El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat
mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.
ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.
"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Leo dan Vino tiba di rumah sakit. mereka segera menanyakan salah satu korban yang kecelakaan di suster yang berjaga.
"permisi suster" ucap Vino
"ada apa dek...?"
"aku ingin menanyakan apakah ada korban kecelakaan yang masuk di rumah sakit ini beberapa menit yang lalu...?" tanya Vino
"kalau korban kecelakaan banyak dek. ada satu keluarga yang jadi korban kecelakaan mobil, seorang ibu-ibu, anak usia 5 tahun yang ditabrak mobil dan seorang pemuda yang belum lama juga masuk karena kecelakaannya" jawab suster itu
"kalau pemuda itu apakah masih hidup atau meninggal suster...?"
"sepertinya sudah meninggal dek. adek siapa, keluarga korban ya...?"
"aku hanya ingin memastikan sus, mungkin saja itu keluarga ku. apakah aku bisa melihat jasadnya..?"
"tentu saja bisa, tunggu sebentar ya"
"Aldi" suster itu memanggil seseorang
"kenapa May...?" tanya Aldi
"adik ini ingin melihat jasad korban pemuda yang kecelakaan tadi. kamu antar mereka ya"
"baiklah, ayo ikut aku"
"terimakasih banyak suster" ucap Vino
"sama-sama" jawab suster
mereka bertiga berjalan menyusuri tiap ruangan yang ada dan berhenti di sebuah ruang yang mereka tidak tau kecuali orang yang bernama Aldi itu.
"kalian bisa tunggu aku disini sebentar, ada yang harus aku selesaikan. tidak lama kok. bisa kan...?" tanya Aldi
"lama nggak kak...?" tanya Leo
"hanya sebentar. atau kalian ingin pergi berdua saja di kamar mayat...?"
"kamar mayat...?" tanya Leo dan Vino bersamaan
"iya, kalian ingin melihat jasad yang kecelakaan tadi kan. ya sekarang jasad itu ada di kamar mayat. gimana, mau tunggu aku atau kalian pergi berdua saja...?" tanya Aldi
Leo dan Vino saling melirik. seumur hidup mereka, mereka tidak sekalipun pergi di kamar mayat yang katanya tempat paling angker di rumah sakit.
"gimana dek...?" tanya Aldi
"kami tunggu kakak saja deh. tapi jangan lama ya kak" ucap Vino
"pasti. kalian bisa duduk di situ sambil menungguku" tunjuk Aldi di kursi panjang yang ada di depan ruangan itu
"aku pergi dulu. kalian jangan kemana-mana"
laki-laki yang bernama Aldi itu pergi meninggalkan mereka berdua. Vino dan Leo duduk di kursi yang telah disediakan.
"kalau ternyata itu bukan pemuda yang tadi gimana Le...?" tanya Vino
"ya mau gimana lagi. nggak mungkin kan kita periksa satu persatu di rumah sakit yang ada banyak di kota ini" jawab Leo
"terus kotak ini gimana...?" Vino mengambil kotak yang ada di dalam tasnya
"coba gue lihat, isinya apaan...?"
Leo mengambil kotak itu dari tangan Vino dan membukanya.
"kalung Vin. ini mungkin untuk pacarnya, istrinya atau ibunya" ucap Leo
"bagus banget lagi kalungnya" lanjut Leo
"kalau nggak ketemu, kalung ini harus gue apain...?" tanya Vino bingung
"simpan baik-baik, jangan berikan kepada orang lain apalagi lu jual. itu punya orang mati" jawab Leo
"elu dari tadi ngomong mati Mulu, gue jadi takut tau nggak" ucap Vino
"nih simpan, jaga baik-baik jangan sampai hilang. ngomong-ngomong kakak yang tadi lama banget sih"
"belum kelar mungkin urusannya" Vino memasukkan kotak itu ke dalam tasnya
sudah 1 jam lewat mereka menunggu namun yang ditunggu tidak kunjung datang. mereka memutuskan untuk pergi berdua dan menanyakan kepada petugas dimana kamar mayat.
saat akan hendak pergi, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga.
"kakak lama banget sih, katanya sebentar" ucap Vino
laki-laki yang bernama Aldi itu tidak menjawab, ia hanya tersenyum kepada Vino dan Leo.
"udah selesai kan urusannya kak, sekarang kita bisa ke kamar mayat kan...?" tanya Leo
Aldi mengangguk, ia kemudian berjalan duluan dan Vino serta Leo mengikutinya di belakang.
ruangan demi ruangan mereka lewati bahkan mereka melewati sebuah lorong yang sepi tanpa ada orang.
