Novel ini terinspirasi dari novel lain, namun di kemas dalam versi berbeda. Bocil di larang ikut nimbrung, bijaklah dalam memilih bacaan, dan semua percakapan di pilih untuk kata yang tidak baku
-Entah dorongan dari mana, Dinar berani menempelkan bibirnya pada mertuanya, Dinar mencoba mencium, berharap Mertuanya membalas. Namun, Mertuanya malah menarik diri.
"Kali ini aja, bantu Dinar, Pak."
"Tapi kamu tau kan apa konsekuensinya?"
"Ya, Saya tau." Sahutnya asal, otaknya tidak dapat berfikir jernih.
"Dan itu artinya kamu nggak boleh berenti lepas apa yang udah kamu mulai," kata Pak Arga dengan tegas.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Maaf, maaf Mbak. Ini loh, habisnya lucu banget!"
Dinar penasaran di buatnya. "Lucu? Lucu apanya?" Tanyanya keheranan.
Arin memperlihatkan gadget miliknya. Di sana ada sebuah foto random, dengan banyak slide yang di posting di sosial media.
Namun, saat Dinar melihat, ada yang menarik di pandangannya. Ada suaminya di sana.
"Itu akun sosial medianya siapa? Kok Mbak Dinar lihat, ada Mas kamu." Gumamnya takut.
"Ini? Akunnya Mbak Latifa, Mbak. Tuh, profile instagramnya."
Dinar melihat caption yang dia tulis di postingan terakhirnya yang ada Vano di sana.
Ur live, ur journey, had beautiful love, (Hidupmu, perjalananmu, memiliki cinta yang indah)
Dinar terdiam. Foto dengan like lebih seribu dengan komen yang banyak, membuat Dinar menutup mulut rapat-rapat.
"Mas Vano lucu banget ih di sini! Sering banget Latifa isengin Mas. Di posting pula di sosial medianya haha!" Kata Arin sambil menggeleng kepala.
Memang di ke tiga foto, Vano terlihat menatap Latifa dengan Latifa yang memakaikan bando kelinci di kepala suaminya.
"Maksudnya sering banget, itu gimana?"
"Ohh itu. Entah, kadang dia suka random foto sama Mas Vano. Nah, nanti Mas Vano pasti kesel, dan gitu deh."
"Mereka deket Rin?"
"Engga tau sih Mbak.., Tapi aku pribadi ngeliatnya mereka deket. Apa lagi Latifa sefrekuensi sama Mas, bisa kerja bagus, bisa bercanda, menyesuaikan banget lah intinya. Nggak kaku-kaku banget. Udah kerja mau jalan 6 bulan sih Latifa."
"Kamu pernah ketemu?"
"Sering! Dulu Mas pernah ngajak Latifa main ke rumah kok. Bapak aja sampai senang kalau ada Latifa. Udah kaya keluarga aja sih!"
Drett...!
Ponsel Arin berdering.
"Mba bentar ya.., Arin mau angkat telpon dulu. Mbak lanjut aja bikin kuenya!"
Perempuan itu pergi begitu saja, meninggalkan rasa penasaran yang memuncak dengan bumbu kegelisahan.
Semenjak tau fakta bahwa Latifa tidak hanya dekat dengan suaminya, namun keluarga, membuat nyali Dinar ciut. Ada rasa sedikit tidak suka, cemburu, serta khawatir.
Bagaimana jika perempuan itu merebut posisi Dinar? Dinar menggelengkan kepala, mana mungkin. Pasti dia kebanyakan nonton sinetron!
"Dinar!" Dinar berdiri dan keluar kamar melihat teriakan Bapak mertuanya. Sore-sore kenapa Pak Arga buat kegaduhan.
"Iya Pak.., bentar!" Dinar ke luar kamar, dan mencari Pak Arga yang memanggilnya.
"Sini cepat, Din!" Beliau rupanya berada di ruang tamu, terdengar dari suaranya, dia mendatanginya.
