NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu dengan calon Ayah mertua.

"Mari, nona...Tuan Abimana sudah menunggu di dalam!!!."

Ajakan asisten Purba membuyarkan lamunan Livia. Ia kembali bergerak, berjalan di belakang langkah asisten Purba.

Livia turut menghentikan langkah saat asisten Purba berhenti di depan sebuah pintu.

"Ceklek." asisten Purba memutar handle pintu, lalu mempersilahkan Livia masuknya masuk.

Livia mengangguk. perlahan mengayunkan langkah.

Setelah memastikan Livia masuk ke dalam, asisten Purba lantas kembali menutup pintu dan pria itu pun berlalu menuju ruang kerja Abimana, menunggu sampai tuannya memberi perintah selanjutnya.

Senyuman hangat dari pria paruh baya yang duduk bersandar di tempat tidurnya, menyambut kedatangan Livia. "Kemari lah, nak!!!." suara lemah itu seakan menghipnotis Livia, ia kembali melanjutkan langkahnya mendekat ke arah tempat tidur dengan senyuman canggung. melirik sekilas ke arah Abimana yang saat ini tengah berdiri tak jauh dari tempat tidur.

"Selamat malam, tuan." Livia mengangguk sopan.

Abimana melangkah, mendekat ke arah Livia lalu Merangkul pundak gadis itu.

"Panggil ayah saja, sama seperti Abi ...!!! Ternyata wajahnya secantik namanya." pujian itu terlontar dari mulut ayahnya Abimana.

Abimana mengulas senyum mendengar pujian ayahnya terhadap Livia. Entah apa arti dari senyuman pria itu, yang jelas tingkat ketegangan Livia semakin bertambah ketika menyadarinya, terlebih saat ini ia merasakan tangan besar Abimana sudah bertengger di pundaknya.

"Baik tu_ maksud saya ay_ayah."

Ayah tersenyum, seakan mengerti dengan kecanggungan yang tengah dirasakan Livia saat ini.

Ayah memandang ke arah putranya. "Kapan kalian akan menikah??? ayah sudah tidak sabar menanti hari bahagia itu, Abi."

"Minggu depan, ayah." tanpa membuang waktu, Abimana langsung menjawab pertanyaan ayahnya, dan itu mampu mengalihkan pandangan Livia padanya.

Kedua bola mata Livia membulat dengan sempurna, namun sepersekian detik kemudian ia kembali memasang wajah tenangnya, tidak ingin sampai ayah menyadari perubahan mimik wajahnya.

Minggu depan???? Kenapa sih nih orang.... mengambil keputusan seenaknya sendiri tanpa membicarakannya terlebih dahulu denganku..Livia.

Livia hanya bisa memendam kekesalannya di dalam hati, tanpa berani melayangkan protes sedikitpun. Livia mengulas senyum manis demi menyempurnakan pengakuan Abimana dihadapan ayahnya.

"Benar begitu, nak???." ayah berganti memandang Livia.

Livia masih terpaku, bingung harus memberikan jawaban seperti apa.

"Be_benar, ayah." merasakan tangan besar Abimana mulai menekan bahunya, sontak saja Livia memberi jawaban seperti yang diinginkan oleh pria itu.

"Syukurlah nak, ayah senang kalian ingin menyegerakan hal baik." tersirat jelas kebahagiaan di wajah pria paruh baya tersebut setelah mendengar pengakuan Abimana tentang rencana pernikahannya yang akan dilangsungkan Minggu depan, dengan begitu disisa usianya ia masih bisa melihat putra sulungnya itu bersanding dengan gadis pilihannya, setelah cukup lama terpuruk atas kepergian sang kekasih, Thalia.

Setelah cukup lama mengobrol ringan bersama ayahnya, Abimana pun meminta ayahnya untuk segera beristirahat mengingat waktu hampir menunjukkan setengah sepuluh malam.

Di ruang kerja Abimana, di sini lah sekarang mereka berada.

"Seharusnya anda membicarakannya lebih dulu denganku sebelum mengambil keputusan, tuan." kalimat geram yang sejak tadi bersarang di benak Livia, akhirnya dilontarkan gadis itu. "Saya juga perlu mempersiapkan diri." entah keberanian darimana yang didapatkan Livia hingga nekat berkata seperti itu pada Abimana.

