Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Pagi pun tiba,matahari masih malu malu menampakan diri nya,namun di kediaman baskoro,seorang perempuan dengan rambut tergerai ,sedang memasak,menyiapan sarapan ,membantu sang ibu.
"kamu gak berangkat kuliah sayang,?"ucap bu suci dengan tangan yang masih cekatan memotong bumbu
"enggak bu,kebetulan dosen nya gak masuk,kayanya libur dulu deh"jawab nya tanpa menoleh,karena sedang fokus berada di depan wajan.
Bu suci hanya mengangguk nganggukan kepalanya tanpa menjawab lagi,beberapa menit berlalu suasana masih hening,tiba tiba gendis lupa akan sesuatu dia belum bilang kepada ibu mya kalau dia sudah pindah bekerja,
"oh iya bu,gendis sekarang kerja di cafe loh bu,yang gajinya lumayan besar dari toko buku"ucap nya sambil berbalik arah kepada ibunya,tidak lupa dia mematikan kompor nya
"wah alhamdulillah sayang,semangat ya kamu pasti akan menjadi orang sukses ibu selalu.mendukumg apapun,selagi itu baik buat masa depan mu"jawab bu suci dengan sumringah,
Tibalah waktunya sarapan ,mereka sudah berkmpul,tapi suasana di sana terasa panas,karena baskoro dan amel masih memusuhi gendis,,gendis yang sudah biasa dapat perlakuan seperti itu pun mengacuhkannya,
"gendis bagai mana kamu bisa kenal dengan bos ayah itu"tiba tiba baskoro memecah keheningan di sana
"bos ayah siapa?"tanya gendis acuh sambil menyuapkan nasi ke mulut nya
"erlangga gendis,dia bos ayah" ucap nya jutek
Gendis melotot,dia tidak menyangka bahwa erlangga adalah bos dari ayah nya?,
"ya kan waktu dia meneduh di sini,dia melihat gendis"ucap nya dengan nada dan ekspresi biasa saja,
"kegatelan emamg ,dia pasti sengaja masuk kerumah dengan basah.kuyup gitu,di.kira erlangga bakal tertarik" tiba tiba amel menyela sambil berkata dengan ketus
gendis yang sudah selesai makan pun menoleh ke arah suara cempreng itu,lalu mengangkat bahu sekilas
"kebiasaan kamu.amel,suka sekali menghina adik mu"jawab suci dengan nada tidak suka.
"bela aja terus,anak kesangan ibu memang,sukanya bikin rusuh terus" ucap nya lalu bangkit dari duduk nya dan pergi begitu saja .
suci hanya bisa menggelengkan kepala saja,sedangkan baskoro dia acuh saja,seolah yang di lakukan amel itu selalu benar di matanya.
"bu ayah,langsung berangkat "tiba tiba baskoro berdiri dri meja makan,suci hanya menganggukan kepala tanpa bicara apapun,lalu mencium tangan suaminya itu,
Tinggalah gendis dan suci di.meja makan itu,mereka bergegas membereskan sisa sisa yang.berserakan di.meja makan
"sudahlah dis biar ibu saja yang mencuci nya,kamu istirahat saja di kamar"ucap suci kepada gendis
"tidak apa apa bu,biar gendis aja.ibu duduk.lah di sini temani gendis yah"ucap gendis sambil mendudukan kembali ibunya itu.
Suci tersenyum melihat tingkah anak bungsu nya.itu,andai saja amel seperti gendis,pasti rumah ini akan damai,tapi suci tidak menyalahkan amel,karena baskoro lah yang salah di.sini,dia menanam kan ketidak sukaan nya kepada gendis,dan amel pun menirunya,menurut amel pun hanya dia lah yang harus lebih dari segalanya.
"oh iya sayang,boleh ibu bertanya?" suara suci memecah keheningan di antara mereka.
"apa itu bu?tanyakan saja"ucap nya sambil meletakan piring piring yang berusan dia cuci.
"emm,kenapa kamu bisa diantarkan pulang oleh pak erlangga nak,bagaimana kalian bertemu?" ucap nya ragu ragu,dia takut gendis tersinggung
Gendis berjalan ke arah ibu nya yang sedang duduk di meja makan itu,lalu gendis duduk di depan ibunya,dengan tersenyum gendis menjelaskan semua nya tanpa terlewat.
Bu suci mengangguk nganggukan kepala saat gendis mejelaskan semuanya.
