Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Sekitar dua puluh menit kemudian,mobil Irwan memasuki parkiran cafe yang terlihat sedang ramai pengunjung, beberapa mobil mewah terlihat terparkir di halaman cafe.
" Sepertinya mereka udah pada datang" ucap Irwan,ia tau karena melihat mobil para seniornya yang sudah terparkir di halaman cafe tersebut.
" Kok tau kak? Seperti canayang aja" tanya Sasa lucu.
" Itu mobil mereka Sasa " jawab Irwan.
" Oh..kakak sampai tanda mobil mereka " heran Sasa.
" Itu sport car warna putih itu punya Al,siapa yang ga tanda, mungkin bisa dihitung dengan jari yang punya mobil sport semewah itu di negara ini " jawab Irwan menjelaskan.
" Wow.. orang kaya banget ya ternyata,pantes aja banyak banget yang ngejar-ngejar,ga cuma good looking,tapi juga good rekening" ucap Sasa seraya tertawa lucu.
Irwan tersenyum seraya menggeleng melihat tingkah absurd Sasa, rasanya gadis cerewet itu sangat berbanding terbalik dengan sahabat nya yang sangat kalem dan lemah lembut, siapa lagi kalau bukan Kiara.
" Pantes aja sombong banget" ceplos Kiara tiba-tiba, ia bahkan sampai membekap mulutnya karena keceplosan ngomong gitu.
" Sebenarnya Al itu bukan sombong,tapi memang sudah karakter dia pendiam dan dingin gitu,para pengusaha seperti mereka hampir semua nya bersikap seperti itu,dan mereka juga akan bersikap sangat tertutup pada orang baru" ucap Irwan sedikit menjelaskan.
Kiara tersenyum canggung karena sudah keceplosan bicara, sedangkan Sasa terkikik geli melihat salah tingkah Kiara di depan Irwan.
" Santai aja kali Ra,aku ga bakal bilang ke orang nya,apa yang kamu bilang barusan" ucap Irwan lucu, sedikit menggoda Kiara.
Lagi-lagi Kiara hanya tersenyum canggung, ketiganya berjalan memasuki cafe,irwan membawa mereka menuju meja yang sudah biasa menjadi tempat mereka ngumpul,bukan private room,tapi sedikit terpisah dari pengunjung lainnya.
" Hai ..kami belum terlambat kan?" tanya Irwan saat mereka tiba di meja Al dan para sahabatnya,namun sore itu minus Melly and the geng.
"Eh .. Hai...belum kok,nyantai aja,kami juga baru pada nyampe" jawab Moli santai.
" Kiara kamu kalau mau sholat dulu, silahkan aja,bentar-bentar lagi aja kita bahas pembukuan nya" ucap putri pengertian.
Kiara tersenyum canggung" A-ara sedang tidak sholat mbak, libur" jawab Kiara pelan, wajahnya menunduk malu,dan pastinya terlihat merah merona, membuat semua yang ada di meja tersebut mengulum senyum.
Kiara merasa sangat malu, terlebih saat ini ia terpaksa harus duduk tepat di sebelah Al, walaupun pria dingin itu terlihat tidak peduli dan lebih fokus pada ponselnya,tapi sudah pasti dia mendengar nya, terlebih status mereka adalah suami istri seharusnya.
Aldizar melirik Kiara sesaat,entah mengapa tiba-tiba saja ia merasa berdebar saat mendengar jawaban Kiara tadi, rasanya ada yang menggelitik hati nya, pikiran nya tiba-tiba mengingat sesuatu yang tidak-tidak.
Aldizar menggelengkan kepalanya saat menyadari pikiran mesum nya terhadap gadis cantik di sebelahnya itu,ia sampai mengumpat dirinya dalam hati.
Mereka sedikit ngobrol seperti biasanya,baru setelah nya seseorang yang bertanggung jawab di bagian keuangan datang bergabung bersama mereka,wanita dewasa itu menjelaskan beberapa hal dan menyerahkan bukti tentang perkembangan cafe.
" Ok..saya kira semuanya sudah sangat jelas dan pembagiannya juga seperti biasa, untuk pengganti mas Angga sebagai pengawas akan kita usahakan secepatnya, karena kita juga tidak bisa mengambil orang sembarangan" ucap wanita dewasa tersebut.
Semuanya mengangguk menyetujui apa yang sudah wanita itu jelaskan, seperti biasa setiap keuntungan akan langsung di kirimkan ke rekening mereka masing-masing, yang mereka terima adalah tanda bukti pengiriman sejumlah uang ke rekening mereka.
