Kisah ini di mulai ketika Hana harus menelan pil pahit dalam hidupnya, Suami yang sangat ia sayangi dan cintai, kini telah pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan seorang putra yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, Aldebaran begitu sangat terpukul kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya. Al pun sudah berjanji kepada mendiang ayahnya akan selalu melindungi dan menjaga ibunya.
Karena keserakahan Ibu mertua dan adik iparnya, Hana di usir dari rumah mendiang suaminya, kini Hana harus berjuang sendiri untuk membesarkan putranya.
Melangkahkan kaki di ibu kota untuk mencari rezeki, justru malah merubah semua kehidupannya, terutama ketika dirinya bertemu dengan gadis tunanetra yang memiliki nama Lily, Lily sangat menyukai sosok Hana, ia pun berencana untuk menjodohkan papahnya yang merupakan seorang CEO muda yang sukses, dengan sosok wanita cantik yakni Hana Aziza.
akankan misinya berhasil? Lily pun tidak bekerja seorang diri, ternyata Al juga ikut andil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat peringatan untuk hana
Pagi ini Hana dan bu rinya pergi menuju lantai dua belas, dimana lantai tersebut merupakan ruangan milik tuan Samudera, pemilik perusahaan ini, namun ruangan ini masih sepi, tidak ada satu orang pun terkecuali Hana dan bu Rjna, bu Rina mulai memberikan tugas penting kepada Hana, dimana Hana akan masuk ke ruangan pribadi milik tuan Samudera.
"wah, ruangan sebesar ini hanya di tempati oleh satu orang saja?" ucap Hana penuh kagum
Dengan cekatan Hana mulai merapihkan ruangan bosnya tersebut, sekitar satu jam lebih akhirnya Hana dan bu Rina selesai merapihkan tempat tersebut,dan tidak lupa Hana mengembalikan tote bag pemberian dari Samudera kemarin, ada sedikit keraguan dalam diri Hana, ia takut nanti salah orang, namun untung saja terdapat sebuah papan nama di atas meja kerja bosnya tersebut "SAMUDERA ARGA WINATA"
Akhirnya Hana pun yakin, dan langsung meletakkan tote bag tersebut di atas meja kerja bosnya.
Sekitar pukul 09.00 pagi, akhirnya Samudera dan assistennya, yakni Frans tiba di perusahaan, seluruh karyawan menyapa big bosnya tersebut.
Saat Samudera duduk di ruang kerjanya, betapa kagetnya dirinya ketika mendapati tote bag yang sengaja ia berikan kepada karyawannya kemarin.
"Kenapa benda ini bisa berada di sini Frans?" tanya Samudera kesal
"saya juga tidak tahu tuan, bukan kah kemarin tuan telah memberikannya kepada salah satu karyawan di sini?" sahut Frans.
Lalu Samudera langsung melemparkan benda tersebut kedalam tong sampah.
"Seharusnya kemarin ku buang saja ke tempat ini, bodoh sekali aku memberikannya kepada orang itu, tapi dia lancang sekali telah mengembalikkan pemberianku, berikan wanita yang kemarin itu surat peringatan Frans, dia sudah membuatku kesal pagi ini!" perintah Samudera
"Baiklah tuan, Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Frans segera undur diri.
Setelah jam istirahat, Hana di panggil ke ruangan staff HRD dan ia pun bertemu denga ibu Rahayu.
"selamat siang Hana!" sapa bu Rahayu
"selamat siang juga bu Rahayu!" jawab Hana tersenyum ramah
Bu Rahayu mempersilahkan Hana duduk, dan dengan berat hati ia menyampaikan sesuatu kepada Hana.
"apa bu, saya mendapatkan surat peringatan! tapi salah saya apa bu?"tanya Hana tidak mempercayainya
"saya juga kurang tahu Hana, Saya mendapatkan kabar dari atasan saya langsung, saya pun sangat berat memberikan surat peringatan ini padamu!" jawab bu Rahayu
Akhirnya dengan hati yang kesal, Hana menerima surat peringatan tersebut, jika sampai Hana melakukan satu kesalahan lagi, maka dirinya akan di pecat langsung dari perusahaan ini.
"Sabar hana, Ini semua pasti ada kesalah fahaman saja, apa ini semua gara-gara tote bag pemberian tuan Samudera kemarin ya?' batinnya mulai menaruh curiga
Karena merasa tidak bersalah, dengan nekatnya Hana pergi ke lantai dua belas, ia ingin menjelaskan semuanya kepada tuan Samudera, namun aksinya tersebut di gagalkan oleh Frans, assisten dari tuan Samudera
"anda sebaiknya jangan mencari masalah dan membuat maslah tambah rumit nona, tuan Samudera masih mending memberikan anda surat peringatan, biasanya beliau akan memecat langsung karyawan tersebut!" tukas Frans mencoba memberi pemahaman kepada Hana.
