takdir nya berubah ketika dia d paksa menikah dgn seseorang yg tak pernah dia ketahui siapa,,
humairah gadis desa yg sederhana dan sholeha,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34 VOTE
Mereka tiba di pasar, Hummairah mulai mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas kecil miliknya. Itu adalah daftar belanja yang akan di beli, sementara Kendra menggendong sikecil Kiano menggunakan gendongan kangguru.
Hummairah masuk ke toko milik paman dan bibi nya,
" Assalamualaiku... "
" Waalaikumsalam .. Ra, itu kamu ? Apa kabar Ra, udah lama tidak kelihatan . "
" Alhamdulilah, baik Bi. "
" Kamu kesini sama siapa Ra ? "
" Sama suami dan anak Ara Bi, tuh mereka di luar " Hummairah menunjuk suaminya yang sedang menunggunya di luar .
" Anak mu Ra ? Udah besar yaa. Oh ya, kamu mau beli apa ? "
" Mau beli ini Bi " Hummairah menunjukkan daftar belanjaannya kepada Ratna. Ratna segera menyuru beberapa pegawainya untuk membawakan apa yang ada tertulis di kertas.
Sementara Hummairah sibuk di dalam toko, Kendra yang asyik bermain bersama Kiano tanpa sadar di dekati seseorang.
" Hai, Kak "
Kendra menoleh ke arah suara, Intan teleh berdiri di belakangnya dengan tersenyu manis.
" Asyik sekali mainnya, aku ikutan boleh ? "
Tanpa menunggu persetujuan Intan langsung menggendong Kiano.
" Hei... Mau di bawa kemana ? "
Tanpa memperdulikan Kendra yang berteriak Intan membawa Kiano ke suatu tempat, tempat itu seperti taman yang terdapat kursi panjang untu bersantai dan melepas lelah para pekerja disiang atau pun sore hari.
" Kamu gila ya ? Gendong bayi sambil lari lari, kalau jatoh gimana ? " Amuk Kendra
" Tenang aja Kak, gendong bayi doang aku udah ahlinya Kak "
" Iya, kalau itu bayi kamu. Ini anak ku "
" Kak, seharusnya anak ini jadi anak aku sama kamu, bukan Hummairah. Karena yang di jodohkan sama kamu yang pertamakali itu aku bukan Hummairah "
" Lantas sekarang kamu mau apa ? "
" Aku mau ambil apa yang seharusnya jadi milik ku "
" Kamu gak tau malu ya ? "
" Kenapa aku harus malu, aku ngomong yang sebenarnya. Kalau aja Ayah si Hummairah tidak sakit waktu itu, aku tidak yakin apakah Hummairah akan mau menerima perjodohan itu. Secara Hummairah tau nya akan menikah dengan Kakek kamu Kak "
Kendra terdiam mendengar penuturan Intan. Memang selama ini Ia tak pernah bertanya kepada Hummairah apa dan mengapa Dia bisa langsung menerima perjodohan ini.
Dalam hati Intan bersorak kalau rencana ini berhasil, aku akan dapat memisahkan Kendra dan Hummairah tanpa susah payah.Dan aku akan dengan mudahnya menjadi nyonya Kendra,dan Hummairah biarkan dia menerima nasibnya ditendang keluar dari rumah dan jembali tinggal di kampung.
Kendra kembali membawa Kiano ke mobilnya, disana sudah Hummairah sudah menunggu nya.
" Dari mana aja Kak ? "
" Bawa Kiano main, sini biar aku yang masukkan barang, kamu gendong Kiano aja. Kasian kayaknya haus dari tadi belum ada kamu kasi ASI kan ? "
Hummairah mengangguk, dan meraih Kiano dari tangan Kendra.
Setelah selesai berbelanja mereka memutuskan pulang kerumah.
Sebelum Hummairah turun, Kendra menahan tangannya.
" Apa setelah ini kamu langsung masak ? "
" Kenapa Kak ? "
" Aku pengen ngomong sama kamu "
" Ngomong apa ? "
" Nanti aja di dalam "
Kendra keluar dari mobil dan menurunkan barang belanjaan, sementara Hummairah telah lebih dulu masuk kedalam rumah untuk menyusui Kiano.
Kendra masuk ke kamar, Ia melihat Hummairah sedang menyusui Kiano yang mulai terlelap.
" Barang barang tadi aku simpan di dapur "
" iya " Jawab Hummairah yang bangun setelah selesai menyusui Kiano. Kendra segera ingin beranjak dari duduknya, tapi Hummairah menahan tangannya.
" Kak... Kakak mau ngomong apa ? "
" Nggak penting juga, nanti aja "
" Kak, aku tau kamu lagi ada masalah. Coba kasi tau aku. "
Kendra terdiam Ia tidak tau harus menulai dari mana,
" Kak, tadi aku liat kamu ngobrol sama Intan. Ngobrolin apa si, kayaknya asyik banget "
Kendra menolehke arah istrinya
" Kamu liat ?
Hummairah menganggukkan kepala
" Kenapa tidak menghampiri kami ? "
" Aku tidak mau mengganggu. Apa Intan bilang sesuatu ke kamu Kak ? "
Kendra masih terdiam, Ia masih belum tau bagaimana caranya bertanya kepada istrinya.