"Mbak Eva... perkenalkan ini adik kandung almarhum Angga" ucap Moli , memperkenalkan Kiara pada wanita dewasa tersebut.
" Oh ya...? wah ternyata Angga punya adik perempuan ya,ya Tuhan kamu cantik sekali sayang... sekolah kelas berapa?" tanya wanita dewasa bernama Eva tersebut.
Kiara tersenyum,meraih tangan Eva menyalami hormat wanita dewasa tersebut.
" Saya Kiara mbak,saya baru saja masuk kuliah" jawab Kiara sopan.
" Udah mahasiswa toh,ya ampun mbak kira masih SMA,imut banget sih kamu nya" ucap Eva jujur.
Kiara hanya tersenyum canggung,di puji di depan banyak orang membuat gadis cantik itu merasa sangat canggung dan malu.
Pertemuan mereka di tutup dengan makan malam,Kiara dan Sasa memutuskan untuk undur diri, mereka harus kembali ke asrama sebelum pukul sepuluh malam,dan Irwan memutuskan untuk kembali mengantar mereka.
" Kak,mbak,maaf kami balik duluan ya,takut macet jadi kemalaman dan ga dapat izin masuk asrama" Kiara meminta izin kepada para sahabat Abang nya.
" Oh iya Ra...silahkan, tapi kalian bareng Irwan lagi kan? atau naik taksi?" tanya putri.
" Baik taksi aja mbak, mungkin kak Irwan masih pengen di sini "jawab Kiara.
" Tapi ini udah malem,kalian masih baru di sini, takutnya malah kenapa-napa lagi" ucap Moli perhatian.
" Aku udah selesai kok,ayo" ajak Irwan pasti.
" Ga pa pa nih ? kok jadi kayak ngerepotin kakak ya" ucap Kiara sungkan.
" Tenang aja,aku seneng kok " jawab Irwan.
Kiara mengangguk seraya tersenyum tipis, ia bangkit dari duduknya bersamaan dengan Sasa, keduanya melangkah hendak meninggalkan para sahabat Angga.
" Kiara pulang bareng gue,Lo antar temennya itu aja" ucap Al tiba-tiba,hal itu membuat semua yang ada di tempat itu terdiam.
"Ah.. Eh..ga usah kak,Ara biar bareng Sasa sama kak Irwan aja" tolak Kiara sopan.
Sedangkan Sasa dan Irwan saling tatap dengan ekspresi terkejut dan penuh tanda tanya,berbeda dengan ke empat sahabat Al, mereka justru menganga lebar mendengar ucapan Al,ga nyangka aja kalau Al serius dengan ucapan mereka siang tadi,dan langsung gercep gitu.
" Wah...gercep nih kayaknya" ledek Irwan santai, membuat ia mendapatkan lirikan tajam dari mata elang Aldizar.
" Ada yang perlu gue omongin sama Lo, masalah pribadi" ucap Al dingin, membuat Irwan dan Kiara lagi saling tatap.
" Lo bisa ngomong sekarang aja,di privat room atau di ruangan pribadi Lo, kita masih bisa tunggu kok" ucap Irwan, berusaha untuk ber nego, walaupun ia tau Aldizar tidak pernah suka seseorang membantah ucapan nya,tapi demi Kiara, karena Irwan bisa melihat bahwa Kiara merasa keberatan dan juga tampak seperti ketakutan.
" Gue ga sedang minta pendapat Lo dan juga gue ga terima saran dari Lo" ucap Aldizar penuh penekanan.
Melihat keadaan yang tidak kondusif,Moli dan putri saling tatap,dan mengambil keputusan singkat" Wan,Lo tenang aja,Kiara bakal aman kok bareng Al" ucap putri cepat.
" Tapi..." ucapan Irwan terpaksa harus terhenti dengan suara dingin Aldizar.
" Kiara...Lo mau ikut dia atau gue? Lo ga lupa kan siapa gue? Lo masih inget kan pesan terakhir Angga?" ucap Aldizar tiba-tiba dan itu berhasil membuat Kiara terpaku di tempatnya.
" Kak Irwan sama Sasa duluan aja,Ara bareng kak Al, mungkin memang bener,ada yang harus kami bicarakan terkait beberapa pesan almarhum Abang Angga" ucap Kiara memutuskan.
Dengan sangat terpaksa,Irwan dan Sasa mengangguk bersama dan melanjutkan langkah mereka meninggalkan cafe,memasuki mobil dan kembali ke asrama.