Tersenyum mengejek. "Mempersiapkan diri???." ulangnya. Kosa kata mempersiapkan diri terdengar ambigu di telinganya. "Kau hanya perlu tinggal di sisiku dan menurut padaku, selebihnya kau tidak perlu mempersiapkan diri untuk apapun!! sambung Abimana. Kini wajah pria kembali ke mode datar dan tak ingin mendengar bantahan.

Entah kemana perginya keberanian Livia tadi, kini gadis itu terlihat mengangguk, layaknya seekor anak kucing yang patuh pada tuannya.

Masih di kediaman yang sama namun di ruangan yang berbeda.

"Ada apa, Bu??? kenapa sejak tadi ibu kelihatan gelisah seperti itu???." Rasya mulai terganggu dengan pergerakan ibunya mondar-mandir bak setrikaan, bahkan pria berusia dua puluh empat tahun tersebut mulai tak fokus dengan pekerjaannya.

"Bagaimana ibu tidak gelisah kalau mas mu akan menikahi gadis yang tidak jelas bibit, bebet, bobotnya."

Rasya menghela napas panjang mendengar pengakuan ibu kandungnya itu. "Bu...mas Abi itu sudah dewasa, sudah dua puluh tujuh tahun. Rasya yakin Mas Abi pasti sudah mencari tahu semua tentang gadis yang akan dinikahinya, termasuk latar belakang keluarganya.

Meskipun ia dan Abimana berbeda ibu, namun Rasya sangat menghormati Abimana sebagai kakaknya.

"Sudah lah Bu, daripada ibu pusing-pusing memikirkan tentang latar belakang dari calon istrinya mas Abi, lebih baik mulai sekarang ibu belajar membuka hati untuk menerimanya. Siapapun gadis itu, kita harus menerima kehadirannya di dalam keluarga ini!!."

Ibu menunjukkan sikap tak terima, tak terima jika putranya itu berpihak pada gadis yang menurutnya tidak sederajat dengan keluarga mereka.

"Ayolah Bu, coba buka sedikit hati ibu untuk menerima keputusan mas Abi!! Lagi pula, apa ibu tidak takut jika sikap ibu yang terus-terusan seperti ini justru akan memancing kemarahan mas Abi??? Kalau sampai itu benar-benar terjadi, Rasya tidak janji bisa menyelamatkan ibu dari kemarahan mas Abi." Rasya yang sangat mengenal watak Abimana, mencoba memberi peringatan pada ibunya.

Bukannya ingin menakut-nakuti ibunya, tapi Rasya hanya mengingatkan saja, jangan sampai kejadian setahun yang lalu terulang kembali. Di saat Thalia pergi begitu saja, ibu justru mempersalahkan Abimana, menuding Abimana tidak memperlakukan Thalia dengan baik sehingga gadis itu memilih pergi padahal kenyataannya ia sendiri tahu sebesar apa cinta yang telah diberikan Abimana terhadap gadis itu, kalau perlu Abimana bahkan rela menukarkan nyawanya sendiri demi kebahagiaan Thalia, tapi sayangnya gadis itu lebih memilih mencampakkan Abimana dengan sejuta cinta dan perasaannya.

"Sebaiknya ibu pikirkan baik-baik semua ucapan Rasya, sebelum menyesalinya dikemudian hari!!!." Rasya berlalu meninggalkan ruang kerjanya, memberi waktu pada ibu untuk memikirkan semua ucapannya tadi.

*

Livia berada di perjalanan pulang. Sesekali gadis itu melirik pada pria yang tengah fokus dibalik Kemudinya.

di zaman sekarang ternyata masih ada asisten pribadi se-setia dia.... Livia.

"Saya hanya melakukan sesuatu yang seharusnya saya lakukan, Nona."

Livia sampai terperanjat, saking kagetnya. setahu Livia pria itu tengah sibuk mengemudi dan ia pun tak mengeluarkan sepatah katapun, lalu bagaimana pria itu bisa tahu pikirannya.

