Ana, istri yang ditinggal merantau oleh suaminya. Namun, baru beberapa bulan ditinggal, Ana mendapatkan kabar jika suaminya hilang tanpa jejak.
Hingga hampir delapan belas tahun, Ana tidak sengaja bertemu kembali suaminya.
Bagaimana reaksi suaminya dan juga Ana?
Yuk, ikuti kisahnya dalam novel berjudul AKU YANG DITINGGALKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Di Masa Lalu
Sekarang, Kinan, Ana dan Kayla berada di sebuah warung bakso. Tentu saja bersama Sahil juga. Tapi dimeja yang berbeda.
Flashback ke delapan belas tahun lalu ...
"Lebih baik aku mati, aku malu dengan aib ini ..." isak seorang gadis berada di atas jembatan.
Gadis itu adalah Kinan, dia berniat bunuh diri. Karena sang pacar telah kabur setelah menanam benih di rahimnya.
Kinan yang sama-sama anak merantau tidak tahu dengan jelas alamat pacarnya. Apalagi, saat itu dia mendapatkan kabar dari teman-teman pacarnya, jika sang pacar pergi merantau ke luar negeri.
Baru saja Kinan menaiki pembatas jembatan, matanya awas menatap kebawah jembatan. Yang mana terlihat dua orang lelaki yang sedang menghajar lelaki lainnya.
Dengan keberanian, Kinan pun turun untuk melihat kejadian tersebut secara lebih dekat. Toh, dia berpikir jika nanti ketahuan paling dia juga ikut di pukuli, dan mati. Bukankah, kematian adalah keinginannya?
Sampai dibawah, ternyata nyali Kinan menciut. Dia memilih untuk bersembunyi di balik semak-semak.
"Biarkan Sahil mati disini." ujar seorang lelaki yang memukuli Sahil sebelum pergi.
Setelah memastikan kedua lelaki itu pergi. Kinan pun membantu Sahil. Dan membawanya kerumah sakit. Tentu saja dengan kembali ke jalanan untuk memanggil bala bantuan, yang kebetulan lewat.
Berhari-hari Kinan merawat Sahil di rumah sakit. Namun Sahil tak kunjung sadar. Apalagi, dia mengalami luka dibagian kepala yang cukup serius.
Dengan itu pula, Kinan melupakan niatnya untuk bunuh diri. Dia merawat Sahil sampai sadar.
"Kamu udah sadar?" pekik Kinan saat menatap Sahil uang membuka mata setelah hampir dua bulan lamanya.
"Kamu siapa? Dan aku dimana?" tanya Sahil.
"Kamu Sahil, dan aku Kinan ..." sahut Kinan sembari menunggu dokter tiba. Karena sebelumnya dia sudah menekan tombol di ujung tempat tidur.
"Ka-kamu, kamu wanita yang selalu menangis di mimpi ku?" tanya Sahil masih dengan suara yang lemah.
Namun Kinan tidak menjawab, karena keburu dokter tiba. Dan dia malah di suruh untuk menunggu di luar ruangan.
"Apa dia sadar jika aku pernah menangis dan mengadu nasib padanya?" gumam Kinan.
Kemudian dia berjalan kesana kemari, sembari menunggu dokter keluar.
"Maaf, sepertinya saya harus menyampaikan kabar duka. Jika pasien bernama Sahil amnesia. Dan belum bisa di pastikan, kapan dia akan sadar." ungkap dokter.
Kinan terpaku mendengar kabar itu. Namun, sebuah ide muncul di kepalanya.
"Bukankah, aku yang menyelamatkannya? Jadi, aku bisa berharap sedikit balas budi darinya kan?" gumam Kinan saat dokter melenggang pergi.
Kinan pun, kembali masuk setelah berhasil mengatur degup jantungnya.
"Jadi, kamu tidak ingat sama aku?" tanya Kinan duduk disamping ranjang Sahil.
Sahil menggelengkan kepalanya. "Bahkan aku tidak bisa ingat, siapa aku sebenarnya." sahut Sahil.
"Dan kamu juga melupakan bayi kita?" tanya Kinan memegangi perutnya, tanpa ragu.
"Bayi? Kita suami istri?" tanya Sahil mencoba bangkit. Namun, gagal karena dia masih sangat lemah.
"Bukan, kita melakukannya sebelum nikah, dan kamu berniat untuk kabur dari ku. Sehingga dalam perjalanan kamu di rampok. Dan aku yang mengejar mu, berhasil menemukan mu, dalam keadaan mengenaskan. Makanya, kamu bisa berada disini." ujar Kinan berlinang air mata.
"Maaf, maafkan aku yang telah menyakitimu. Dan kamu masih begitu baik mau merawat ku." lirih Sahil.
