“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 3 Tertarik
Mobil Ale masuk ke pekarangan rumahnya dengan beberapa bodyguard yang sudah berjaga, ada 2 bodyguard yang menjaga pintu rumah dan ada 4 bodyguard yang menjaga gerbang masuk dan sekitar pekarangan rumah.
Ale keluar mobil dan diikuti Sam disampingnya. Ale hendak naik ke kamarnya
“Sam, pulanglah laporankan seluruh pekerjaan besok pagi” – Ale tanpa melihat ke arah Sam
“baik tuan” – Sam
Ale berlalu menjauh, naik kelantai atas mencari pintu kamarnya. Sam sebelum pergi menghubungi Pete untuk memberitahukan bahwa dia akan pulang dan bergantian menjaga Ale dirumahnya. Sam dan Pete selalu bergantian posisi, mereka tidak membiarkan bossnya sendirian tanpa ada sala satu dari mereka.
Ale masuk kekamarnya melepas semua pakaiannya dan masuk kedalam jacuzzi miliknya, melepaskan penat yang ada dibadannya dan memikirkan wajah cantik seseorang “Lily” .
Setelah berendam dia memakai piyamanya berjalan ke ruang kerjanya, di pintu ruang kerjanya sudah ada Pete yang memegang Ipadnya dengan jari-jari yang lincah kesana-kemari
“Pete” – suara menyeramkan Ale
“Maaf tuan” – Pete menutup Ipad nya
Ale masuk kedalam ruang kerjanya diikuti Pete yang berada dibelakangnya
“Laporkan” – tegas Ale
“Masalah tuan Robert sudah terkendali tuan. Sampai sekarang belum ada pergerakan dari tuan Robert…. Saya mengirimkan undangan dari Ketua balapan di ujung kota mengundang anda sebagai kehormatannya tuan” – penjelasan Pete
“Awasi terus pergerakan Robert jangan lengah” – tegas Ale
Ale membuka Ipad nya menelaah tulisan yang tertera diundangan tersebut
“Siapkan beberapa keperluan kita hadiri balapan ini” – Ale berjalan keluar untuk berganti pakaian
Pete heran dengan tuannya biasanya dia tidak mau menghadiri acara remeh seperti ini.
Ale, Pete dan supir berada di mobil 1 dan 4 bodyguardnya berada di mobil 2 mereka beriringan menuju ujung kota dekat dengan lokasi rumah Olivia untuk menghadiri undangan.
“Pete awasi beberapa orang yang hadir dibalapan ini termasuk Fernandez” – perintah Ale dimobil saat perjalanan menuju tempat balapan
Suasana balapan hari ini sangat ramai banyak undangan mafia kelas kakap turut hadir menaruhkan beberapa lembar uangnya untuk pilihan pembalap andalannya. Alih-alih bertaruh Ale memberikan beberapa uang untuk membayar minuman orang-orang disana. Dia duduk di tempat yang sudah disediakan dengan tv monitor yang menunjukkan pembalap-pembalap yang sedang bersiap.
Ale ke tempat ini bukan untuk menikmati ajang balapan melainkan mengamati sifat orang-orang yang berpengaruh di bisnis hitam maupun putih.
“Tuan dari pengamatan saya Fernandez sedang melakukan transaksi narkoba dipangkalan dermaga ujung kota” – laporan Pete
“Pantau dari jauh, aku akan pulang” – Ale meninggalkan tempat balapan
Ale berjalan beriringan dengan Pete masuk mobil dan meninggalkan tempat tersebut. Dia datang kelokasi tersebut bukan tanpa sebab, dia ingin membuktikan mengenai beberapa mafia yang memanfaatkan peluang dengan menyebarkan narkoba atau narkotika di arena balapan.
Ale merupakan mafia kelas kakap tadi dia tidak pernah berurusan dengan narkoba dan sejenisnya. Perdagangan narkoba sangat gampang diendus oleh jajaran polisi, dia tidak mau sekecil kesalahn itu membuat karir disemua bisnisnya hancur.
Di perjalanan pulang Ale menerima panggilan dari sang kakek
“Halo kek” – Ale menjawab orang yang ada disebrang sana
“kamu sudah memikirkan permintaan kakek” – kakek Axel
“Aku sedang berfikir kek” – Ale seadanya
“Turuti permintaan kakek untuk kali ini nak” – kakek Axel dengan lemas
“Iya kek, aku sedang mencari tau mengenai gadis ini. Kakek jangan memikirkan apapu” – Ale
Nafas panjang terdengar keluar dari bibir Ale, dia memalingkan pandangannya ke jendela mobil, melihat pemandangan kota yang mulai sepi dari hiruk pikuk kegiatan manusia. Hingga dia menemukan pemandangan yang menarik
“Stop” – perintahnya ke supir
“Kenapa tuan? Ada yang anda perlukan ?”- Pete
Ale melihat gadis dseberang jalan sedang menaiki sepedanya dan memarkirkan di depan minimarket.
