" Aku sudah bilangkan,jangan sekali-kali kamu melarikan diri." ancaman pria itu pada seorang wanita yang berdiri tepat didepan dirinya.
" Untuk apa kamu terus mengangguku." ucap wanita itu dengan nada keras.
" Jangan pernah sekali-kali kamu mendekati pria lain selain aku." ucap pria itu dengan berani mengelus pipi kanan wanita itu.
wanita itu makin dibuat bingung kenapa pria itu terus mengejar dirinya sampai hidupnya mulai tak aman lagi setelah kedatangan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari ke dua puluh enam
Mona berjalan pelan-pelan dengan posisi menghadap ke depan." handphone ku ketinggalan di kamar, gimana ini." gumam Mona yang kesulitan berjalan keluar dari tempat dapur.
Mona pun maju berjalan hingga Mona menabrak sesuatu didepannya." Aduh." Badan Mona menabrak sesuatu.
" Kamu tidak apa-apa?" terdengar suara laki-laki tepat didepannya.
" Tuan." sontak saja Mona kaget dirinya menabrak badan tuannya.
situasi didalam terlihat gelap gulita dengan suara kencang dari arah luar yang mulai hujan deras disertai angin yang kencang.
" Mana tanganmu,aku antarkan kamu ke kamar." ucap Andreas yang langsung memegang tangan Mona ,dan langsung reaksi Mona sedikit kaget dengan apa yang dilakukan tuannya pada dirinya.
" Saya bisa berjalan sendiri tuan." ucap Mona yang tak merasa nyaman.
" Sudahlah jangan terlalu banyak protes kamu." ucap Andreas yang langsung menarik tangan Mona sembari berjalan pelan.saat Mona melangkah tiba-tiba saja mona hampir terjatuh karena menabrak sesuatu.
Dengan cepat Andreas menarik badan Mona hingga Andreas memeluk Mona.spontan kejadian itu membuat Mona kaget ,dan diam-diam dia menghirup parfum cowok yang begitu menyengat di badan pria itu .
" Kamu jalan hati-hati." ucap Andreas yang langsung memeluk erat Mona.
"Iya tuan." dengan nada gugup.
Mereka berdua jalan bersama sampai mereka sampai didepan kamar Mona,nampak terlihat cahaya kilatan dari balik korden lantai atas.
Mereka langsung masuk kedalam kamar berdua hingga Mona meraba bagian meja di dekat tempat tidurnya.
Akhirnya dia menemukan handphone miliknya dan mulai menyalakan senter dalam handphone miliknya.
Senter itu langsung menyoroti Andreas yang sudah berdiri disampingnya.
"Sudah tuan." ucap Mona yang sudah menemukan benda yang dia cari. Tapi tetap saja Andreas berdiri terdiam disamping Mona sampai-sampai Andreas tetap bertahan ditempat itu.
" Ya sudah,kamu diam saja disini aku akan menunggu sampai listrik normal pagi." ucap Andreas yang langsung membuka pintu jendela kamar milik Mona dan benar saja situasi gelap disertai hujan dan angin.
" Pantas saja semua mati,pasti ada pemadaman." jawab Andreas yang melihat situasi diluar sama gelapnya.
" Maksud tuan tadi apa,tuan akan menunggu disini?" tanya Mona pada tuannya.
" Iya, kenapa salah?"
" Bukan begitu tuan,saya merasa sudah aman disini. Jika tuan ingin istirahat silakan." ucap Mona yang tak merasa nyaman jika harus 1 kamar dengan tuannya.
" Kamu diam saja, aku akan menunggu disini.jika kamu ingin istirahat silahkan,aku tak akan menganggu waktu istirahatmu." ucap Andreas yang tatapannya fokus mengarah ke jendela melihat situasi diluar yang masih gelap gulita.
" Bagaimana aku bisa istirahat jika dia tetap disini." batin Mona yang menahan rasa kesalnya.
" Tapi tuan."
" Jangan membantah kamu,ingat perkataanku tadi." spontan Mona terdiam walaupun didalam hatinya sedikit kesal dengan pria itu yang sekarang menjadi tuannya sendiri.
Mona pun terdiam tak berani menjawab lagi." Sabar Mona,dia boss kamu." sembari mengelus dadanya untuk lebih bersabar menghadapi pria satu ini.
Andreas masih bertahan berdiri didepan jendela kamar sembari menunggu kapan listrik akan hidup.