"tapi maaf pak, kesalahan saya ada dimana? saya hanya ingin tahu saja, soalnya ketika saya menanyakan hal itu kepada staff HRD, mereka tidak mau memberitahunya." jawab Hana
"baiklah nona, ini perkara sebuah tote bag yang tuan Samudera berikan kepada anda kemarin!" sahut Frans
'Tuh kan, sudah ku duga, ini pasti ada sangkut pautnya dengan tote bag pemberian tuan Samudera kemarin.' batin Hana sangat kesal.
"tapi maaf pak sebelumnya, kenapa saya sampai mengembalikan pemberian dari tuan Samudera? itu karena di dalam tote bag tersebut terdapat sebuah parfum untuk pria dan adanya sepucuk surat yang di dalamnya ada sebuah tulisan yang di tujukan untuk tuan Samudera dari nona Stela!" jawab Hana dengan polosnya
Ternyata penjelasan Hana barusan telah di dengar oleh Samudera, karena Samudera penasaran dengan penjelasan dari Hana, namun selama ini tidak ada satu orang pun yang berani bersikap seperti ini kepada Samudera, mereka semua takut akan sosok dirinya, tapi sepertinya tidak berlaku bagi Hana.
"Berani juga wanita itu!! Cih...!" sungut Samudera sangat geram
Akhirnya Samudera mengambil kembali tote bag yang ia lempar,untungnya tidak masuk ke dalam tong sampah dan masih tergeletak di atas lantai, di bukanya tote bag tersebut, dan ternyata isinya memang benar, itu adalah parfum untuk seorang pria, dan lagi-lagi Samudera merobek sepucuk surat dari Stela tanpa membacanya terlebih dahulu.
......................
"Lily sayang, cicitnya oma, kenapa cemberut terus?" tanya Oma Sinta
"aku ingin pergi ke perusahaannya papah, aku bosan di sini terus Oma!" rengek Lily
Akhirnya Oma Sinta memberikan izin kepada Lily untuk pergi ke perusahaan milik Samudera.
"suster Maria, kau jaga dengan benar cicitku ya, kalau sampai ada sedikit saja lecet, kau akan ku pecat!" ancam oma Sinta.
"Baik nyonya!!" jawab suster Maria
semenjak rasa trauma pasca kecelakaan dua tahun silam membaik, Lily akhir-akhir ini senang sekali berkunjung ke tempat dimana Samudera alias papahnya bekerja, di karenakan Lily selalu merasa bosan dan jenuh jika berada di rumah, namun Samudera tidak pernah menolak setiap keinginan putri kecilnya itu.
Sesampainya di perusahaan, dengan menggunakan tongkat, Lily berusaha berjalan layaknya manusia normal, Ia adalah anak yang memiliki daya ingat yang sangat baik, Lilly sudah hafal betul letak dan posisi perusahaan milik papahnya, sedangkan suster Maria hanya mengawasi Lily dari belakang dan tetap selalu mengawasi nona mudanya itu, dengan santainya, Lily langsung menekan tombol lift yakni lantai 12.
Kedatangan Lily di sambut hangat oleh karyawan lainnya, apalagi Samudera cukup kaget dengan kedatangan putrinya yang secara tiba-tiba.
"papah, Lily kangen sama papah, kenapa akhir-akhir ini papah selalu saja sibuk? Pulang juga selalu larut malam, kadang papah tidak pulang ke rumah!" protes Lily begitu cerewetnya.
Lalu Samudera langsung memeluk dan mencium putri kecilnya itu.
"Lily sayang, maafkan papah ya nak, Papah terlalu sibuk sampai lupa tidak memperhatikan kamu!" cetus Samudera mencoba memberi pengertian kepada putrinya.
Lily pun memasang wajah masam dan cemberut yang sudah menjadi ciri khasnya di kala Lily sedang merasa kesal dan kecewa.
"jangan cemberut dong sayang, nanti papah belikan apapun yang Lily mau," bujuk Samudera agar putrinya tidak marah lagi padanya.
"Lily gak butuh itu semua, Lily cuma butuh papah. Titik gak ada koma!" tukas Lily yang masih merasa kesal dengan papahnya.
Menyaksikan aksi protes Lily kepada Samudera, Frans pun tersenyum melihat adegan tersebut
Samudera malah menarik nafas panjangnya.
"papah gak bisa janji sayang, tapi akan papah usahakan ya!" jawab Samudera sembari menggendong tubuh mungil Lily.
"mangkanya tuan, segeralah anda mencari pendamping lagi, agar Lily tidak kesepian," usul Frans cukup menggelitik.
Lalu Samudera langsung menatap tajam frans
"apa kau sudah bosan hidup Frans, sekali lagi kau berkata seperti itu, akan ku robek mulutmu!"ancam Samudera
Frans malah tertawa kecil mendengar ancaman dari Samudera, baginya ini sudah menjadi hal yang biasa, mendapat ancaman dari Samudera hanyalah sebuah gertakan belaka.
Bersambung....
🌸🌸🌸🌸🌸🌸