian.
"Sepertinya Gara benar. Oh ya, bagaimana dengan Selena, sifatnya 'kan belum muncul" kata Chlea.
"Dia bisa diberikan tumpangan" ucapku.
"Kau benar lagi."
Setelah melepaskan pakaianku, aku meletakkannya di tanah. Sekarang bagaimana caranya untuk bertranformasi?
"Aku hanya tidak yakin kau bisa mengendalikan dirimu sendiri, itu saja."
Latihan ini untuk melihat kemampuan murid, dan seperti yang Mr. Chairoz katakan, di antara kita harus ada kepercayaan, kesetiaan, dan kontrol diri.
"Aku percaya padamu, hanya saja aku mengkhawatirkanmu."
Aku juga percaya jika terjadi sesuatu, kau tidak akan tinggal diam.
"Baiklah, kau hanya perlu konsentrasi dan pikirkan tentang sisi Lycanthrope mu. Ketika konsentrasi penuh, aku akan mengeluarkan diri. Saat itu terjadi dinamakan pertukaran jiwa. Jika kau tidak bisa mengontrol dirimu saat pertukaran jiwa sedang berlangsun, ada dua hal yang mungkin akan terjadi. Antara aku yang akan mengambil alih tubuhmu, atau kau yang tidak sadarkan diri dan tidak bisa dikendalikan. Seperti yang aku katakan padamu, semua tergantung dirimu."
Aku mengangguk sendiri. Lalu berkonsentrasi seperti yang dikatakan Saga. Kemudian aku merasakan sesuatu, tubuhku hangat. Aku mendengar suara-suara aneh, seperti tulang-tulang yang dihancurkan, bersamaan dengan gemetarnya kakiku. Kedua kakiku terasa lemah. Aku menjatuhkan diri ketanah, melihat kuku-kukuku yang membesar dan tajam. Tulang-belulangku bergerak mematahkan diri, tapi tidak ada satupun rasa sakit.
Mulai banyak bulu-bulu lebat yang keluar dari kulitku, bulu itu berwarna hitam keabu-abuan. Seperti bulu Saga.
Setengah sadar, dan setengah lainnya seakan aku berada dalam suatu tempat yang berbeda. Ditempat itu aku melihat Saga dan sisi Vampireku. Tempat itu seperti alam bawah sadarku saja. Yang sangatlah terang.
"Konsentrasi."
Saga mengingatkanku. Hampir saja aku kehilangan konsentrasi. Aku merasakan tulang-tulang wajahku yang bergerak. Saat itu aku menutupkan mata, sampai aku tidak merasakan patahan-patahan itu lagi. Suara itupun menghilang begitu saja. Aku tidak ingin bergerak, hanya kembali membuka mata. Penglihatanku bukan seperti biasanya. Semua yang bergerak berhasil membuat aku menggerakkan manik mataku. Penglihatan yang sangat tajam.
Apa penukaran jiwa ini sudah berhasil?
"Iya, kau hebat. Semakin kau berlatih, demakin cepat kau akan bertransformasi. Tubuhmu juga terlihat lemas."
Wajar saja, ini kali pertama untukku. Semua orang pasti akan seperti itu.
"140."
Hitungan itu membuat aku bangun seketika tanpa sadar. Aku melihat kaki-kakiku, rasanya sungguh luar biasa, dan seakan aku sangat kuat. Bahkan jika ada mangsa di depanku, aku akan membunuhnya dua kali lipat lebih cepat daripada ketika aku sedang diwujud manusia.
Aku menggigit pakaian, sepatu dan tas pinggangku. Sekarang siapa yang akan membawanya jika kondisiku seperti ini?
Jalanku cukup cepat untuk keluar dari semak-semak, di sana masih ada Selena yang terduduk di sebuah batu. Dia terlihat sedih, itu pasti karna sifat Lycanthrope nya. yang belum muncul. Aku menghampirinya, tidak untuk mengagetkan Selena.
"Selena" panggilku. Tapi sepertinya suaraku tidak berasal dari mulutku.
"Serigala tidak bisa berbicara. Apa kau pernah melihat aku berbicara dengan mulutku?"
Oh, begitu.
Selena menoleh kebelakang, dan menatapku dengan wajah terkejut. Pada waktu itu, anak-anak yang lain ikut keluar dari arah yang berbeda. Mereka memiliki ekspresi berbeda-beda. Selain Edward yang seakan tidak menyukaiku.
"Alpha memang berbeda, atau serigalamu yang sedikit tidak normal?" Ucap Ardan menghampiriku. Dia menyetarakan tingginya dengan tinggiku.
"Mungkin jika diukur dengan tinggi serigala Mr. Chairoz, guru akan kalah" sambung Jack sambil memutariku.
"Berhentilah, kalian tidak ingat hitungannya hampir selesai. Sekarang bagaimana dengan pakaian kita?" Edward menghentikan pembicaraan mereka berdua.
"Ah, biar aku saja. Tas kami memiliki ukuran yang lebih besar" Selena mengambil pakaian kami dan memasukkannya kedalam tas pinggangnya yang tak akan pernah penuh, sebab tas itu dibuat oleh Fairy clan.
"Ayo kita bergegas, Selena naik di atasku" kata Chlea.
"Kau yakin?" Tanya Selena.
"Coba saja."
Lalu Selena mencoba untuk naik diatas Chlea. Saat itu, kaki-kaki Chlea terlihat bergetar. Aku rasa meski sudah bertransformasi pun, kekuatan itu masih sama saja.
"Lebih baik Selena di atasku, kalian terlihat tidak akan sanggup. Aku mengkhawatirkan konsentrasi kalian" ucapku sambil menjatuhkan diri di tanah, agar Selena bisa naik diatasku.
"Kau benar-"
"Kau sombong sekali" Edward menyela perkataan Chlea.
"Aku tidak bermaksud-"
"Omong kosong" dia menyela lagi.
"Sudahlah Ed, Gara benar. Lagipula dia Alpha, dia memiliki kekuatan yang lebih dari kita. Gara juga mengkhawatirkan konsentrasi kita. Jika kita kelelahan hanya untuk membawa Selena dengan kekuatan kita yang seperti ini, bagaimana saat berada di depan target nanti dan disulitkan oleh makhluk itu?" Chlea menyadarkan Edward.
Edward melihat kearah lain karena mendapatkan omelan dari Chlea, "Terserah."
Kemudian Selena menaikiku. Rasanya aneh saja ketika ada sesuatu di atasku. Akupun bangun, tidak terasa kesusahan.
"Baiklah, ayo kita pergi sebelum hitungan itu selesai" ucap Ardan mempesilahkanku jalan.
"Selena, pegangan. Aku tidak keberatan kau menarik bulu-buluku" kataku.
Selena hanya mengikuti perkataanku, lalu aku berlari, memimpin yang lainnya di belakangku. Kami memasuki jalan setapak dengan simbol gabungan antara bulan sempurna, bulan setengah lingkaran, dan bulan sabit. Simbol bulan itu sering kujumpai dibuku-buku pengetahuan Lycanthrope clan.
Dan kami pun memasukinya.