"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.
"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.
"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.
Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.
"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Coffe shop Kevin
"Mas, bagaimana kondisi Mamah? Tanya Ajeng saat di meja makan dan Damar baru saja menghabiskan sepiring nasi beserta lauknya.
Damar menyudahi makannya lalu mengambil tissu untuk membersihkan bibirnya sembari berkata, " Mamah masih belum sadarkan diri sayang, Mamah sempat kejang di rumah dan pas di bawa ke rumah sakit dokter bilang kemungkinan mamah mengalami stroke, karena tekanan darahnya yang tinggi." terang Damar.
"Astagfirullah, kasihan sekali mamah Mas." Ucap Ajeng yang merasa iba pada sang mamah mertua.
"Tapi kenapa mamah belum sadar juga ya Mas?" tanya Ajeng.
"Mamah koma sayang, setelah kejang mamah tidak sadarkan diri dan dinyatakan koma oleh dokter." Jawab Damar.
"Inalillahi, ya Allah Mas." Kaget Ajeng sembari menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Kamu yang sabar ya Mas, InshaAllah mamah akan baik baik saja." Ucap Ajeng mengusap punggung sang suami mencoba memberi kekuatan
"Terimakasih sayang." Sahut Damar.
"Oh ya sayang, kalau boleh seminggu kedepan kita akan menginap disini dulu ngga apa apa ya? Mas kasihan sama Papah." Pinta Damar.
"Iya Mas ngga apa apa." Jawab Ajeng.
"Tapi gimana dengan sekolah Shasa Mas?" Tanya Ajeng kemudian yang memikirkan sekolah Shasa.
"Nanti besok Mas akan coba bicarakan sama gurunya sayang, biar Shasa dapat Izin selama seminggu." Jawab Damar.
"Ya sudah Mas, aku gimana Mas aja." Timpal Ajeng.
"Sini sayang." Ucap Damar meraih tangan Ajeng yang berada di atas meja lalu memintanya untuk mendekat padanya.
Ajeng pun berdiri lalu berjalan mendekat ke Damar, Damar mendudukan Ajeng di pangkuannya kemudian memeluknya. Tak lupa Damar mengusap perut Ajeng yang membuncit.
"Sayang, besok selesai Shasa lomba Mas akan jenguk mamah lagi. kamu mau ngga ikut sama Mas?" Tanya Damar menopangkan dagunya di bahu Ajeng.
"Tapi Mas, apa Mamah mau bertemu sama aku?" Tanya Ajeng menatap sang suami dengan perasaan ragu.
"Kita coba dulu sayang, siapa tau mamah sudah bisa menerima kamu." Jawab Damar
"Tapi aku takut Mas." Ucap Ajeng.
"Ngga usah takut sayang, kan ada Mas yang akan selalu melindungi kamu." Ucap Damar.
"Ya sudah, aku mau ikut Mas, Shasa juga ikut kan Mas?" Tanya Ajeng.
"Iya kita juga ajak Shasa." Jawab Damar.
***
Keesokan harinya.
Setelah sholat subuh berjamaah, Shasa saat ini tengah bersiap untuk berangkat ke tempat acara lomba yang akan di gelar di sebuah gedung. Damar dan Ajeng pun sudah bersiap.
"Sudah siap sayang? ngga ada yang ketinggalan kan?" Tanya Damar setelah semua sudah masuk ke dalam mobil.
"InshaAllah sudah siap semua yah." Jawab Shasa yakin.
"Kalau begitu Let's Go." Ucap Damar kemudian segera melajukan mobilnya menuju tempat acara.
Damar sengaja berangkat pagi pagi sekali agar tidak terjebak macet, terlebih jarak yang akan di tempuhnya cukup jauh hampir satu jam perjalanan.
"Alhamdulillah, kita jadi ngga terjebak macet sayang, biasanya disini kalau agak siang dikit pasti macet." Ucap Damar saat sudah memasuki kawasan yang rawan macet.
"Iya Mas, Alhamdulillah." Timpal Ajeng.
"Masih jauh ya Mas tempatnya?" Tanyanya kemudian.
"Udah deket sih sayang, paling 5 menitan lagi." Jawab Damar.
Drettt Drettt Drettt
Panggilan masuk di ponsel Damar, Damar melirik sebentar ke ponsel yang Ia taruh di dasboard mobil, terlihat nama kevin yang menghubunginya. Damar pun segera meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau ke atas.
"Hallo, Assalamualaikum." Salam Damar.
"Wa'alaikumsalam, Dam kita semua sudah di depan gedung Bougenville." Ucap Kevin.
"Kamu sampai mana?" Tanyanya kemudian.
"Serius kalian sudah sampai." Kaget Damar membulatkan matanya sembari tersenyum lebar menatap Ajeng yang duduk di sampingnya.
"Iya serius, kita baru aja sampai." Jawab Kevin dari sebrang sana.
"Aku masih di jalan, kemungkinan 5 menit lagi sampai." Ucap Damar yang kembali fokus menyetir.
"Oke, kita tunggu di Coffe shop depan gedung." Ucap Kevin.
"Oke." Jawab Damar lalu panggilan pun terputus. Damar menaruh kembali ponselnya di dashboard mobil.
"Siapa Mas?" Tanya Ajeng yang heran melihat wajah Damar yang begitu bahagia.
"Kevin dan kawan kawan sudah sampai di depan gedung sayang." Jawab Damar dengan senyum yang kembali merekah di bibirnya.
"Hah? jadi mereka beneran hadir Mas di lomba Shasa?" Kaget Ajeng yang juga ikut tersenyum.
"Iya sayang, mereka itu tidak pernah ingkar dari omongan sayang, kalau mereka bilang mau datang ya pasti datang." Jawab Damar.