"Le, kakak ini aneh banget sih nggak bicara dari tadi" ucap Vino pelan
"lagi capek mungkin, malas ngomong kali dia" jawab Leo dengan pelan Juga
mereka akhirnya sampai juga di kamar mayat. di tempat itu, sepi sekali tidak ada satupun orang yang berlalu lalang
"ini kamarnya kak...?" tanya Leo dan Aldi mengangguk tanpa menjawab
Vino dan Leo masuk ke dalam termasuk Aldi. di dalam ruangan itu, banyak mayat yang tergeletak di atas ranjang tertutup dengan kain putih.
"kak, mayat pemuda yang kecelakaan itu yang mana...?" tanya Vino
Aldi menunjuk ranjang yang paling ujung sebelah kiri.
"Vin, emang lu tau mukanya...?" tanya Leo
"nggak, gue cuman tau baju dan celana yang dia pakai" jawab Vino
mereka berdua mendekati mayat yang ditunjuk oleh Aldi. Leo sempat melihat ke belakang dan di sana laki-laki yang bernama Aldi itu sudah tidak ada.
"Vin, kakak itu kok udah nggak ada...?" tanya Leo menepuk bahu Vino
Vino berbalik dan benar saja di dalam ruangan itu sudah tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua.
"kemana perginya, apa dia udah balik kali ya...?" ucap Vino merasa aneh
"udah ah, periksa cepat mayat itu supaya kita pergi dari tempat ini. lama-lama jadi merinding nih gue" Leo mengusap lengannya
mereka berjalan pelan hingga mereka sampai di mayat yang ditunjuk Aldi tadi.
"kita buka nih kainnya...?" tanya Vino
"ya iyalah, masa mau lihat-lihat saja. buruan buka" jawab Leo
tangan Vino terulur untuk membuka kain penutup mayat itu namun belum sempat membukakan pintu ruangan itu tertutup satu kali dengan suara yang sangat keras.
braaakkk....
"astagfirullahaladzim"
"mayat mayat eh mayat" ucap Vino dengan latah
"Le, pintunya tertutup sendirinya" Vino mulai was-was
"ditiup angin mungkin" Leo tidak ingin berpikir yang tidak-tidak
"mana ada angin Le"
"udah ah, ayo periksa cepat"
Vino kembali menyikap kain itu namun mereka seperti mendengar suara seseorang yang menangis.
huuuuu....huuuuu....
"Le, elu dengar nggak...?"
"dengar, dimana ya...?"
mereka mencari-cari suara itu dan tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Le, kayaknya itu setan Le. gue takut" Vino mulai gugup
"hus...jangan sembarangan kalau ngomong. kita sedang berada di kamar mayat nih" tegur Leo
"ada siapa di situ...?" tanya Leo namun tidak ada jawaban
"tuh kan Le, dia nggak jawab"
hihihihi.... hihihihi....
"kyaaaa Le, itu suara kunti" Vino memeluk tubuh Leo
"kita pergi dari sini cepat"
Leo menarik tangan Vino untuk meninggalkan tempat itu namun sayangnya pintu tidak dapat di buka.
"gimana ini Le, pintunya dikunci"
"kita dobrak"
1 2 3 braaakkk
1 2 3 braaakkk
pintu itu tidak terbuka sama sekali. Vino melihat ke belakang dan berapa kagetnya ia melihat seseorang sedang berdiri dengan cara memunggui mereka.
"L-Le...i-itu" Vino tergagap
Leo berbalik dan ia sangat kaget dengan penampakan yang ada didepan mereka.
"dobrak terus pintunya Vin" ucap Leo
hihihihi... hihihihi
sekeras apapun mereka berusaha, pintu itu tidak terbuka sama sekali.
"kyaaaa setaaan" Vino melompat ke punggung Leo
bagaimana tidak teriak, sosok itu memutar kepalanya. hanya kepala saja yang ia putar menghadap ke arah mereka sedangkan badannya masih tetap memunggui mereka.
wajah hancur, bola mata kanannya keluar. darah mengucur membasahi lantai. perut Leo seperti dikocok melihat pemandangan itu.
setan itu perlahan tapi pasti mendekati mereka. lidahnya menjulur keluar seperti menemukan makanan terlezatnya.
"aaaaa.... setan....setan" Vino teriak histeris
makhluk mengerikan itu sudah semakin dekat dengan mereka. Leo segera menjauh dengan Vino masih berada di punggungnya.
"turun Vin, elu berat tau"
"nggak mau, gue takut Le" Vino memeluk erat tubuh Leo
tanpa mereka sadari mayat yang berada di dekat mereka memegang kaki Vino dan menariknya hingga Vino terjatuh dari punggung Leo dan mendarat di lantai
bugh....
"aaw" ringis Vino
"V-Vin...di samping lu" Leo tergagap menunjuk sesuatu
dengan perasaan was-was Vino berbalik dan melihat mayat yang tadinya terbaring sekarang dalam keadaan duduk, masih dengan kain yang menutupi wajahnya.
