NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18 Keluarga Bermasalah

Sepeninggal Jelita, Sisca menyusul beranjak dari depan kamar Rico lalu masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya, kemudian dia duduk berdiam diri di pinggir ranjang selama sekian menit sambil menata perasaan dan detak jantungnya.

"Sudah puas kamu Ric karena membuat keluarga kita terpuruk lagi?" kata Baskoro pelan sambil mencengkeram kerah baju anak lelakinya.

"Karena Jelita sudah ngusir kita dari sini, Bapak gak mau tahu, kamu yang harus nyarikan dan bayar sewa rumah untuk kita," lanjut pria berumur 51 tahun itu sambil menghentak cengkramannya.

"Rico sudah gak punya uang Pak, Rico sudah pinjam uang ke bank 30 juta untuk kompensasi Elvira," sahut Rico terus terang yang langsung membuat kedua orang tuanya kaget.

"Apa kamu bilang? Pacarmu kamu beri uang 30 juta? Enak betul dia. Gak bisa, suruh dia ngembalikan uang itu lagi. Paling-paling yang nggoda kamu duluan pacarmu itu kan? Kayak gimana sih pacarmu itu? Ibuk penasaran banget sama dia," wanita berumur 48 tahun tersebut tidak terima kalau duit pinjaman anaknya dinikmati oleh orang lain.

"Elvira minta 25 juta Buk, sisa uangnya untuk biaya aborsi dan pemulihan Elvira," timpal Rico setengah berbohong.

"Ibuk gak mau tahu, pokoknya kamu temui pacarmu itu lalu suruh dia ngembalikan semua uangmu untuk bayar sewa rumah kita," Dewi mengulang kembali instruksinya.

"Kalau uangnya Rico minta lagi, trus Elvira laporin Rico ke polisi gimana Buk? bisa-bisa Rico dipenjara beneran, Buk," ucap pemuda itu yang membuat ibunya tersadar.

"Bawa Bapak ketemu sama pacarmu itu Ric, Bapak pingin ngomong sama dia," sela Baskoro.

"Ibuk juga pingin ketemu sama perempuan itu, Pak," celetuk Dewi.

"Kamu gak usah ikut-ikutan ketemu sama Elvira. Urus itu mulutmu yang kebiasaan ngomong nyablak kayak gak pernah sekolah saja," sergah pria berumur 51 tahun itu yang membuat istrinya mencibir.

"Elvira sudah gak bisa dihubungi lagi, Pak. Rico datang ke rumah kontrakannya dua kali juga sepi terus," kata pemuda tersebut terus terang.

"Paling-paling itu perempuan disembunyikan sama Jelita. Bukannya dia tadi bilang mau nyuruh Ratih bawa Elvira ke sini, berarti dia tahu tuh dimana keberadaan Elvira," ujar Dewi agak sengak karena menyimpan sakit hati pada Jelita.

"Ya sudah, kapan-kapan saja Bapak tak tanya ke Jelita sekalian minta maaf. Trus kamu Dewi, kamu kirimi pesan tuh ke Agung sama Sonya agar jangan ke sini, kondisinya lagi runyam ini," ucap Baskoro.

"Iya Pak."

Setelah berkata demikian, pasangan suami istri itu pun kembali ke lantai bawah lalu masuk ke dalam kamar. Sementara itu, Bik Sumi dan Wati yang mendengar perdebatan di malam itu, lumayan kaget campur emosi saat tahu kalau Rico ternyata punya pacar yang sudah dia hamili dan dia suruh aborsi.

Di dalam kamarnya, Jelita yang baru saja selesai mandi di kamar mandi dalam pun mengirim pesan ke Ratih agar menyuruh Elvira untuk tidak ke luar rumah jika tidak ada keperluan karena dia sudah membongkar kebusukan Rico dan keluarganya.

Ratih yang menerima pesan itu pun merasa senang campur kepo karena sahabatnya sudah menuntaskan beban yang selama ini mengganjal hatinya. Alhasil, kedua perempuan itu pun akhirnya chatingan cukup lama hingga terdengar suara ketukan di pintu kamar Jelita, yang ternyata Bik Sumi mengantar makan malam yang saat itu menunya sayur sop dan bakwan goreng.

