Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1.
Debora terpaksa Resign dari pekerjaannya, karena harus menikah dengan kakak iparnya, menggantikan posisi kakaknya yang sudah meninggal.
Gadis berusia dua puluh satu tahun itu, terpaksa harus menjadi Ibu muda bagi keponakannya, yang baru berumur dua bulan.
Dan saat ini, Debora sudah sah menjadi istri kakak iparnya.
Debora baru saja, selesai melangsungkan pernikahannya.
Pernikahan yang diinginkan semua keluarga, pihak kakak ipar, dan dari pihak keluarganya.
Tubuhnya begitu penat, seharian mengikuti pesta pernikahannya, dari jam sepuluh pagi melangsungkan Pemberkatan.
Lalu lanjut ke acara resepsi yang di adakan setelah selesai Pemberkatan, sampai malam hari.
Banyaknya tamu undangan pada pesta tersebut, membuat kaki Debora begitu penat.
Debora hanya iya-iya saja, menuruti pengaturan yang di lakukan, pihak mempelai pria dan mempelai wanita.
Sekarang, dia di sini, di kamar pengantin, di rumah kakak iparnya yang super besar dan mewah.
Mansion Victor Stephanus.
Debora menghempaskan tubuhnya yang penat ke tempat tidur, lalu menatap langit-langit kamar, dengan tatapan melamun.
Beberapa detik dia seperti itu, kemudian Debora mengangkat jemarinya, dan memandang jari manisnya, yang telah melingkar cincin berlian yang sangat mahal.
Dia masih ingat begitu kakunya tangan kakak iparnya tadi, saat memasukkan cincin itu ke jemarinya.
Kakak iparnya masih berduka, tapi ke dua keluarga sudah berdiskusi, membahas tentang kakak iparnya yang sudah menduda.
Mereka tidak menginginkan cucu mereka memiliki Ibu tiri, yang tidak mereka kenal.
Akhirnya Ibu Debora mengusulkan, agar Debora saja yang menjadi Ibu dari cucu mereka.
Dan, ke dua pihak keluarga sangat menyetujui usul dari Ibu Debora.
Debora pun di panggil dari kota sebelah, karena Debora adalah wanita mandiri, selama ini, dia lebih suka berjauhan dari orang tuanya.
Semenjak tamat kuliah dan selesai kuliah, dia selalu berada di kota kecil itu.
Debora ingat, pertama kali bertemu dengan kakak iparnya, itu di saat kakaknya melangsungkan pernikahan dengan kakak iparnya.
Setelah itu, Debora kembali lagi ke kota kecil yang menjadi tempat tinggalnya.
Debora tergolong gadis yang tertutup, dia akan menyelesaikan sendiri, kalau ada masalah yang di hadapinya.
Debora berbeda dengan kakaknya, dia gadis yang tidak cengeng, dan memiliki fisik yang kuat berbeda dengan kakaknya memiliki fisik yang lemah.
Saat duduk di Universitas, banyak pemuda menyukai Debora, dan juga di lingkungan tempat dia bekerja.
Tapi, satu pun tidak ada yang membuat Debora tergoda. Para lelaki itu, terpaksa patah hati, karena tidak di tanggapi Debora.
Perlahan Debora menurunkan tangannya yang terangkat, meletakkan kembali tangannya ke tempat tidur.
Jam di nakas sudah menunjukkan jam sembilan malam, Debora begitu malas untuk membuka gaun pengantinnya.
Gaun itu begitu berat, gaun pengantin yang begitu mewah dengan ekor panjang, hasil desain perancang gaun pengantin terkenal, dari butik terkenal di kota mereka.
Debora memejamkan matanya, dia begitu lelah, hingga untuk bangkit saja pun dia malas.
Masih dengan keadaan terlentang, perlahan mata Debora terpejam, karena lelah dia pun merasa sangat mengantuk.
Dalam hitungan beberapa detik, Debora pun tertidur, dan suara dengkuran halus terdengar keluar dari tenggorokannya.
Debora tidak mendengar apa pun lagi di sekitarnya, lima menit berlalu Debora pun masuk ke alam mimpinya.
Sepuluh menit berlalu setelah Debora tertidur, dan sudah masuk ke dalam mimpinya.
Pintu kamar terbuka, dan masuklah seorang pria yang masih mengenakan stelan jas pengantin pria ke dalam kamar.
Pria itu mendadak menghentikan langkahnya, memandang tempat tidur pengantin.
Sesosok tubuh wanita yang masih mengenakan gaun pengantin, tertidur dengan nyenyaknya di atas tempat tidur, dengan keadaan terlentang dengan santainya.
Beberapa detik pria itu diam di tempatnya, memandang gadis itu yang begitu nyenyaknya tertidur di tempat tidur.
Suara dengkuran lembut, terdengar keluar dari kerongkongan gadis itu.
Pria itu kemudian membalikkan badannya, lalu membuka pintu kamar, dan melangkah keluar dari kamar tersebut.
Bersambung......