Bagaimana dia bisa tahu...apa dia bisa membaca pikiran orang lain?????. Livia.

Livia gelagapan, seperti maling kedapatan satpam komplek.

"Apa anda rela melakukan apapun demi, tuan Abimana???."

Argh.... sepertinya aku sudah tidak waras, bagaimana mulutku bisa lancang bertanya seperti itu..... bagaimana kalau dia marah, bahkan sampai mengamuk dan melaporkanku pada tuan Abimana????. Livia.

Livia benar-benar menyesali pertanyaannya barusan.

"Tidak perlu di jawab, kalau anda tidak bersedia menjawabnya, tuan!!!." mengulas senyum secerah mungkin, dengan harapan pria itu masih memiliki belas kasihan padanya hingga tidak menurunkan nya di tengah jalan saking kesalnya.

"Seperti yang anda Lihat Nona, saya akan melakukan apapun demi tuan Abimana." kembali memberikan jawaban.

"Bagaimana jika perintah tuan Abimana melebihi batas, apakah anda masih akan melaksanakannya???." baru saja menyesali pertanyaan pertamanya, kini mulut Livia kembali lancang menanyakan pertanyaan yang mampu membuat pria dihadapannya itu meliriknya melalui spion.

"Tentu saja, Nona. Bagi saya, tidak ada kata tidak untuk tuan Abimana."

"Termasuk bila tuan Abimana ingin menikahi adik perempuan anda????." sepertinya kekesalannya akibat tawaran gila Abimana padanya membakar semangat Livia melontarkan pertanyaan demikian.

Masih stay dengan wajah datarnya, asisten Purba menjawab.

"Sayangnya saya tidak memiliki adik perempuan Nona, tapi seandainya saja saya memilikinya dan tuan Abimana menginginkannya maka dengan senang hati saya akan merestuinya."

"Tapi bagaimana jika tuan Abimana menginginkannya hanya untuk kepentingan pribadinya, bukan karena tulus ingin membina rumah tangga??? Apa anda akan tetap merestuinya???." semakin berkobar semangat dalam diri Livia menanyakan hal-hal yang ia sendiri menganggapnya gila karena sudah berani menanyakannya.

"Bukankah sudah saya katakan, Nona, tidak ada kata tidak dari saya, untuk tuan Abimana."

Waaaahhhhh..... hebat sekali..... ternyata bos dan anak buahnya sama gilanya.....Livia.

1
Inah Ilham
asal kamu tau ya Mas Abi, perempuan itu butuh pengakuan dan validasi setelah apa yg kamu katakan diawal pernikahan dulu
Mrs.Riozelino Fernandez
haddeuh Abi...
mulut mu itu pernah ngomong apa ke Livia,coba ingat2 dulu...
😒😒😒😒
Mrs.Riozelino Fernandez
mulai narsisnya 😅😅😅
Dinarra
makanya ungkapin dong abi
Bina Rahel Sembiring
bagus sekali si purba kasih masukan buat si abi
Linda Sari
saya suka cerita novel ini
Ida Miswanti
Alur ceritanya bikin gemes dag dig dug🤗
Ida Miswanti
tuh AsPur aja tau🤭😆
sagi🏹
lanjut kak
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat Abimana yang sok cool tiap ngomong ma Livia...
blom lagi liat mertua Livia...
Mrs.Riozelino Fernandez
setuju nih ma si Purba...
Rini
good purba 👍
Rizqitaaa 🍓
suka dengan cerita yang gak bertele tele begini, 😁😁 lanjut kak...semangat nulisnya 🤗
Mrs.Riozelino Fernandez
ayooo Abi bujuk istrimu...
istri ngambek itu bahaya lho...
ntar kamu gak dapat jatah ronda lagi 😂😂😂😂
picii
bagus
Putri Chaniago
jgn pedulikan Livia itu urusan Abimana
Mrs.Riozelino Fernandez
asisten purba emank jempolan...
sagi🏹
lanjut kak double up
Mrs.Riozelino Fernandez
wow....aku syuuuuka Livia...
kamu harus tegas,jangan mau di stir Abi...👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Dinarra
livia mode cemburu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!