Kinan langsung menarik tangan Sahil dan membawa ke perutnya yang sedikit membuncit.
"Nanti, kita akan segera menikah. Saat aku keluar dari sini." seru Sahil.
"Bagaimana dengan orang tua kita? Apakah mereka tahu?" lanjut Sahil.
"Kamu yatim piatu, sedangkan orang tuaku berada di kampung. Dan kebetulan aku mempunyai abang kandung disini. Ayahku juga sudah tidak ada. Jadi, kita bisa menikah disini." ujar Kinan.
"Ibumu?"
"Beliau sakit-sakitan. Dan aku gak mau menambah beban pikirannya." ujar Kinan.
Akhirnya, saat pulang ke rumah. Kinan mengunjungi tempat abangnya yang berjarak sekitaran satu jam dari kosannya. Dia mengutarakan niatnya untuk menikah dengan Sahil.
"Kurang ajar, berani-beraninya dia menghamili mu." berang abang Kinan.
"Bukan dia pelakunya bang." seru Kinan agar abangnya tidak melakukan sesuatu hal pada Sahil.
Kemudian Kinan menceritakan semuanya pada abangnya itu.
"Itu gila Kinan, bagaimana jika ingatannya pulih?"
"Aku gak peduli, yang aku peduli sekarang adalah anak ini lahir ada ayahnya." ujar Kinan lantang.
Pasrah, hanya itu yang bisa abang Kinan rasakan.
Akhirnya, setelah keadaan Sahil sembuh. Pernikahan itu terjadi. Dan Sahil pun di buat data-data palsu oleh orang suruhan abang Kinan. Beruntung, itu bukan sesuatu yang sulit, di masa lalu.
Namun naas, setelah beberapa bulan Kinan melahirkan. Bayinya mengalami dehidrasi parah akibat diare dan muntah. Dan itu mengakibatkan bayinya meninggal dunia. Padahal, Kinan dan Sahil sudah membawanya ke rumah sakit. Akan tetapi, soal ajal. Siapa yang tahu?
Beberapa tahun setelahnya, Kinan tidak kunjung hamil lagi. Ingin sekali Kinan memberitahukan hal yang sebenarnya pada Sahil. Karena dia takut, jika nanti mandul, sehingga tidak berhasil membuahinya. Namun selalu Kinan urungkan. Mengingat, dia pun semakin cinta pada lelaki baik dan bertanggung jawab itu.
Hingga tujuh tahun kemudian, Kinan kembali hamil. Dan itu membuat ikatan pernikahan mereka semakin bahagia. Apalagi Sahil yang selalu memanjakan Kinan. Membuat bibit-bibit cinta itu semakin tumbuh merekah.
Flashback off ...
"Dan ujian rumah kami kembali diuji. Aku melahirkan seorang putri yang menderita penyakit bawaan. Dia mengalami gagal ginjal sejak lahir." isak Kinan menceritakan semuanya.
"Mungkin, ini adalah karma. Karma aku yang merebut kebahagian wanita lain. Maafkan aku ..." isak Kinan memegangi tangan Ana.
Ana terpaku, dia tidak tahu jika suaminya mengalami ujian yang begitu berat.
"Kenapa kamu tidak mencari tahu tentang masa lalu bang Sahil?" tanya Ana.
"Bagaimana caranya mbak? Dia tidak memiliki satu identitas pun. Dan aku tahu namanya saja, gara-gara mendengar penuturan orang yang mencelakainya." ujar Kinan.
"Aku tahu kesalahan ku sangat fatal. Tolong maafkan aku, dan jangan pisahkan bang Sahil dengan anak kami. Karena ayahnya merupakan sesuatu paling berarti di hidup anak kami." mohon Kinan.
"Lalu bagaimana denganku? Aku yang bahkan belum pernah menggenggam tangannya sedikitpun. Aku yang belum pernah merasakan kasih sayangnya sedikit pun, aku yang bahkan tidak pernah merasakan kehangatannya sedikitpun, aku yang bahkan tidak pernah bertutur kata dengannya sedikitpun." ujar Kayla emosi.
"Aku, aku seorang anak yang bahkan tidak di azan kan ayahnya saat lahir, aku sebagai anak yang bahkan tidak pernah dibelikan sesuatu dengan uangnya. Aku yang bahkan baru tahu bentuk wajahnya sekarang. Aku ..." Kayla terdiam saat Ana memeluk erat tubuhnya.
Tangis Kayla pecah, sifat cemburunya keluar saat diam-diam menatap ayahnya yang menyuapi bakso untuk anak yang lain, bahkan meniup pelan memastikan makanan yang masuk tidak kepanasan.
ana yg tersakiti,Kinan yg menikmati
dan si Jefri dan firman perlu di ruqyah 😁😁