"Kenapa Pak?" Pak Arga menatap ke luar rumah dengan senang. "Suamimu pulang. Sambut dia, Din."
Dinar dengan gembiara melangkah kaki ke luar. Dia sungguh akan melebur ke pelukan suaminya pertama kali. Mendekapnya dengan sangat erat.
Saat Dinar ke luar, dia sudah berada di depan pintu. Senyumnya mengembang. "Mas Vano?"
Dinar menatap tidak percaya, suaminya pulang, Dinar hampir menangis menatapnya. Dinar berlari ke arah Vano dan ingin memeluk suaminya.
Namun saat hendak satu langkah mendekati suaminya, Dinar mendengar suara asing. "Ini taruh di mana ya?"
Matanya memicing. Dan melirik ke belakang sang suami, Dinar melihat punggung seorang wanita muda berdiri membelakangi Vano. Dia memutar tubuhnya dan bertemu tatap dengan Dinar. Manik mata mereka bertemu.
"Siapa dia Mas?" Katanya dengan mata yang tampak nanar, wajahnya juga gelisah, nada bicaranya terdengar sedikit gemetar.
Perempuan itu mendekat di sisi Mas Vano, dan tersenyum ke arah Dinar. "Halo Mbak, saya Latifa. Assisten pribadinya Pak Vano."
Latifa mengulurkan tangan, tapi Dinar menatapnya dengan dingin. Dia tidak membalas menjabat tangan Latifah. Dinar hanya melirik ke arah suaminya tidak percaya.
"Untuk apa, dia kemari sama kamu, Mas?" Cecarnya.
"Latifa akan nginap di sini untuk sementara waktu. Kos-kosannya lagi ada insiden kebakaran, Ra, dia gak punya tempat tinggal, jadi sementara harus nginap di sini."
"Hah? Ke-kenapa harus kemari! Dia bisa cari kos-kosan lagi, Mas!" Binar bahagia yang tadinya begitu tampak, kini redup hilang tak bersisa, Vano sadar akan wajah istrinya yang tampak sangat kecewa itu, terbesit rasa bersalah di hatinya, memang secara tidak langsung dia telah melukai hati istrinya.
"Mas tau. Ini mau malam sayang. Kos gak secepat itu buat di tempati, udah lah."
"Tapi dia bisa balik ke rumahnya!" Kesalnya.
"Rumah saya di luar pulau Mbak, saya merantau kuliah di sini." Sela Latifa.
Dinar menatapnya dengan pandangan tidak suka. Sementara Latifa, dia tersenyum ke arah Dinar.
"Dinar! Ngapain berdiri. Ajak Vano masuk!" Teriak Pak Arga dari dalam.
Dinar memutar bola mata dan membiarkan dia masuk seorang diri. Tiba-tiba moodnya menjadi begitu buruk!
Latifa sadar, mengerjapkan matanya. "Pak Vano, apa saya benar-benar gak apa-apa? Kayaknya istri Bapak gak suka kehadiran saya."
"Udah gak apa-apa, mungkin dia salah paham, tapi pasti nanti istri saya ngerti, Fa. Ayo masuk aja." Ajaknya tersenyum meyakinkan.
...BERSAMBUNG, ...
Dinar sll nyaman dan merasa diperhatikan sm pak Arga...
Vano tidak bs melupakan masalalunya sm mantan kekasih dea....
Lita berusaha menggoda Arga bs tidurnya dasar kegatelan.....
Sebenarnya dinar telah jatuh cinta sm pak Arga sll dekatnya merasa aman dan nyaman.....
knp baru menyadari dinar itu emang dosa bermain gila dgn Bpk mertuamu.....
Krn sering ditinggal suaminya lama dinar sering kesepian dan merindukan belaian...
Gmn ya perasaan Vano sampai tahu istrinya berselingkuh dgn ayahnya....
lanjut thor update lagi....