Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 33
Saat ini mereka berada di pusat perbelanjaan, dengan Jillian dan Gebrian yang berjalan beriringan sedangkan Rey berjalan dibelakang, dengan camera ponsel yang sudah stanby.
" Eh kita lihat baju itu yok. " tunjuk Jillian menarik tangan Gebrian dengan sigap Rey memfoto beberakali kedekatan mereka dan mengirimnya pada Jillian tanpa sepengetahuan Gebrian tentunya.
Setelah membeli beberapa baju, Jillian mengeluh lelah mereka mencari toko es crem dengan Gebrian yang membelikan, tinggalah Jillian dan Rey di kursi tunggu.
" Gimana bagus gak? " tanya Jillian.
" Bagus, aman aja. cepat kau pasang di sosial media mu tandai suami mu biar dia tau rasa. " ucap Rey.
Jillian langsung memposting nya hanya menandai akun suami nya saja sisanya ia privasi dengan caption yang pastiny akan membuat Dario panas dingin.
" Ini pesanan mu. "Ucap Gebrian memberikan Es Cream Vanilla.
" Makasih, habis ini kita mau kemana? " tanya Jillian.
" Sembarang mu saja, kalau kau lelah kita pulang saja. " ucap Rey.
" Kita nonton bioskop dulu, soalnya ada film yang baru tayang. " ucap Jillian memperlihatkan ponselnya film berunsur dewasa tapi bertema action.
" Kamu yakin mau nonton itu? " tanya Rey ragu.
" Yakinlah, ayo kita nonton. " ucap Jillian tidak sabaran.
" Ayo, aku akan memesan tiketnya. " Ucap Gebrian.
" Tapi kita bisa nonton kan? kita kan masih pelajar dibawah umur. " ucap Rey.
" Ck, kita udah legal dari 17 tahun keatas tidak masalah. " ucap Jillian memutar bola matanya malas.
" Ya sudah, ayo kita kesana setelah selesai nonton langsung pulang saja. " pungkas Gebrian disetujui keduanya.
TING...
Bunyi ponsel Jillian menyadarkan wanita hamil itu.
" Tunggu ponselku berdering. " ucap Jillian saat ponselnya kembali bergetar pertanda seseorang meneleponnya.
Dilihatnya tertera nama ' Suami Galak Mata empat' karena lelaki itu memakai kacamata setiap harinya jadilah Jillian menamai nya Mata Empat. wajah Jillian langsung tersenyum senang rencana nya berhasil.
Tapi Jillian tidak mengangkatnya, ia menolak panggilan telepon Dario yang pastinya lelaki itu pasti uring-uringan penasaran apa yang dilakukan Jillian bersama Gebrian.
TING...
Dario kembali mengirimin pesan panjang kali lebar bukan seperti Dario. isi pesan nya kurang lebih seperti ini...
' Kamu dimana sekarang? kenapa tidak bilang kalau mau jalan-jalan? kamu sudah berani tidak memberitahu suami ya jalan sama lelaki lain dibelakang saya? pulanglah cepat, kalau tidak! saya tidak jadi memberimu hadiah!!! dan uang sakumu akan saya potong selama 2 bulan jika kamu tidak membaca pesan saya dan tidak langsung pulang!!! '
" Dasar suami kurang ajar! dikit-dikit ancaman terus! kenapa harus uang saku, sial!!! andaikan Papa masih mengirimi ku uang tidak perlu repot-repot menuruti ucapan nya, tapi ada hikmahnya juga dia jadi menghubungiku hehehehe... " gumam Jillian tekikik sendiri.
" ADa apa? siapa yang kirimin pesan? "tanya Gebrian.
" Om Dokter, aku disuruh pulang. " ucap Jillian memasukan ponselnya kedalam tas.
" Berarti gak jadi nonton nih? " tanya Rey.
" GAk usah deh, aku gak mau Om Dario marah. " ucap Jillian.
" Tapi kamu udah izin sama suami mu kan? " tanya Gebrian.
" Hehehehe...belum, cuman sama Adek nya aja. " Jawab Jillian cengengesan.
Kedua pria itu menepuk jidat menggelengkan kepalanya tidak habis fikri dengan sahabat mereka yang satu ini, bisa-bisa mereka yang diamuk oleh suami Jillian membawa istri nya yang lagi bunting tanpa sepengetahuan suaminya.