"kyaaaa mayat hidup" Vino histeris dan berdiri cepat namun ia terjatuh lagi karena menginjak tali sepatunya
mayat itu turun dari ranjangnya dan seketika kain penutupnya jatuh. nampaklah seorang laki-laki yang sangat pucat pasi dengan darah mengotori pakaiannya.
Leo segera menolong Vino namun mayat itu memegang kaki Vino sehingga Leo kesulitan menariknya.
"aaaaaa... Leo tolongin gue Le, gue belum mau mati" teriak Vino
"ini gue lagi usaha Vin" Leo terus menarik Vino
sedangkan setan satunya, ia kembali menghampiri mereka berdua.
"tendang dia Vin, tendang yang kuat" teriak Leo
bugh...
bugh...
bugh...
Vino berusaha keras menendang mayat yang memegang kakinya dan akhirnya ia berhasil menendang mayat itu hingga tersungkur jauh darinya.
mereka segera berdiri namun saat berbalik setan yang satunya sudah berada di depan mereka.
"hyaaaaa bugh" Vino menendang setan itu hingga kepalanya terjatuh dan badannya tersungkur jauh.
entah punya keberanian dari mana sehingga Vino dengan cepatnya menendang setan itu.
"hebat Vin" ucap Leo
"ayo keluar dari sini Le"
mereka kembali mendobrak pintu ruangan itu dan tiba-tiba saja ada tangan yang membantu mereka mendorong pintu itu hingga pintunya terbuka lebar.
mereka berdua melihat siapa pemilik tangan itu. saat melihatnya, Vino mengenal siapa yang membantu mereka itu.
"k-kamu" Vino bergetar dengan mata nampak berkaca-kaca sedangkan Leo hanya terpaku ditempatnya
"gue mencarimu, g-gue mau minta maaf" Vino berucap dengan air mata yang sudah keluar
sosok itu tersenyum lalu mengangguk kemudian ia menunjuk mayat yang mereka akan periksa tadi.
"apakah itu mayatmu...?" tanya Vino
sosok itu mengangguk dan memegang kantung celananya berniat memberi tau mereka untuk meriksa kantung celananya.
Vino bergerak cepat menghampiri mayat itu dan membuka penutupnya. benar saja mayat itu adalah mayat laki-laki yang bersama dengan mereka sekarang.
Vino memeriksa kantung celana mayat itu dan ia menemukan sesuatu, sebuah surat.
"harus gue apakan surat ini dan kotak ini...?" tanya Vino
laki-laki itu menunjuk dinding dan terlihat sebuah tulisan di dinding itu.
"berikan kepada ibuku. temui dia di alamat ini. sampaikan permohonan maaf ku padanya. beritahu ibuku kalau aku sangat menyayanginya" Leo membaca tulisan itu
"lalu mayatmu bagaimana...?" tanya Vino
laki-laki itu kembali menunjuk dinding
"beritahu ibuku agar datang menjemput mayatku. aku minta tolong pada kalian berdua. dan katakan padanya bahwa ada rekening serta ATM di laci mejaku. PINnya adalah tanggal lahirku. suruh ibuku untuk mengambil uang itu sebagai kebutuhannya" Leo membaca tulisan itu
"aku akan mengikuti kalian sampai kalian selesai memberitahu tentang amanahku" lagi-lagi Leo membaca tulisan itu
"baiklah, gue akan sampaikan amanahmu kepada ibumu" ucap Vino
laki-laki itu tersenyum dan menunjuk ke arah luar
"elu benar mau mengikuti kami...?" tanya Leo dan laki-laki itu mengangguk
"elu nggak akan menakuti kami kan...?" tanya Vino dan laki-laki itu menggeleng
"baiklah. ayo Le kita keluar dari sini"
mereka berdua keluar dari kamar mayat itu. kemudian menyusuri jalan yang dilalui tadi sampai akhirnya mereka sampai di tempat yang tadi.
"woi....kalian darimana sih...aku bilang kan jangan kemana-mana" ucap Aldi
"kami dari kamar mayat kak" jawab Vino
"kamar mayat, siapa yang antar kalian ke sana...?" tanya Aldi
"lah, tadi kan kak Aldi sendiri yang antar kita" jawab Leo
"ngaco kalian berdua. aku baru saja dari selesai mengerjakan urusanku, eh pas datang kalian udah nggak ada" ucap Aldi
"kakak benaran nggak ngantar kita tadi...?" tanya Leo
"nggak, benaran" jawab Aldi
Leo dan Vino saling pandang, mereka dengan susah payah menelan ludah.
(lalu kalau bukan kak Aldi, orang tadi siapa...?" batin Vino
(kayaknya yang tadi itu setan deh... iiiiyyy serem banget sih ini rumah sakit) batin Leo