Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Ajakan konyol.

Di dalam sebuah mobil sedan berwarna putih, dua orang gadis terlihat sama tegangnya.

"Apa kau yakin akan menemui tuan Abimana, Livia???." Zena kembali memastikan kesungguhan hati sahabatnya itu. dari balik kaca mobilnya, Zena memandang ke arah gedung yang menjulang tinggi dihadapan mereka.

Livia mengangguk, meski dalam hatinya masih terselip keraguan. jika ia memilih tidak datang bisa jadi pria itu akan semakin marah padanya, tetapi jika ia datang menemuinya tidak menutup kemungkinan juga malam ini akan menjadi malam terakhir dirinya melihat indahnya dunia ciptaan tuhan.

"Kamu harus tetap tenang!!! Percayalah, tuan Abimana itu juga manusia biasa sama seperti kita, dia pasti masih punya hati nurani tidak mungkin sampai bertindak kelewatan padamu." Zena mencoba menenangkan Livia yang saat ini sudah tegang setengah mati.

Demi menetralkan ketegangan dalam diri, Livia menghela napas panjang lalu menghembusnya perlahan. "Doakan saja, semoga setelah bertemu dengan pria itu, kita masih bisa bertemu , Zena."

Sebenarnya apa yang saat ini ditakutkan Livia sedikit berlebihan memang, dimana ia berpikir jika pria bernama Abimana Putra Sanjaya tersebut akan menghabisinya, karena merasa tertipu olehnya.

"Semangat Livia ... semangat...." Zena memperagakan gerakan meninju udara untuk memberikan dukungan pada sahabatnya itu.

Livia mengangguk. Setelahnya, ia pun beranjak turun dari mobil sahabatnya, Zena.

*

Di dalam sebuah apartemen, seorang pria tengah duduk dengan menyilangkan kakinya, sementara kedua tangannya dilipat di depan da-da.

"Apa anda yakin dengan keputusan anda, tuan???."

"Saya tidak punya pilihan lain. saat ini kondisi kesehatan papa sangat memprihatikan, dan kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya. Saya tidak ingin sampai menyesal nantinya."

Raut wajah Abi berubah seketika kala teringat kondisi kesehatan ayahnya saat ini.Ya, sudah hampir dua tahun Pria hebat yang telah membesarkan serta menjadi pelindung bagi nya tersebut mengidap penyakit jantung, dan keinginannya saat ini adalah melihat putra sulungnya menikah, itulah mengapa ia sampai menjodohkan Abimana dengan putri dari rekan bisnis mereka, tapi siapa sangka gadis yang malam itu menemui Abimana ternyata adalah gadis yang berbeda.

"Lalu apa yang akan anda katakan jika tuan besar menanyakan tentang gadis itu???."

Asisten pribadi yang akrab di sapa asisten Purba tersebut selalu berjaga demi mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan ke depannya.

"Aku akan mengakui gadis itu sebagai kekasihku."

"Lalu bagaimana dengan Nona Thalia??? Bukankah selama ini tuan besar tahu nya anda menjalin hubungan dengan Nona Thalia " masih dengan posisi berdiri tegap tak jauh dari tuannya, Asisten Purna berujar.

Abi menghela napas berat kala asisten pribadinya tersebut menyebut nama kekasihnya atau lebih tepatnya mantan kekasih karena setelah kepergian wanita cantik itu, Abimana menganggap hubungan mereka telah berakhir. Ya, setahun yang lalu Thalia meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Ditinggal ketika sedang sayang-sayangnya membuat kehidupan Abimana hancur berantakan, bahkan semua pekerjaannya turut terbengkalai. Untungnya ada asisten Purba yang selalu setia mendampinginya dalam situasi dan kondisi apapun, asisten Purba pula lah yang mengatasi semua kekacauan di perusahaan akibat Abi yang terpuruk saat itu.

Jika ditanya apakah ia masih mendukung jika tuannya itu kembali merajut kasih dengan wanita itu??? Tentu saja jawabannya tidak, asisten Purba tidak akan rela melihat tuannya itu kembali tersakiti, namun asisten purba masih cukup tahu diri akan posisinya sehingga ia menyerahkan semua keputusan di tangan tuannya, Abimana.

Ting tong....

Suara bel apartemen menarik kesadaran Abi dari lamunannya.

"Sepertinya gadis itu sudah datang, tuan." asisten purba beranjak, hendak menyambut tamu yang datang.

"Selamat malam, Nona. Silahkan masuk, tuan Abimana sudah menunggu di dalam."

Livia tak langsung masuk, menghela napas dalam-dalam, seakan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan pria yang sudah hampir dua pekan ini mengganggu ketenteraman hidupnya.

"Silahkan masuk, Nona!!!." asisten Purba mengulang ucapannya.

"Ba-baik, terima kasih."

Dengan memaksakan kakinya melangkah, Livia masuk ke dalam unit apartemen tersebut.