"sspertinya pak erlangga menyukai mu gendis"ucap bu suci menggoda anak nya itu
"ih apaan sih ibu,mana mungkin lah,dia itu bos ayah loh bu,pasti dia mencari perempuan lebih berkelas ,dan lebih segalamya dari aku lah bu,jangan aneh aneh bu"ucap gendis malu malu,ada rasa yang aneh di hatinya saat ibu nya berkata demikian
"jodoh gak ada yang tau loh dis"godanya lagi
"udah ah bu,ibu ini ngelantur deh,aku tinggal ya bu,mau ke kamar aja ngobrol sama ibu bikin bete"ucap nya dengan nada lembut tapi di buat seolah olah dia sedang marah
Bu suci melihat nya gemas ,dia cekikikan di depan anak bungsu nya itu
"ih ibu malah ngetawain lagi,udah ah aku ke kamar ya bu"ucap nya sambil beridiri dan berlali.kecil.ke arah anak.tangga.
Bu suci hanya tersenyum saat melihat anak nya begitu malu.malu di depan ibu nya setiap membahas laki laki.
Pukul 14.00 siang,ini hari pertama gendis bekerja di cafe,dia sudah siap,dengan rambut di biarkan di gerai begitu saja,dia keluar kamar .
"bu gendis berangkat dulu ya bu,gendis juga belum tau akan pulang jam berapa,soalnya bude husna belum memberi tahu kemarin"ucap nya sambil mencium tangan ibunya
"iya sayang,hati hati di jalan dan pulang dengan sslamat"balas bu suci dengan senyum yang tidak pernah luntur
Gendis turun dari angkutan umum ,dia berhenti di depan cafe itu
"doremi"gumanya dengan sedikit mendongkan kepalanya keatas membaca banner yang tertulis di atas bangunan cafe itu.
dia menghampiri satpam terlebih dahulu,dia melaporkan bahwa dia di suruh bude husna untuk datang kesini,satpam pun yang mendengar nama bude husna pun,segera masuk kedalam dan melaporkan kepada seseorang,setelah itu satpam pun kembali lagi ke arah dimna gendis menunggu.menyuruh gendis segera masuk saja,ada pemilik cafe yang sudah menunggu di dalam ujar nya
kriett "assalamualaikum" dengan sedikit mebuka pintu cafe gendis mengucap salam.terlebih dahulu
"waalaikum salam,apa kamu yang bernama gendis"ucap salah satu pelayan yang sedang duduk di kursi pengunjung itu,iya karena cafe masih tutup nanti pukul 14.30 baru akan di buka
gendis hanya menganggukan kepalanya saja,
"baiklah,masuk keruangan pak yusuf,di atas sana dia sengan menunggu mu"ucap nya lagi.
Gendis hanya.menganggukan kepalanya ,tidak lupa dia berterimakasih.
took..too..tookk
Gendis mengetuk pintu dengan sangat pelan.
"masuk"ucap suara dari dalam pintu
gendis pun segera membuka pintu
"permisi pak,"ucap nya dengan membuka pintu,lalu,masuk dan berdiri di depan laki laki yang sedang berkutat di depan laptop nya itu.
"duduklah"dengan masih menatap laptop dia.menyuruh gendis duduk,
Saat pria itu mulai menatap gendis,ada desiran aneh pada pria itu,dia menatap lekat gendis dengan cukup lama,gendis yang di tatap begitu intes tegagap dan salah tingkah
"ekhem pak,saa...yaa kesini di suruh bude husna,dan saya di suruh bekerja di sini,tapi jika bapa keberatan saya bisa pergi"ucap nya to the point ,dengan sedikit tergagap,merasa tidak nyaman gendis di tatap seperti.oleh laki laki di depan nya itu
Pria itu tersadar ,dan berkata
"ah iya,ibu saya sudah memberitahukan nya kepada saya,kamu di terima,tapi sebgai pelayan yang mengantar pesanan kepada pelanggan"
"terimaksih pak,sudah menerima saya"ucap nya dengan senyuman yang menampakan lesung pipi nya itu.
"perkenal kan saya yusuf,dan kamu?"ucap nya sambil terus menatap lekat.perempuan di depannya itu
"gendis pak"ucap nya sambil menerima uluran tangan bos nya itu
"oke baik,kamu bisa langsung bekerja,dan kamu.bisa mengambil seragam kamu di bagian loker belakang"ucap nya dengan sedikit senyuman
"baik pak terima kasih,kalau.begitu saya permisi dulu pak"ucap nya dengan beridiri dari duduk nya,mendapat anggukan dari sang bos gendis pergi berlalu..