Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~04
Andrea terus melajukan motornya melewati tikungan terakhirnya dan akhirnya gadis itu kembali finish urutan pertama meskipun hanya berbeda beberapa detik dari kedua rivalnya.
"Yes," Andrea pun nampak senang meskipun sedikit kurang puas dengan balapan kali ini dan ini semua karena mobil yang hampir menabraknya tadi.
Kini Julian dan geng motornya nampak merayakan kemenangan mereka, Andrea memang benar-benar bisa di andalkan dan kini wanita itu pun menerima setengah uang dari taruhan sebesar 5 juta sebagai upahnya jadi seorang joki.
"Bisa antarkan aku pulang, besok aku harus bekerja." Mohonnya pada sang kekasih kemudian.
"Ayolah sayang kita bersenang-senang dahulu," bujuk Julian. Rasanya kurang lengkap jika mereka tak merayakan kemenangan ini dengan beberapa minuman dan juga musik di markas mereka, sebuah bengkel yang biasa geng motornya gunakan untuk bekerja setiap hari.
"Please?" Tegas Andrea menatap kekasihnya tersebut, meskipun pekerjaan sampingannya itu tak jauh dari kehidupan malam tapi gadis itu selalu berusaha untuk tidak menyelaminya lebih dalam.
"Baiklah-baiklah," Julian pun menyerah dan segera berpamitan dengan teman-temannya yang lain jika ia tak mengikuti pesta perayaan. Baginya gadis itu yang terpenting selain sebagai asetnya juga ia sangat mencintainya.
Kini mereka pun segera meninggalkan tempat tersebut tepat pukul dua malam dan sepanjang perjalanan Andrea nampak memeluk erat sang kekasih.
"Lelah?" Tanya Julian seraya menggenggam tangan gadis itu yang melingkar di perutnya dengan sebelah tangannya.
"Tidak, hanya sedikit mengantuk." Sahut Andrea dan keduanya pun langsung terkekeh.
Julian menyadari jika kekasihnya itu memang masih tergolong remaja berusia 19 tahun, gadis muda yang di paksa berdiri tegak oleh keadaan dan karena ketegarannya itu pria 23 tahun tersebut jatuh cinta dan selalu ingin melindunginya.
Sesampainya di apartemennya Andrea pun segera turun dari motor sang kekasih. "Boleh aku minta minum? Aku sangat haus," mohon pria itu dan gadis itu pun langsung mengangguk. Sejak tadi mereka memang belum sempat menyantap apapun dan dirinya pun juga merasa haus setelah tenaganya di peras untuk memacu adrenalin di arena balap.
"Baiklah ayo, akan ku buatkan teh hangat untukmu!!" Ajaknya kemudian dan Julian pun langsung turun dari motornya lalu mengekori langkah sang kekasih masuk ke dalam unit apartemennya yang lebih mirip dengan rumah susun itu.
"Duduklah, maaf ya sedikit berantakan tadi aku langsung tidur setelah pulang kerja." Andrea nampak bergegas memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai maupun sofa ketika mereka baru masuk.
Sebuah unit sempit yang hanya ada sebuah kamar tidur, dapur mini dan ruang tamu kecil itu kini nampak kembali rapi. Kemudian Andrea segera berlalu ke dapurnya untuk membuat minuman dan tak berapa lama gadis itu pun kembali dengan dua cangkir teh hangat untuk mereka.
"Terima kasih," Julian yang sedang duduk di sofa bututnya pun langsung menerima secangkir minuman yang di berikan oleh gadis itu lantas keduanya pun segera menikmatinya di tengah dinginnya malam.
"Terima kasih," ucap Julian lagi dan tentu saja itu membuat Andrea yang baru menaruh minumannya di atas meja langsung menatap pria itu.
"Untuk?" Ucapnya tak mengerti.
"Sudah mau bertahan di sisiku sampai sejauh ini," sahut pria itu dan Andrea pun langsung mengangguk kecil. Gadis itu juga merasa bersyukur karena pria itu selalu mendukungnya dalam hal apapun.