"Wahhh, aku pikir mereka cuma bercanda loh Mas." Celetuk Ajeng.
"Mana pernah Shadow light bercanda tentang itu sayang, mereka selalu tepat waktu dan tepat ucapan, ya meskipun kalau sudah ketemu isinya bercanda melulu." Ujar Damar.
"Iya sih." Ucap Ajeng.
Damar menghentikan mobilnya di depan Coffe shop yang berada tepat di depan gedung Bougenville.
"Loh Mas kok berhenti disini? Bukannya tempat lombanya di gedung sana." Tanya Ajeng sembari menunjuk sebuah gedung yang megah.
"Baru jam setengah delapan sayang, masih ada waktu dua jam lagi, kita ngobrol sama teman teman Mas dulu ya, mereka sudah menunggu di dalam." Ucap Damar membuka pintu mobil lalu turun dari mobil.
"Loh nama Coffe shop ini seperti nama Coffe shop Kevin." Batin Damar saat melihat papan nama Coffe shop tersebut.
Damar membukakan pintu dan membantu Ajeng keluar dari mobil, kemudian membukakan pintu untuk Shasa.
Mereka bertiga bergandengan tangan dengan Shasa yang berada di tengah, masuk ke dalam Coffe shop itu.
"Damar." Teriak Kevin saat melihat keluarga kecil damar sudah masuk ke Coffe shop.
"Hai." Sapa Damar segera mendekat ke arah sahabat sahabatnya.
"MashaAllah Damar, kamu apa kabar." Sapa Riko yang segera memeluk Damar karena posisinya yang lebih dekat dengan Damar.
"Alhamdulillah Baik." Jawab Damar membalas pelukan Riko.
Satu persatu sahabat Damar pun bergantian memeluknya dengan aling menanyakan kabar, Tak lupa mereka pun bersalaman dengan Ajeng.
"Wahhh, udah mau nambah anak aja Dam." Ledek Rama saat melihat Ajeng yang tengah hamil.
"Iya Alhamdulillah." Sahut Damar.
"Ini pasti Shasa ya?" Tanya Kevin saat melihat Shasa dan berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Shasa.
"Iya Om, aku Shasa." Jawab Shasa mencium tangan Kevin.
"MashaAllah, anak kamu cantik banget Dam, pinter lagi." puji Kevin.
"Iya lah, Ayahnya ganteng gini, pasti anaknya cantik dong." Ucap Damar.
"Halahhh, itu karena Bundanya yang cantik Damar." Celetuk Rama, semua pun tertawa.
"Hahahaha, itu juga salah satunya." Timpal Damar.
"Anak cantik, perkenalkan nama Om Kevin, sahabat Ayah kamu yang paling ganteng." Ucap Kevin memperkenalkan dirinya dengan begitu narsis.
"Gantengan juga Om, iya kan Shasa cantik. Perkenalkan nama Om Rama." Ucap Rama yang kini ikut berjongkok, Shasa pun mencium tangan Rama.
"Hei cantik jangan dengarkan mereka ya, perkenalkan nama Om Riko. Sahabat Ayah Shasa juga." Ucap Riko yang juga ikut berjongkok lalu mengusap lembut kepala Shasa.
"Iya Om, lagian bagi Shasa laki-laki yang paling ganteng itu cuma Ayah." Celetuk Shasa yang akhirnya membuat semua orang disana tertawa.
"Hahahaha, kena kalian, makanya jangan pada ngaku ganteng sama anaknya orang ganteng." Ledek Damar.
"Oh ya, Aditya mana?" Tanya Damar yang tak melihat keberadaan Aditya.
"Dia masih dalam perjalanan ke sini, kemarin dia baru menjemput istrinya." Jawab Kevin.
Semua yang tadi berjongkok pun serempak bangun.
"Duduk Dam, Jangan berdiri terus, kasihan istri kamu pasti capek." Sambung Kevin lalu semua pun kembali duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh kevin untuk berkumpul dengan teman temannya.
Coffe shop yang biasa buka siang hari sengaja Kevin buka pagi demi bisa berkumpul dengan sahabat sahabatnya.
"Oh ya aku juga mau mengenalkan istri dan anakku pada kamu Dam, sebentar." Ucap Kevin berlalu masuk ke dalam ruangan khusus Owner.
"Jadi bener ini Coffe shop milik Kevin?" Tanya Damar.
"Iya Dam, Kevin membuka cabang disini juga." Jawab Riko.
"Kamu ngga tau aja Dam, setelah kepergian kamu Kevin kelabakan mengurus Coffe shop sendirian, hingga akhirnya dia bertemu sama wanita yang saat ini menjadi istrinya, Kevin menjadi lebih sukses dan memiliki beberapa cabang." Terang Rama.
"Serius?" Tanya Damar.
"Iya serius, tapi kamu jangan terkejut ya saat melihat istri Kevin, karena kamu pasti sangat mengenalnya." Jawab Rama yang tau betul wanita yang menjadi istri Kevin memiliki masa lalu bersama Damar.
Cek lek
Terdengar pintu terbuka, semua orang pun menoleh ke arah sumber suara, terlihat Kevin tengah menggendong seorang anak laki laki yang berumur sekitar tiga tahun dengan tangan satunya menggandeng seorang wanita yang wajahnya begitu Familiar di mata Damar.
"I.Itu Jihan." Kaget Damar dengan mata yang membola menatap wanita yang tengah berjalan ke arahnya.
Ajeng menatap heran dengan reaksi Damar saat melihat wanita yang di gandeng Kevin, Ajeng juga bisa melihat reaksi wanita itu saat menatap suaminya, seakan ada sesuatu diantara mereka.