Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 24
Tak terasa usia kandungan ellina kini telah masuk bulan ke lima. Sudah hampir empat bulan pula dia telah meninggalkan rumah dan keluarga angkatnya. Terkadang dia bersedih kala mengingat keluarganya itu. Tak jarang pula ellina sering menangis sendirian tengah malam di kamar kost nya saking kangennya kepada keluarga. Hanya bayi dalam perut nya yang menemani dan diajak mengobrol.
dia harus menahan rasa rindunya yang menggebu untuk menyelamatkan bayi yang kini tengah di kandungnya. Dia tak menyesali keputusan nya untuk mempertahankan bayinya. Dia sudah sangat menyayangi bayi dalam kandungannya itu.
" Bayi kamu lapar gak?" Tanya ellina pada bayi dalam perut nya. Sudah menonjol dan itu memudahkan ellina untuk mengusap dan menatap perutnya yang membuncit.
" bunda lapar, pengen nyemil." Curhat ellina pada sang calon bayi.
Hari ini adalah hari Minggu. Setiap weekend cafe tempat nya bekerja memang selalu libur. Atau sudah menjadi jadwal. Ellina yang merasa malas memutuskan untuk tinggal di kostnya. Seperti sekarang, gadis hamil itu tiduran di atas ranjangnya sembari mengajak ngobrol bayi di perutnya.
" Makan apa ya? Bayi, menurutmu bunda makan salad atau roti?" Tanya ellina. Menimbang nimbang keinginan nya.
" Makan salad saja ya biar kamu sehat dan kuat". Putus ellina. Terkekeh geli, merasa lucu dengan dirinya yang mengajak ngobrol bayi di kandungan nya. Meski takkan mendapat jawaban dari bayinya.
Mengusap perut buncitnya yang berisi anaknya pelan, ellina akhirnya bangkit dari ranjang. Lantas menuju dapur untuk membuat salad buah sendiri. Kostnya terbilang besar dengan harga yang murah. Terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang tamu, balkon kecil serta halaman rumah yang lumayan lebar. Barang barangnya pun cukup lengkap dengan tv serta kulkas kecil.
Ellina menyewa ini bukan karena semata mata dia tak suka yang kecil. Tapi mengingat nanti dia akan melahirkan putranya tentu saja ellina memilih kostan yang besar dengan harga yang terjangkau.
Masuk ke dapur ellina membuka kulkas. Di sana masih ada beberapa jenis buah untuk dia buat salad. Lalu mengupas dan memotongnya satu persatu. Setelah selesai dia mengambil kaleng susu dan menuangkannya sedikit. Lalu mengambil keju dan memarutnya di atas buah buahan tadi.
Selesai. Ellina membereskan terlebih dahulu bekas memasaknya. Setelahnya membawa salad buah itu dan memakannya di kursi sambil menonton tv.
" Emm enak banget saladnya. Ternyata bunda jago masak". Ujar ellina takjub dengan rasa pada salad buah buatan nya.
" Bayi, kamu harus sehat dan kuat supaya bisa terus menemani bunda." Ujar ellina sembari memakan saladnya.
"Meskipun ayah kamu tak menginginkan kamu, tapi bayi masih punya bunda yang akan selalu lindungi kamu"
"Jangan tinggalin bunda ya? Bunda gak punya siapa siapa lagi selain kamu. Kamu tujuan bunda bertahan hingga saat ini".
Tv yang menyala tak membuat atensi ellina tertoleh dari perut buncitnya. Dia terus mengajak sang bayi mengobrol untuk menghibur diri.
Hampir saja ellina ketiduran jika saja Fitri tidak mengetuk pintu kamar kost nya. Ellina pun membukakan pintu dan mempersilahkan seniornya itu masuk.
" Rat, aku bawa makanan nih. Kita makan bareng yuk" ajak Fitri menenteng tinggi kantong kresek berisi martabak pada bintang.
" Boleh. Sebentar aku ambil piring dulu". Ellina pamit ke dapur dan membawa dua buah piring.
Fitri pun menuangkan martabak telor serta martabak manis itu pada kedua piring. Keduanya menikmati cemilan sambil menonton tv yang menayangkan sebuah film.