Setelah Bik Sumi meletakkan piring berisi makan malam dan segelas susu coklat hangat majikannya di atas meja kerja, Jelita pun lalu menyerahkan sekantong kresek hitam kecil ke Bik Sumi yang isinya 3 potong ayam krispi. Tanpa bertanya apa isinya, ART itu sudah paham.

Beberapa menit setelah Bik Sumi meninggalkan kamar Jelita, Baskoro dan Dewi pun keluar dari kamar lalu berjalan ke arah ruang makan untuk mengambil makanan di piring serta minuman lantas membawanya masuk ke dalam kamar mereka lagi.

Begitu juga dengan Sisca, karena perut gadis itu sudah keroncongan, dia pun keluar dari kamar. Tapi baru saja Sisca berjalan dua langkah, dia dihadang oleh Rico.

"Sis, sekalian ambilkan makanan dan minuman untuk Mas dong," pemuda itu merajuk.

"Kenapa Mas Rico gak ngambil sendiri sih? Kayak anak kecil saja mintanya diladeni. Malu ya?" sindir gadis berumur 20 tahun tersebut.

"Plis lah Sis, kamu kan juga sering minta duit ke aku," Rico berusaha membujuk adiknya.

"Iya deh iya," sahut Sisca malas yang kemudian langsung meninggalkan kakaknya lalu turun ke lantai bawah.

*

Sementara itu di rumah kontrakan Agung dan Sonya, pasangan suami istri beranak satu itu merasa bingung campur penasaran kenapa Dewi tiba-tiba melarang mereka berkunjung ke rumah Jelita tanpa memberikan alasan yang jelas. Di WA, istrinya Baskoro hanya menuliskan jika kondisinya sedang tidak memungkinkan.

"Gimana ini Pak? Padahal rencananya kamu kan mau minta dicarikan kerjaan sama mau pinjem duit ke Jelita, kok malah Mbak Dewi nglarang kita pergi ke sana. Kira-kira mereka kenapa ya?" tanya Sonya penasaran.

"Aku juga gak tahu, Buk. Ibukku sendiri sudah bolak balik ngomel minta uang yang aku pinjam segera dikembalikan. Mana hutangku ke Ibuk ada 3 juta lebih lagi. Mau cari kemana duit sebesar itu, wong pinjamanku ke bank saja masih lama lunasnya. Kepalaku puyeng mikirnya," keluh pria berumur 46 tahun itu.

"Apa kita nekat ke sana saja ya, Pak?" kata wanita tersebut.

"La nanti kalau Mbak Dewi sama Mas Baskoro marah gimana?" sahut Agung.

"Nginepnya cukup sehari saja Pak, jangan lama-lama," Sonya menyampaikan pendapatnya.

"Yo wes, tapi kalau nanti Mbak Dewi sama Mas Baskoro marah, kamu yang tanggung jawab lo ya," timpal pria berumur 46 tahun itu.

"Iyo Pak, biar aku nanti yang tanggung jawab."

*

"Bapak mewakili keluarga minta maaf yang sebesar-besarnya ke kamu, Ta," kata Baskoro pada hari Sabtu pagi saat Jelita akan berangkat ke toko.

"Ngomong maaf itu gampang Pak, kan cuma satu kata. Yang nanggung kerugian itu lo yang susah buat ngilangin rasa sakit hatinya," sindir Jelita terang-terangan.

"Iya Ta, Bapak paham dengan maksud kamu. Oh ya, ini Bapak ada duit 500 ribu, kamu terima dulu seadanya ya Ta, untuk biaya selama kita hidup di sini, untuk kekurangannya biar Bapak carikan dulu," lanjut pria berumur 51 tahun tersebut sambil menyodorkan beberapa lembar uang kertas yang ternyata itu uang miliknya Dewi.

"Uangnya simpen saja Pak untuk bayar sewa rumah," sahut perempuan cantik itu karena masih punya rasa kasihan.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!