Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33 SALAH PAHAM
Mereka berdua mulai mengobrol dan petugas Nia merasa Adrian adalah orang yang asik. Satu jam berlalu hujan juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Jika kamu tidak keberatan, lebih baik menginap saja di sini malam ini," ujar Adrian.
"Menginap..." ulang Nia.
Dirinya baru saja bertemu dengan Adrian hubungan mereka mana mungkin sejauh itu. Walaupun Adrian terlihat begitu baik, tapi seorang wanita dan pria tidur satu rumah, bukankah bisa saja terjadi sesuatu, pikir Nia.
"Kamu tidak perlu khawatir, kamu bisa tidur di kamarku, aku akan tidur di luar," ujar Adrian.
Adrian sendiri tidak tega melihat seorang wanita kehujanan di luar tengah malam begini.
"Tidak perlu, sebentar lagi aku yakin hujannya pasti reda," ujar Nia.
Seketika suara guntur mulai menggema dan hujan justru semakin bertambah deras.
Satu jam kemudian Nia sudah berada di kamar Adrian. Karena hujan semakin deras mau tidak mau akhirnya Nia memutuskan untuk menginap dulu malam ini.
"Kamu bisa menggunakan pakaian ku untuk tidur malam ini, pakaian nya ada di lemari, bila membutuhkan sesuatu kamu bisa mencari ku ke bawah," ujar Adrian pergi meninggalkan Nia.
Pakaian seragam yang di kenakan oleh Nia juga sangat kotor karena bekas pertarungan sebelumnya dengan penjahat. Nia mulai melepas pakaiannya dan mengganti dengan pakaian Adrian.
Malam dengan cepat berlalu pagi-pagi sekali sosok Vanesa sudah berada di depan pintu rumah Adrian.
"Vanesa, kalau kamu mau datang bisa memberitahuku terlebih dahulu," ujar Adrian.
"Memangnya kenapa, apa tidak boleh aku datang?" tanya Vanesa.
"Tentu saja boleh, aku tahu pasti bangun tidur kamu langsung merindukan ku dan karena tidak tahan kamu langsung datang kemari," goda Adrian.
"Omong kosong," wajah Vanesa tampak memerah.
Vanesa tidak menyangka bahwa Adrian bisa menebak alasannya datang sepagi ini. Namun Vanesa malu untuk mengakuinya.
Adrian mempersilahkan Vanesa masuk dan duduk di kursi sementara Adrian pergi ke dapur untuk membuat minum.
"Vanesa buku apa yang kamu bawa itu?" tanya Adrian meletakkan air minum di atas meja.
"Ini gambar desain perhiasan yang akan di buat oleh perusahaan kami," jawab Vanesa.
"Berkat dirimu, kami mendapatkan banyak giok, jadi aku sengaja melihatkan desainnya ini kepadamu, mana tahu kamu tertarik," sambung Vanesa.
"Coba aku lihat," ujar Adrian.
Terlihat oleh Adrian desain dua buah cincin yang saling terhubung. Motif dari cincin itu terlihat kapel dan memang di tujukan untuk sepasang kekasih.
"Bagaimana menurutmu, aku yang meminta desainer di perusahaan untuk mendesain nya?" tanya Vanesa.
"Bagus, aku rasa cincin ini akan sangat serasi bila di pakai pria dan wanita," jawab Adrian.
"Aku meminta untuk di buatkan sepasang dulu sebagai contoh," ujar Vanesa.
"Setelah jadi aku akan coba memakainya satu, dan satu akan aku berikan kepadamu," sambung Vanesa.
"Eh, untukku?" ujar Adrian.
"Iya, kamu suka bukan dengan cincinnya, anggap saja sebagai hadiah terima kasihku atas giok pemberian mu," ujar Vanesa.
"Cincin ini di tujukan untuk sepasang kekasih, tampaknya kamu sudah menganggap aku sebagai pacarmu bukan," ujar Adrian.
"Kamu jangan berpikir berlebihan, itu tergantung pada dirimu juga," Vanesa terlihat malu.
"Adrian sabun di kamar mandi habis, apa kamu masih mempunyai cadangan?" tanya Nia.
Tiba-tiba saja petugas Nia muncul dan menuruni tangga hingga membuat Vanesa terkejut.
Vanesa yang melihat Nia muncul dengan menggunakan pakaian milik Adrian. Seketika menjadi bingung dengan yang terjadi.
"Siapa wanita ini, mengapa dia memakai pakaian milik Adrian, dan dia tampaknya keluar dari kamar Adrian?" pikir Vanesa.
Nia juga melihat sosok Vanesa yang duduk begitu dekat dengan Adrian.
"Wanita ini begitu cantik, apa dia pacar Adrian?" pikir Nia.
"Sebentar biar aku ambilkan," balas Adrian kepada Nia.
Adrian mulai pergi untuk mengambil sabun mandi dan memberikannya kepada Nia.
"Aku mandi dulu sebentar, setelah itu aku akan pergi," ujar Nia.