Kini pandangan keduanya pun nampak terkunci dan entah siapa yang memulai duluan karena kini bibir mereka telah tertaut satu sama lainnya, saling me lu mat dan menyesap dengan penuh perasaan. Namun ketika tangan Julian mulai menelusup masuk ke dalam bajunya, Andrea pun langsung mengakhiri ciumannya lantas mendorong pelan pria itu.
"Please, aku tidak bisa." Ucapnya seraya menggelengkan kepalanya ketakutan dan Julian pun merasa bersalah karena telah melanggar kesepakatan jika tak ada s e x di antara mereka. Kini pria itu pun memutuskan untuk pulang saja sebelum benar-benar tak bisa menahan dirinya.
Sementara itu di tempat lain di sebuah kamar yang lumayan luas nampak sepasang suami istri sedang memadu asmara yang di sertai keringat membasahi tubuh dan erangan panjang keduanya menandakan jika mereka telah selesai.
"Mau mandi?" Tanya Gerard pada wanita yang kini nampak menarik selimutnya untuk menutupi tubuh polosnya.
"Tidak aku sangat mengantuk," sahut sang istri.
"Baiklah," kini Gerard pun bergegas ke kamar mandi lantas mengguyur tubuhnya di bawah shower. Seperti biasa pria itu kembali mencari kepuasan lain setelah berhubungan dengan sang istri, mengurut pusakanya yang masih berdiri tegak padahal sebelumnya telah mendapatkan pelepasan. Bibirnya nampak sedikit terbuka seiring kenikmatan yang ia rasakan akibat permainan tangannya tersebut dan tiba-tiba bayangan sosok mata hazel yang tak sengaja ia lihat di jalanan beberapa waktu lalu terlintas di benaknya hingga membuat adrenalinnya semakin terpacu dan akhirnya cairan pekat itu pun kembali keluar seiring dengan napasnya yang naik turun.
Sial, akhir-akhir ini Gerrad merasa lebih nikmat bermain solo daripada dengan sang istri dan kini rasa penyesalan pun mulai merasuki pikirannya karena untuk pertama kalinya ia membayangkan wanita lain selain istrinya tersebut bahkan ia tidak tahu bagaimana rupa wanita pemilik mata hazel tersebut.
Kemudian pria itu pun segera membilas tubuhnya lantas mematikan shower dan segera memakai jubah tidurnya, di lihatnya sang istri nampak sudah tertidur pulas dan pria itu pun segera naik ke atas ranjangnya lalu merebahkan tubuhnya di samping wanita itu.
"Maafkan aku," ucapnya seraya mengecup kening wanita itu lantas di peluknya dan pria itu pun mulai memejamkan matanya.
Keesokan harinya....
Pagi itu Andrea yang bangun kesiangan segera membersihkan tubuhnya meskipun pagi itu udara terasa dingin menusuk kulitnya dan rupanya ia baru menyadari jika sedang flu. Setelah berganti pakaian dan sarapan sepotong roti gadis itu pun segera berangkat ke tempat kerjanya.
"Terlambat lagi Andrea?" Ucap sang kepala kebersihan sesaat gadis itu baru sampai, kemarin gadis itu juga terlambat karena ketinggalan kereta.
"Sepertinya aku sedikit flu pagi ini," ucap Andrea beralasan. Sepertinya flu yang di deritanya karena semalam ia pulang terlalu larut.
Kepala kebersihan itu pun hanya menggeleng kecil. "Gunakan masker, hari ini hotel akan kedatangan tamu penting dan aku tidak ingin manager protes karena mereka tertular flu gara-gara kamu !!" Perintahnya kemudian.
"Baik," Andrea pun segera ke ruangan perlengkapan untuk mengambil peralatan kerja serta masker wajah untuk ia kenakan.
Kemudian gadis itu pun siap bekerja membersihkan lantai di lobby hotel tersebut, sudah hampir satu tahun Andrea bekerja di sana. Meskipun atasannya itu sangat tegas tapi sangat baik padanya dan lingkungan kerjanya pun juga terasa nyaman baginya.
Julian nikmati sekarang untuk mberikan kasih sayang yg lebih utk Andrea...Krn klo dh ketauan bahwa kehamilan Andrea adalah ulah mu Julian, siap siap ja kehilangan Andrea 😏😏😏