" Lebih baik kita pulang saja, aku tidak mau di jadikan ayam geprek oleh suamimu. " pungkas Rey menarik keduanya untuk segera kembali ke parkiran mall.
" Kalau gitu, kita bela diri saja. disini kan bukan kita yang salah! salah dia sendiri gak pernah ajak istrinya jalan-jalan di ruang operasi terus heling nya. " sarkas Gebrian.
" Aku malas berurusan dengan yang lebih tua sangat merepotkan, membela diri salah. gak membela diri tetap disalahkan mending mengalah saja. " ucap Rey.
" Kalian tidka perlu merasa bersalah, aku akan berterus terang pada Om Dario. kalian gak akan dimarahin. " ucap Jillian.
" Semoga saja. " jawab Rey.
...****...
Ketiga remaja itu langsung menuju jalan pulang dengan mobil yang dikendarai Rey yang semakin melajukan mobil membelah jalanan kota Milan.
" Kau bisa pelan-pelan gak sih Rey! " dengus Jillian melihat Rey mengendarai bak hantu.
" Aku hanya tidak mau suami mu marah besar kita membawa mu pulang telat. " ucap Rey menimpali.
" Om Dario gak bakal marahin kalian, aku akan menjaminya. " ucap Jillian berbangga diri.
" Cuman kamu sedang hamil, kalau ceritanya kau tidak hamil mungkin tidak masalah dan parahnya kau tidak memberitahu suami mu! " sahut Gebrian.
" Malas juga, gak bakal dibalasnya. dia sibuk pacaran sama alat medisnya. " jawab Jillian tampak ogah-ogahan.
Keduanya menghela nafas lelah, percuma berdebat dengan ibu hamil tidak akan ada guna nya mereka akan tetap kalah.
" Disini saja, kalian langsung pulang saja. " ucap Jillian saat sudah sampai didepan gerbang rumah miliknya.
" Baiklah, kita pulang dulu titip salam buat suami mu. " ucap Rey yang langsung melajukan mobilnya.
" Pak, suami ku sudah pulang? " tanya Jillian pada pak satpam depan gerbang rumahnya.
" Sudah Non, mungkin sekitar 2 jam-an sebelum Non pulang. " ucap Pak Satpam.
" Makasih Pak, aku masuk dulu. " ucap Jillian segera masuk kedalam rumah nya.
TAP...
TAP...
TAP...
" Eh sudah pulang? gimana jalan-jalan nya seru gak? " tanya Alice yang berpapasan dengan Jillian.
" Seru banget, tapi aku gak sempat nonton bioskop tadi. " sendu Jillian.
" Kenapa? padahal ini baru jam 20.40 loh, masih sempat nonton bioskop. " ucap Alice melihat jam di ponselnya.
" Kakak mu telepon suruh pulang. " ucap Jillian merengut.
" Yang sabar ya, tanda nya rencana kita berhasil. " bisik Alice diakhir kata.
" Kamu benar, makasih saran nya aku kekamar dulu. " ucap Jillian.
" Iya. " jawab Alice.
" Tapi, Kakak mu gak akan marah kan? " tanya Jillian menghentikan langkah nya yang menggantung.
" Dia gak bisa marah kamu tenang aja, bujuk dia gih kalau ngambek. " ucap Alice beralu pergi menuju kamarnya.
Jillian bergegas menaiki anak tangga dengan beberapa tas paperbag di tangan nya.
KLEK...
Dilihatnya kamarnya sepi, dan gelap seperti tidak ada orang nya Jillian menyalakan lampu disamping tombol pintu kamar.
TEK...
Jilian terkejut, memegangi dadanya yang berdegup kencang saat melihat Dario yang duduk dikasur memandang nya tajam sambil melipat kedua tangan nya didepan dada.
" Kenapa pulang? gak tidur sekalian di Mall nya. " ucap Dario sinis.
Jillian tidak menajwab, ia meletakan barang belanjaan nya disofa panjang barulah ia menghampiri suaminya yang masih menatapnya bak pedang yang ingin membelah dua tubuhnya.
Jillian langsung merebahkan tubuhnya disamping Dario tanpa mengganti pakaian nya terlebih dahulu.
" Jangan marah dong,aku belikan kamu sesuatu. " ucap Jillian mengedipkan satu matanya berniat menggoda suaminya agar luluh.
" Saya tidak akan pernah luluh dengan godaan kamu. " jawab Dario yang seperti mengerti isi hati Jillian.