"Oke," balas Adrian.
Vanesa tidak menyangka bahwa Adrian membawa seorang wanita tidur di kamarnya. Vanesa tidak bisa membayangkan apa yang telah mereka lakukan semalam. Di tambah lagi baju yang kenakan wanita itu adalah milik Adrian, memikirkan hal itu membuat Vanesa begitu kesal.
Setelah Nia pergi ke kamar, Adrian mulai merasakan sesuatu yang aneh pada diri Vanesa. Mata Adrian tampak merespon dengan kekuatannya seolah memberitahukan kepada Adrian bahwa ada bahaya di dekatnya.
"Dasar pria sialan," maki Vanesa kepada Adrian.
"Eh...?" Adrian kaget mendengarnya.
"Aku kira selama ini hubungan kita sangat dekat, tapi kamu bahkan membawa pulang seorang wanita dan tidur dengannya," ujar Vanesa.
Seketika Adrian juga langsung sadar ternyata Vanesa telah salah paham kepadanya. Pantas saja Adrian merasakan hawa membunuh dari tubuh Vanesa dan peringatan bahaya dari matanya.
"Apa kamu cemburu barusan?" tanya Adrian.
"Cemburu... pria brengsek, brengsek sekali, kamu sungguh tidak tahu malu," balas Vanesa sangat kesal.
Sebelumnya Vanesa telah melupakan bekas merah di leher Adrian, tapi kini Adrian justru malah tidur dengan wanita lagi.
"Aku bisa jelaskan semuanya, kamu tenang dulu," ujar Adrian.
Adrian mulai menjelaskan semua yang terjadi kepada Vanesa tentang kejadian semalam hingga Nia bisa sampai menginap di rumahnya. Bahwa petugas Nia sedang terluka dan Adrian membantunya mengobati lukanya, namun hujan turun deras dan tidak kunjung reda. Alhasil petugas Nia menginap di kamarnya. Karena pakaiannya kotor Adrian memberikan pakaian nya untuk di kenakan petugas Nia.
"Kamu harus percaya kepadaku, aku semalam tidur di sofa, dan tidak melakukan apapun," ujar Adrian.
"Benarkah?" tanya Vanesa masih ragu.
"Semua yang di katakan Adrian benar, dia adalah orang baik," sela Nia yang sudah berganti pakaian.
Petugas Nia muncul menuruni anak tangga dan menghampiri Adrian. Petugas Nia juga membantu Adrian untuk menjelaskan yang terjadi kepada Vanesa.
Walaupun ada satu kejadian semalam yang di katakan dengan nada manja oleh petugas Nia. Seperti Adrian yang memijit tangannya dengan sangat lembut dan penuh perhatian. Petugas Nia entah mengapa ingin menunjukkan hal itu kepada Vanesa.
Vanesa juga dapat merasakan maksud dari ucapan petugas Nia. Namun Vanesa juga bisa lega ternyata semalam Adrian dan Nia tidak melakukan apapun.
"Petugas Nia, lain kali jika terluka langsung telpon ambulan saja dan pergi ke rumah sakit, di sana pasti perawatannya lebih baik," ujar Vanesa.
"Dan satu lagi, kamu bisa menelpon taksi online dan tidak harus menginap bukan?" sambung Vanesa.
"Aku rasa perawatan Adrian lebih baik dari rumah sakit, dan aku juga tidur sangat nyenyak di kamarnya," balas Nia.
Vanesa terlihat kesal sekali dan tidak habis pikir bahwa ternyata petugas Nia benar-benar tidak tahu malu.
"Adrian terima kasih, aku pergi dulu," ujar Nia sambil menatap Adrian.
"Ya," balas Adrian.
Terlihat tatapan Nia yang tidak biasa kepada Adrian sebelum dia pergi. Vanesa sebagai wanita juga langsung paham, bahwa petugas Nia sepertinya tertarik kepada Adrian.
"Adrian, lain kali kamu jangan terlalu dekat dengannya," ujar Vanesa.
"Tenang saja, aku paham," balas Adrian.
"Paham apa?" tanya Vanesa.
Adrian mulai melangkah mendekati Vanesa hingga jarak mereka begitu sangat dekat.
"Kenapa kamu begitu dekat sekali, aku jadi susah bergerak," wajah Vanesa tampak memerah.
Adrian mencium bibir Vanesa secara tiba-tiba dan begitu intens selama beberapa detik. Vanesa seketika merasakan tubuhnya mulai panas.
Beberapa detik kemudian Vanesa mendorong tubuh Adrian menjauh darinya.
"Adrian cukup, aku kesulitan bernapas," ujar Vanesa tertunduk malu.
"Maaf, aku terlalu terbawa suasana," balas Adrian.
"Lain kali kamu jangan mencium ku sembarangan," ujar Vanesa.
Hubungan mereka masih belum sampai ke tahap pacaran. Jadi tidak sepantasnya mereka melakukan hal seperti barusan. Walau harus Vanesa akui bahwa dia telah jatuh hati kepada Adrian.