Dari jarak yang masih berkisar lima meter saja, Livia sudah dapat merasakan aura yang mampu membuat tubuhnya kembali diselimuti ketegangan.

"Sampai kapan kau akan berdiri di situ???."

Livia sampai terperanjat, saking terkejutnya.

"Silahkan duduk, Nona!!!." asisten Purba mempersilahkan Livia duduk di sofa, tepat berhadapan dengan tuannya.

"Terima kasih." balas Livia sambil meremas ujung kemejanya.

Livia kembali melangkah. menelan salivanya dengan susah payah saat baru saja mendaratkan bobotnya.

"Untuk semua yang telah terjadi, saya benar-benar mohon maaf, tuan. jujur, saya sama sekali tidak bermaksud menipu anda tuan, saya hanya membantu sahabat saya demi menghindari perjodohan yang tidak diinginkannya."

Dengan memberanikan diri, Livia mengutarakan hal itu. Bukannya ingin membela diri, namun seperti itulah kenyataannya.

Abimana tersenyum mendengarnya, tapi senyuman itu justru semakin menakutkan di mata Livia.

"Memohon maaf....." Abimana mengulang kosa kata yang baru saja di ucapkan Livia, dan itu kembali membuat tubuh gadis itu merinding. "Apa kau pikir dengan memohon maaf semuanya akan selesai begitu saja, hah???." intonasi mulai meninggi hingga Livia terperanjat mendengarnya.

Livia masih diam mematung, tak berani bersuara. bahkan pandangannya pun ikut tertunduk seiring dengan nyalinya yang semakin menciut.

"Satu yang harus kau camkan baik-baik Nona Liviana.... saya tidak butuh permintaan maaf karena yang saya butuhkan saat ini adalah pertanggung jawaban." masih terus menatap datar ke arah lawan bicaranya.

Dengan ragu Livia mengangkat pandangannya. "Pertanggung jawaban seperti apa yang anda inginkan dari gadis seperti saya, tuan??? Saya tidak punya apapun yang bisa saya berikan kepada anda, yang notabenenya sudah memiliki segala-galanya." balas Livia. dengan susah payah Livia menahan air matanya agar tak jatuh dihadapan pria itu, ia tak ingin terlihat semakin menyedihkan.

"Siapa bilang...." kembali menyeringai hingga Livia mengeryit bingung.

"Karena kau sudah menggagalkan rencana perjodohan itu, maka untuk mempertanggung jawabkan semuanya. kau harus menikah denganku!!!."

Bisa-bisanya dia bercanda di saat seluruh tubuhku sudah gemetar begini.....apa semua orang kaya candaannya seperti ini???? Dasar.....

"Saya tidak sedang bercanda." seakan paham dengan pikiran Livia saat ini. "berapa mahar yang kau inginkan dariku????".

"haaaahhhh....?????." Livia terbelalak. sebelumnya ia memang sudah mempersiapkan diri kalau saja pria itu sampai memukul dirinya saking kesalnya, namun tidak ada sedikit pun terbesit dihati dan pikiran Livia jika pria itu sampai mengutarakan hal konyol seperti ini, mengajaknya menikah.

"Kenapa harus menikah tuan?? Apa tidak ada cara lain, selain menikah dengan anda???."

Livia menunjukkan penolakan dan itu mampu mengundang seringai di sudut bibir Abimana.

"Tentu saja ada, Nona Liviana....kalau memang kau tidak ingin menikah denganku, itu artinya kau lebih memilih mendekam di balik jeruji besi, karena saya akan melaporkan mu ke pihak yang berwajib atas tuduhan penipuan serta pele-cehan. Kau masih ingat kan, saat itu kau sudah lancang menyentuh tubuhku. walaupun saat itu aku membiarkan mu melakukannya, tetap saja itu termasuk dalam kategori pelec-ehan, bukan???." Abimana menyentuh bagian da-da bidangnya yang malam itu sempat disentuh oleh Livia.

"Aaaappaaaa????." suara keterkejutan kembali terdengar memenuhi seisi ruangan, namun kali ini bukan berasal dari mulut Livia melainkan dari mulut asisten Purba. Sebagai asisten pribadi yang sudah melayani tuannya selama bertahun-tahun, asisten purba tahu betul bahwa tuannya itu paling tidak suka di sentuh oleh lawan jenisnya, terlebih orang asing, tapi kenapa saat ini Abimana justru dengan begitu santainya menceritakan apa yang pernah dilakukan gadis itu kepadanya. seakan tidak merasa keberatan sama sekali.

Untuk episode pertama, semoga kalian suka ya....sayang-sayangku....

Terpopuler

Comments

Putri Chaniago

Putri Chaniago

moga Thalia tdk lg muncul d kehidupan Abi y thor, paling Sena mungkin yg akan menyesali

2024-11-04

0

Yulia Wati

Yulia Wati

langsung favorit kak biar gk ketinggalan😄

2024-11-05

1

sagi🏹

sagi🏹

aku mampir kaka othor..ini kisahnya abimana dan liviana ya thor..

2024-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!