Sedangkan Aldizar langsung bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri kiara yang masih berdiri di tempat semula" ayo" dengan suara dingin Al mengajak Kiara untuk segera mengikutinya.
" Al..." panggil Andre.
Hal itu membuat langkah Aldizar tiba-tiba berhenti dan berakhir dengan Kiara yang menabrak punggung tegap nya.
Brukk
" Aw... astaghfirullah" lirih Kiara seraya ber istighfar.
Hal tersebut membuat ke empat sahabat Al mengulum senyum, melihat dua manusia beda jenis kelamin itu yang justru terlihat memiliki kemiripan namun sangat berbeda karakter.
" Kakak kok berhenti tiba-tiba sih" protes Kiara,ia seakan lupa bahwa sebenarnya dirinya takut pada pria yang berada di depan nya saat ini.
Al menatapnya dingin" makanya jalan tuh pake mata,lihat ke depan,bukan lihat ke bawah" komentar Aldizar pedas.
Kiara tak menjawab lagi,ia terdiam seraya menunduk, sebelah tangan nya mengusap keningnya yang sedikit terasa sakit.
" Apa?" tanya Al dengan pandangan lurus pada ke empat sahabat nya,sebab ke empatnya belum mengatakan apapun setelah memanggil nya.
" Jangan di apa-apain,besok kami cek ada yang lecet ngak" ledek Andre santai.
" Terserah gue" jawab Al singkat,ia sangat geram dengan ke usilan Andre dan Aldo.
Aldizar melanjutkan langkahnya menuju parkiran,Kiara masih setia mengikutinya tanpa bertanya apapun.
" Masuk" perintah Aldizar,saat ia sudah membukakan pintu mobil nya untuk Kiara, setelah Kiara masuk dan duduk,Al langsung memutari mobil dan masuk ke bangku kemudi.
" Pasang seat belt kamu" perintah Al lagi,dan lagi-lagi Kiara hanya mematuhinya.
Mobil sport berwarna putih milik Al melaju cepat membelah jalanan kota, suasana di dalam mobil begitu tenang,tak ada satu pun yang berbicara,Kiara bahkan tidak bertanya kemana Al akan membawanya.
Dalam hati Kiara hanya terus berdoa, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, berharap tidak akan terjadi hal buruk apapun pada dirinya.
Hampir setengah perjalanan,Kiara mulai merasa heran, bukankah tadi Al mengatakan ingin berbicara hal penting dengan nya? Lalu mengapa sekarang senior sekaligus suaminya itu masih juga diam?.
" Apa yang ingin kakak bicarakan dengan saya? " tanya Kiara sopan, setelah sekuat tenaga ia menekan ketakutannya.
" Sejauh apa hubungan lo dengan Irwan? " tanya Al,dan itu aneh menurut Kiara.
" Maksudnya? Hubungan yang seperti apa?" tanya Kiara tidak paham.
" Lo udah mahasiswa,gue rasa Lo udah cukup paham dengan maksud gue" bukan menjawab Al justru seakan ingin memojokkan Kiara.
" Kalau maksud kakak hubungan yang lebih dari teman,itu tidak terjadi antara saya dengan kak Irwan,kami hanya berteman biasa, bahkan tidak bisa di katakan dekat" jawab Kiara apa adanya.
" Oh ya? Tapi keliatannya ga seperti itu,Lo bahkan bersedia di ajak ke kediaman keluarga nya,apa karena dia anak dari seorang walikota?" tanya Al tak percaya.
" Ga ada yang salah kan kita berkunjung ke kediaman seseorang? Toh niat kita ga lebih dari bersilaturahmi, lagian apa pengaruhnya buat saya kalau kak Irwan anak seorang walikota? Ga ada pengaruhnya juga kan?" jawab Kiara santai.
" Nyokap gue minta gue bawa Lo ke rumah,tapi jangan ge er atau salah paham dulu,mama sama papa cuma pengen kenal aja sama adiknya almarhum Angga,ga lebih" ucap Al.
" Kapan? Kakak ga perlu khawatir,Ara ga akan segera mudah itu untuk baper dengan perlakuan seseorang" jawab Kiara.
Jawaban Kiara membuat Al tidak senang,ia merasa tidak terima saat melihat Kiara yang seakan tidak sedikitpun tertarik pada nya, sedangkan di luaran sana begitu banyak wanita yang sangat tergila-gila pada ketampanan nya.
" Besok sore gue jemput Lo di asrama" ucap Al mantap.
Kiara hanya mengangguk patuh, rasanya ia sangat malas membantah ucapan Al, terlebih saat ini Al tidak memperlakukan dirinya secara tidak baik.