" Kak.... Aku nanya lho "
" Ra, Kamu kalau aku nanya kamu mau jawab jujur, dan aku mau kamu jangan menyela waktu aku belum selesai bicara "
" Iya, Kamu mau nanya apa ? Kalau aku bisa jawab, aku akan jawab."
" Ra, ini tentang kita. Apa kamu tidak merasa terpaksa menikah sama aku Ra ? "
Hummairah membulatkan matanya, tapi Ia masih bungkam tidak mau menyela ucapan suaminya.
" Ra, seandainya Ayah tidak sakit, apa kamu masih mau menerima perjodohan ini Ra ?"
" Boleh aku jawab Kak ? "
Kendra.mengangguk
" Pada saat pertamakali Bibi bicara tentang perjodohan itu, ada rasa ragu di hatiku pada saat itu. Aku merasa kenapa harus aku, kenapa bukan orang lain saja. Aku selalu mengulur waktu pada Bibi, agar aku bisa menghindari perjodohan itu. Akhirnya Ayah jatuh sakit, dan harus dirawat. Aku juga masih bersikukuh dengan pendirianku, aku bisa melewati semua ini. Dan pada akhirnya aku harus menyerah pada keadaan, saat semua tabunganku habis, semua barang berharga juga sudah habis terjual. Tapi, sebelum aku memutuskan menerima perjodohan itu, aku selalu meminta petunjuk dari Nya. Pada akhirnya aku menerima perjodohan yang semula aku mengira akan menikah dengan Kakek "
" Apa ? Kamu mengira kamu akan menikah dengan kakek ? "
" Iya, tidak hanya aku. Paman, Bibi, termasuk Intan. Tapi, setelah mereka tau semua, mereka kecewa . "
" Pantas saja Intan berkata demikian "
" Berkata apa ? "
" Intan bilang, seharusnya dia yang menikah dengan ku, bukan kamu. "
" Jadi menurut kamu, siapa yang lebih kamu percaya ? Aku atau Intan ? "
" Kamu laah..... Kamu kan istri ku, "
" Yakin ? "
" Sumpah demi apa pun " Kendra mengacungkan dua jarinya.
Hummairah tertawa melihat reaksi konyol suaminya.
" Kalau kamu, sejak kapan kau mulai menerima perjodohan ini ? "
" Setelah beberapa hari kamu meninggalkan apartemen dan ikut tinggal bersama Kakek dan keluarga lainnya. Aku tuh paling dekat sama Nanny, tapi entah kenapa Nanny juga berpihak padamu termasuk Mama. " Kendra menarik napas panjang, kemudian melanjutkan ceritanya.
" Aku sempat membenci mu, karena semua orang yang menyayangiku jadi membenci ku dan lebih memilih membela kamu ketimbang aku. Dan yang kedua, saat aku mulai bisa membandingkan antara kamu dan Sherly. Waktu kamu tinggal di apartemen, tempat itu selalu bersih, setiap pagi aku bangun sarapan sudah tersedia, pakaian ke kantor ku selalu rapi. Pulang dari kantor rumah juga dalam keadaan rapi, dan kamu selalu ada dirumah menyambut ku pulang, dan selalu memberiku segelas air. Ketika aku duduk, kamu membuka sepatu mengambil tas kerja dan jas dari tangan ku. Dan semua itu tidak ku dapat dari Sherly, mulai dari situ aku mulai berpendapat bahwa pilihana Kakek memang tidak salah. Maka aku mulai mengincar mu kembali, dan.... Kamu juga masih memaafkan semua yang telah aku lakukan padamu sampai saat ini. Aku tidak tau bagaimana cara Ayah dan Ibu mu mendidik mu menjadi begitu pemaaf. "
Hummairah tersenyum, Kendra lega telah menumpahkan semua yang ada di dalam hatinya selama ini. Ia wajah cantik istrinya, mata mereka bertatap kemudian tubuh mereka semakin merapat. Ketika Kendra hendak mengecup bibir istrinya tiba tiba
Oaaheemm.... suara seseorang menguap, ternyata Kiano telah terbangun.Mereka menoleh kearah sang buah hati dan tersenyum.
" Kamu gka boleh liat Daddy dan Ummi seneng sayang "
" Apa sih Kak, ngomong sama anak kok gitu "
" Eh.... Oh ya, kayaknya kamu jangan panggil aku Kakak lagi deh "
" Panggil apa mau nya ? "
" Panggil Mas,, Oke, mulai sekarang kamu panggil aku Mas. "
" Iya, ya udah aku mau keluar dulu. Mau masak kasian Ayah nanti lama nunggu nya, Kiano sayang sama Daddy dulu ya, Ummi mau masak untuk Kakek. "
Hummairah mengecup pipi gembul putra nya.
" Daddy gak di cium Ummi ? "
" Kalo Daddy di cium juga pasti lama jadinya, dan juga lain ceritanya. "
" Kan udah lama juga Daddy puasanya Ummi, gak kasian apa sama Daddy ? "
" Ngomong apa sih ? Udah ah, mau masa dulu "
Hummairah keluar meninggalkan anak dan suaminya di dalam kamar, dan mulai aktifitasnya di dapur.
bersambung