Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 Ikut Merasakan
Yuda yang sudah ditunggu tunggu akhirnya datang membawa makanan yang diinginkan karina, melihat kedatangan Yuda wajah karina langsung berseri seri.
“sini dek kakak sudah nggak sabar”. Karina langsung berdiri dan mengambil makanan yang dibawa yuda melihat tingkah kakaknya Yuda jadi ketawa. “pengen banget ya kak?”. Karina yang ditanya hanya tersenyum.
“ayo buk, makan bareng Karin laper?”. Terang karina sambil membuka makanan langsung mencicipinya, Bu titi tersenyum sambil geleng kepala melihat karina yang sedang ngidam.
“Enak banget buk, Karina sudah lama nggak makan ini”. Ucap Karina sambil terus memakan siomaynya.
Yuda yang melihat karina begitu senang dan makan dengan lahap jadi ikut senang tapi sisi lain yuda jadi sedih mengingat kakaknya ngidam bukan suaminya yang memanjakan Karina, rahang mukanya mengeras mengingat perlakuan yang diterima karina, Yuda tidak habis pikir dengan jalan pikiran mantan suami karina tersebut.
Dua bungkus makanan sudah habis dimakan tanpa sisa, sekarang karina mau ambil makanan satu lagi, melihat itu yuda langsung melotot kearah kakaknya, Karina yang ditatap Yuda hanya nyengir.
“kak nanti lagi makannya, itu sudah habis dua bisa meledak perutnya”. Sela yuda yang merasa begah perutnya melihat porsi makan karina.
“kakak belum kenyang dek masih mau makan”. Tukas karina. “nduk disela dulu makannya nanti makan lagi, ibuk takut kamu muntah lagi karena kekenyangan”. nasehat bu titi.
Karina yang melihat kekhawatiran diwajah mereka akhirnya menuruti ucapan ibuknya, Yuda menarik nafas lega. ***
Lain lagi yang terjadi di kediaman Darmawan, Dipta baru pulang dari kantor berlari kekamar mandi sampai disana dia mengeluarkan semua isi perutnya. Nyonya laras dan Gina yang melihat Dipta berlari masuk kamar mandi menjadi heran.
Setelah menunggu beberapa saat Dipta keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat dan berjalan kearah meja makan mendudukkan badannya di kursi. “Mas mukanya pucat banget, kamu sakit?”. Tanya Gina mencoba memijit kepala suaminya dengan pelan. Dipta yang ditanya hanya diam karena kepalanya masih pusing.
“tolong mas mau kekamar, kepala mas pusing habis muntah tadi”. Mohon dipta.
“Mas kita ke dokter aja ya”. Sela Gina sambil membantu suaminya untuk berdiri dan membawanya ke kemar. “nggak usah Gina, mas istirahat sebentar nanti juga sembuh “. Sahut Dipta yang enggan dibawa kerumah sakit.
Gina dan mertuanya menuntun Dipta menuju kamar. Dengan tertatih tatih mereka sampai dikamar segera Dipta merebahkan tubuhnya di ranjang, belum jadi dia memicingkan matanya Dipta merasakan gejolak didalam perutnya tiba tiba dipta muntah disana, yang keluar hanya berupa air, Gina memijit tengkuk suaminya untuk meredakan rasa mualnya. Sedangkan Nyonya Laras bergegas keluar kamar untuk membuatkan teh hangat untuk putranya itu.
Dipta yang sudah kepayahan dengan rasa mual dan pusingnya mencoba untuk berdiri karena bajunya sudah basah dia tidak nyaman, “Gina mas mau kekamar mandi”. ucap dipta.
Ditengah kebingungannya Tuan Darmawan dan Nyonya Laras masuk kekamar, Gina langsung bernafas lega dia meminta mertuanya untuk mengantar Dipta ke kamar mandi. “Mas dipta mau kekamar mandi pah, Gina nggak kuat”. Terang Gina.
“biar papa yang bawa Dipta kekamar mandi”. Tuan Darmawan lalu memegang kedua bahu anaknya tersebut dan menuntun Dipta kekamar mandi.
“Gina kamu pegang minuman ini, mama mau panggil art dulu untuk membersihkan kamar kalian”. Tegas Nyonya Laras diapun berjalan keluar kamar memanggil art untuk datang kekamar Dipta.
Setelah beberapa saat semua sudah bersih Dipta pun kembali dibaringkan diranjang oleh Tuan Dipta, Gina memberikan minuman tapi Dipta menolaknya karena dia merasa pusing sekali saat ini.
“pah kita bawa Dipta kerumah sakit aja mama takut kalau terjadi apa apa”. Usul nya pada Tuan Darmawan.