Sudah 10 menit dia berdiri tapi tetap saja tidak ada perubahan dan hanya ada sekilas cahaya dari handphone milik Mona yang ada dimeja dekat tempat tidurnya.
Saat Andreas hendak menoleh kebelakang posisi Mona sudah dalam keadaan tertidur bersandar pada tembok di kamarnya.
Melihat itu, Andreas hanya menggelengkan melihat Mona bisa tertidur dalam posisi duduk bersandar tembok.
" Dasar tukang tidur,.dimana pun dia cepat tidur." gumam Andreas yang hanya bisa menggelengkan kepala.
Andreas langsung mendekati Mona yang begitu nyenyak dalam tidurnya,Andreas pun langsung mengangkat badan Mona agar dia tidur diposisi tepat kepala berada di bantal.
Seketika Andreas tidak sengaja melihat Mona meneteskan air mata,sontak saja membuat Andreas kaget kenapa dalam posisi tidur wanita itu bisa-bisanya menangis.
" Ibu." gumam Mona dengan suara lirih dengan sedikit tangisan.
" Sepertinya dia sedang merindukan orang tuanya, walaupun kondisimu seperti ini dirimu masih saja berjuang untuk segala hal tentang keluarga." ucap Andreas yang hatinya sedikit luluh melihat wajah wanita itu bahkan sifat kerasnya dan sedikit melunakkan setelah melihat betapa berbedanya dia dengan orang lain.
" Aku harus mencari cara lain, agar aku bisa mendekatimu lagi." gumam Andreas yang diam-diam dia sedang merencanakan sesuatu untuk dia lebih berhasil menyakinkan dirinya.
Andreas mendekati wajah Mona dan langsung mengecup dahi Mona diam-diam disaat Mona dalam posisi tertidur.
Andreas membalas dengan senyuman yang selama ini dia tak tampakkan pada seseorang selain wanita didepannya.
Andreas segera keluar dari kamar Mona dan melangkah kearah kamarnya yang tepat disamping kamarnya.
Andreas duduk terdiam ditempat tidurnya sembari terdiam memikirkan sesuatu."Akan aku lakukan sekali lagi ,setelah itu aku bisa Melakukan hal itu demi untuknya." gumam Andreas yang diam-diam merencanakan sesuatu pada Mona.
Pagi hari
Mona nampak begitu lelap tertidur, perlahan-lahan dia membuka mata dengan arah mata melihat disekitar di kamarnya.
Sontak saja Mona bangun dan tiba-tiba saja dia mengingat sesuatu yang tadi malam terjadi.
" Bukannya tadi malam aku bersama dia dan..." Mona langsung memeriksa badannya,Mona pun terlihat lega dengan apa yang dia lihat sekarang.
" Untungnya semua masih utuh." batin Mona yang sadar dirinya masih dalam keadaan baju yang sama dengan semalam dia pakai.
Dia ingat betul kejadian tadi malam yang saat itu situasi di rumah gelap gulita dikarenakan hujan yang cukup besar hingga mengakibatkan listrik mati tiba-tiba.
Mona langsung bangun dan segera ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.setelah selesai barulah Mona turun kebawah mempersiapkan sarapan pagi untuk tuannya.
Waktu masih menunjukkan waktu pukul 5 pagi,masih ada waktu dia untuk memasak.
Satu jam kemudian
Mona sudah selesai dengan pekerjaannya dan kini giliran dirinya segera ke kamar tuannya yang langsung mempersiapkan baju kerja tuannya.
Saat hendak masuk,Mona kaget dengan kondisi tuannya yang sudah rapi dengan baju kerjanya.
" Selamat pagi tuan."
" Pagi, untuk apa kamu kesini.aku sudah selesai memakai baju kerjaku.kamu kebawah saja lanjutkan pekerjaanmu di dapur." perintah Andreas pada Mona.
"Maafkan saya jika terlambat." ucap permintaan maaf dari Mona pada tuannya.
" Sudahlah,aku bisa mengurus sendiri.kamu persiapkan saja sarapan pagi ini."
" Baik tuan." jawab Mona yang segera keluar dari kamar tuannya, walaupun dia merasa bersalah karena itu tugasnya untuk mempersiapkan keperluan tuannya.tapi mau bagaimana lagi jika tuannya sudah memerintahkan hal lain.
Mona langsung kebawah mempersiapkan semua makanan itu dimeja makan dan minuman kopi yang tak pernah ketinggalan dimeja.