“Putar arah berhenti di minimarket itu” – Perintah Ale
“Baik tuan” – supir
Ale mengamati Olivia dari jauh, melihat gerak gerik wanita itu sedang membayar dengan beberapa bahan makanan yang dibawanya. Dia cukup kesulitan dengan barangnya tapi masih bisa diatasi. Keluar dari minimarket, meletakkan barangnya di keranjang sepedanya, dengan hati-hati dia mengayuh sepedanya kearah apartemen.
“Kau sudah dapat perintah dari Sam untuk mencari profil keluarga dari gadis itu?” – Ale yang ditujukan ke Pete
“Sudah tuan dia adalah anak dari Anatasya Cassaro dan Andrew Gumolily, mereka adalah teman semasa SMA orang tua anda tuan. Andrew adalah sahabat Papa anda, beliau juga pernah terjun ke bisnis hitam tapi berhenti semenjak anaknya Olivia berusia 5 tahun. Saat usia nona itu menginjak 14 tahun orang tuanya mengalami kecelakan, dari data yang saya temukan penyebab kematiannya hanya menabrak tiang listrik karena efek kelelahan tapi terkesan janggal.” – Penjalasan Pete
“cari tau kebenaran kematian orang tuanya, tetap awasi gerak geriknya” – perintah Ale
“baik tuan” – pete
Mereka pulang ke kediaman Ale, meninggalkan Kawasan apartemen Olivia.
************SSSSS***********
Dipagi yang cerah dengan senyum yang mereka Olivia bangun dan bersiap menuju tempat tinggal Willy, dia akan mengajar disana untuk orang-orang yang putus sekolah. Dia mengayuh sepedanya sekuat tenaga dengan senyum yang merekah menikmati semilir angin.
“Willy” – teriak Olivia
“Kak Oliv” – Willy melambaikan tangan ke Olivia
“Mereka sudah berkumpul?” – Olivia bertanya
“Sudah kak mereka berkumpul di sana” – Willy membantu mambawakan beberapa barang di tangan Olivia
“Oke ayo kesana” – Olivia mendahului Willy
“Kakak bawa sarapan lagi ?” – Willy heran
“Iya seperti biasa” – Olivia dengan senyumnya
“Mulai sekarang jangan bawa sarapan lagi kak, aku sudah memiliki pekerjaan” – Willy
“Kerja apa kamu diusia segini, fokuslah belajar” – peringatan Olivia
“Aku bekerja mencuci piring setelah pulang dari sekolah” – Willy membela diri
“jangan sampai pekerjaan itu menghambat sekolahmu Wil” – Olivia
“Tidak akan kak” – Willy meyakinkan
“haiiiiii ayo mulai belajar” – teriak Olivia menyapa beberapa anak disana
“Halo kak Oliv” – sapa Audrey
Olivia mengajar beberapa pelajaran disana, prosesi pembelajaran yang menyenangkan dengan beberapa canda gurau.
“Aku pergi bekerja dulu ya” – pamit Olivia
“Bye kak makasih waktunya” – Audrey dengan lucunya
Olivia mengendarai sepedanya menuju toko bunga miliknya, dia membuka toko bunga tersebut menata dan memajang beberapa jenis bunga diluar toko untuk dipamerkan. Dia menerima pesanan bunga yang setiap hari akan dia antar jam 9 pagi
Bunga Lavender dan Bunga Edelweis, dia mengambil beberapa batang bunga lavender menyusunnya dengan cantik membubuhkan pita dan ucapan Pengabdian, Kesucian dan Cinta – Gumolily di kartu ucapannya.
Dia mengambil bunga Edelwies merangkai dengan cantik sama halnya bunga lavender dia juga emberikan pita dan kartu ucapan yang bertuliskan Pengorbanan, Perjuangan dan Kesungguhan – Gumolily.
Bunga-bunga cantik siap di serahkan kekurir hari ini, dia menyerahkan dengan hati-hati
“tolong antarkan bunganya dialamat ini ya, berhati-hatilah” – pesan Olivia kekurir tersebut
Tepat jam 10 kurang bunga Lavender tiba di kantor Ale saat ini, karyawan dari resepsionis lantai bawah membawa bunga tersebut kelantai atas, Sam yang tau itu langsung membawa ke meja ruang kerja tuannya
‘Bunganya sudah tiba’ – pikir Ale
Ale dengan telatennya membawa bunga itu dan melihat pesan di kartu ucapannya. Dia tersenyum ‘menarik’ pikirnya, dia menyimpan kartu itu dilaci kerjanya. Membongkar bunganya dan memasukkannya kedalam vas kaca berisi air.