“nggak perlu mah, Dipta mau istirahat sebentar tolong tinggalkan dipta sendiri”. Mohon dipta sambil memejamkan kedua matanya. Tuan Darmawan menoleh kearah istrinya untuk mengajak pergi dari sana, memberikan waktu istirahat untuk Dipta.
Setelah mertuanya keluar dari kamar tersebut Gina memandangi suaminya yang sekarang beristirahat, “ada apa dengan mas dipta kenapa dia muntah muntah, apa mungkin dia salah makan dikantor”.guman Gina dalam hatinya.
Tidak berapa lama Gina pun ikut tertidur bersama dipta, mereka melewati makan malam, Dipta terbangun sudah malam dia melihat ke arah jarum jam yang menunjukan 10 malam. “ada apa denganku, kenapa tiba tiba mual?”. Gumam Dipta dalam hatinya.
Dipta ingat tespack yang ditemukan dilaci nakas karina tapi dia tidak yakin dengan apa yang dia rasakan, Dia sangat bingung, mau bercerita pada Gina takutnya menimbulkan masalah baru, Dipta akan mencoba mencaritahu sendiri dia ingin membuktikan apa yang dia curigai adalah benar.
“Mas kamu sudah bangun, apa kepalanya masih pusing”. Tanya Gina sambil ikutan duduk disebelah suaminya itu. “sudah nggak pusing lagi, kamu jangan khawatir mas hanya masuk angin”. Tukas Dipta dia tidak mau kalau rahasia yang sekarang dia simpan diketahui oleh keluarganya.
Gina melihat suaminya keluar dari kamar diapun mengikutinya, Gina ingin tau apa yang akan dilakukan suaminya tersebut, sesampai diluar dia melihat suaminya berjalan menuju dapur. Gina bernafas lega melihat suaminya yang ingin makan tadi dia sudah berpikiran buruk saja kalau Dipta mau keluar lagi malam ini.
Dipta masih mencari apa yang bisa dia makan tiba tiba Nyonya laras menghampiri mereka kesana, “kamu mau ngapain di dapur malam malam?”. Tanya Nyonya laras heran melihat anak menantunya ada didapur malam malam.
“Dipta lapar ma mau makan”. Sahut Dipta sambil mendudukkan badannya dikursi yang ada disana, melihat putranya yang kelaparan Nyonya Laras bergegas menghangatkan makanan malam mereka tadi. Dia tidak mungkin menyuruh menantunya yang lagi hamil besar itu.
“kamu tunggu sebentar, mama mau panaskan makanan ini dulu”. Terang Nyonya laras sambil mengambil makanan yang mau dipanaskan.
Tidak menunggu lama makanan sudah siap untuk disantap oleh Dipta, Nyonya laras menyajikan semua makanan dimeja itu. “Ayo dimakan nanti keburu dingin”. Ucap Nyonya Dipta sambil duduk disebelah putranya.
“Gina kamu tadi belum makan juga sekalian bareng sama Dipta nanti cucu mama kelaparan”. Ucap nya sambil menyuruh Gina untuk makan.
“Gina masih kenyang ma, mau bikin susu aja”. Dia pun berdiri mengambil susu hamil untuk diseduh pakai air panas. Nyonya laras tidak mau memaksa Gina untuk ikut makan, dia menatap dipta yang masih makan dengan lahapnya.
nyonya dipta sangat penasaran dengan apa yang terjadi tadi, dia menunggu Dipta selesai makan baru setelah itu akan bertanya.
“kamu tadi kenapa bisa muntah muntah gitu?”. tanya Nyonya laras menatap Dipta yang sudah selesai makan. Dipta melirik mamanya yang masih bertanya soal tadi sore, dia tau mamanya pasti penasaran dan ingin tau sama juga dengan Gina yang masih penasaran, tapi Dipta tidak akan menceritakan apa yang dia alami tadi.
“masuk angin mah karena tadi dikantor telat makan kerjaan menumpuk yang harus diselesaikan”. Terang dipta santai dia tidak mau menimbulkan kecurigaan pada dua Wanita yang ada dihadapannya saat ini. Bagaimana kalau Nyonya Laras dan istrinya tau kalau dia sudah dari tadi pagi muntah dan mual dikantor. Kalau dia mengatakan kejadian yang sebenarnya pasti dia akan dipaksa kerumah sakit.
“sukur deh kalau kamu baik baik saja mungkin kamu hanya kelelahan dan makan telat jadinya masuk angin dan mual”. Nyonya marta merasa senang kalau anaknya tidak kenapa napa, lain lagi dengan Gina dia masih curiga kalau Dipta menyembunyikan sesuatu, tapi untuk bertanya sekarang bukanlah hal yang tepat.
kan ini yg kmu&keluargamu kehendaki..shock berjamaah💃💃👍