Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA TIGA DUA
"Jatah setelah LDR?" Kinara memastikan.
Gila saja anak Sky Rain satu ini, setelah kemarin membuat Kinara marah dan mereka harus menjalani perpisahan bukannya datang untuk minta maaf malah minta jatah.
Alhambra mencondongkan wajahnya untuk berbisik-bisik. "Enggak di ranjang juga. Aku tahu kamu lagi datang bulan kan?"
Kinara memutar bola matanya. Ternyata otak cerdas Alhambra hanya digunakan untuk menghitung siklus haidnya saja, selebihnya tidak digunakan sama sekali.
"Pergi sana. Aku lagi makan."
"Ya udah lanjutin."
Alhambra kira tidak ada yang harus diributkan. Dia hanya ingin menatap wajah istrinya setelah lama tak bersua.
Namun, sepertinya tidak dengan Kinara yang masih menganggap Alhambra biang dari segala kericuhan di sini.
Bagaimana bisa makan dengan tenang, kalau semua mahasiswi cantik di sekitarnya, dari yang senior hingga yang paling junior sekaligus menatapnya seolah-olah dia ini kambing guling yang siap dikuliti.
"Bee--" Kinara bangkit dan Alhambra segera meraih lengan-nya. "Setidaknya terima bunganya. Aku rangkai sendiri untuk mu."
Untuk sejenak Kinara diam, sebenarnya dia tidak suka dengan bunga-bunga. Tapi, dia juga tidak mau mengecewakan Alhambra yang sudah cukup effort merangkainya.
"Terima kasih."
Kinara ambil lalu menentengnya bersama dengan tas selempang miliknya. Cara jalan Kinara bukan wanita anggun, tapi itu yang dirindukan Alhambra selama dua bulan ini.
Alhambra mengekori dengan bibir yang tersenyum-senyum sipu, rupanya Kinara masih Kinara yang dia kenal, masih Kinara yang berperilaku sopan dan menghargai usaha orang lain. Buktinya, Kinara mau terima bunga setelah tahu effort yang dilakukannya.
"Kamu nggak tanya kondisi kaki ku?"
Kinara melirik kaki-kaki suaminya, terlihat tegas dan tidak pincang. Ternyata prediksi dokter tepat sekali, kaki Alhambra akan pulih secara total menyeluruh kurang lebih di satu tahun setelah operasi penyambungan tulang.
"Aku lihat sudah sehat kan?"
"Hmm." Alhambra meraih tangan Kinara yang sempat terkejut sesaat, kemudian diam menerima gandengan tangannya.
"Mereka baikan lagi?!" Bisik-bisik para gadis mulai terdengar lamat-lamat.
Selama ini gosip gonjang-ganjing rumah tangga mereka cukup populer di kalangan mahasiswa memang. Dan Kinara yakin setelah kembalinya kaki Alhambra, Kinara memiliki banyak musuh karena si playboy tampan kaya raya masih menikahinya.
Dahulu mungkin Kinara masih bisa bernapas lega karena gadis-gadis itu masih melihat kelumpuhan Alhambra. Tidak dengan saat ini yang dia sendiri takut Alhambra tidak lagi seperti Alhambra yang sebelumnya dia kenal.
Ada banyak sekali rasa takut. Kinara memang tidak mau sakit dan patah hati. Kinara lebih suka menyibukkan diri demi tidak merindukan suaminya lagi.
Walau faktanya tidak berhasil. Setiap hari di setiap detiknya, semua tentang Alhambra terasa wajib untuk dia pikirkan.
Sebenarnya, masalah kemarin, sudah Kinara lupakan, Kinara hanya butuh waktu untuk menerima peristiwa Echy dan Miranda.
Sejauh ini, meski tidak menemani Alhambra perawatan pasca operasi kedua. Kinara juga selalu mendoakan pria tengil yang sekarang sibuk menyapa balik gadis-gadis gemas yang menyebut-nyebut nama Kak Alhambra.
"Kumat penyakitnya," gerutu Kinara.
"Cemburu, ya?" bisik Alhambra. Kinara diam saja, sampai langkahnya memasuki ruang loker.
"Aku s t a l k i ng kamu dari bulan lalu." Alhambra juga berbisik hal itu. Kalau biasanya pelaku s t a l k i n g tak mau diketahui, Alhambra lain dari yang lain.
Dia bangga sudah mengikuti seluruh kegiatan istrinya selama tidak bersamanya. Untungnya selama ini Kinara benar-benar fokus belajar dan mengejar prestasi saja, tidak menggoda lelaki lain.
Kalau Galang, ah Galang hanya salah satu korban ketidak pekaan Kinara. Seharusnya Alhambra tidak perlu takut karena Kinara tidak pernah menyukai pria polos itu.
Kinara bahkan sudah merilis n o v e l nya di p e n e r b i t ternama. Dan Alhambra menjadi orang pertama yang memesan P O b u k u pertama istrinya.
Minggu depan baru akan dikirim bukunya, dan jujur saja, Alhambra penasaran a l u r cerita seperti apa yang ditulis p e n u l i s kaku seperti Kinara Syanara istri tercintanya.
"Aku sudah bisa kuliah lagi." Alhambra berbisik di telinga Kinara ketika gadis itu berhenti membuka lokernya.
Alhambra juga tersenyum melihat foto-foto dirinya bersama Kinara masih terpajang di dinding-dinding loker. Itu tanda bahwa Kinara tidak pernah benar-benar marah padanya.
Kinara hanya perlu waktu diam sejenak setelah kemarin shock dengan kasus Echy dan Miranda yang kebetulan, dia juga ikut-ikutan terseret menjadi salah satu pelakunya walau secara tidak disengaja.
"Kamu seneng nggak aku sembuh?"
"Seneng." Kinara senang, hanya saja, takut juga ikut menyertai kebahagiaan saat ini.
"Istri yang baik." Alhambra mencubit pipi tembam Kinara. "Kita baikan kan, Bee?"
"Memang kita berantem?"
Alhambra mengernyit. "dua bulan kamu nggak mau pulang, itu bukan berantem, ya?"
"Enggak, aku kan cuma piknik doang."
Alhambra menarik pipi Kinara sekali lagi.
"Awh!" Kinara menepis tangan yang barusan mencubit pipinya gemas. "Sakit, Bra!"
Alhambra tertawa, lalu menunduk untuk berbisik tepat di telinga Kinara. "Mau disakiti bawahnya juga, nggak?"
"Otak kamu itu!!" Kinara reflek menampar serampangan dan senjata andalan Alhambra hanya mendesah pura-pura sakit kakinya.
Kinara kalau sudah urusan kaki, tidak pernah mau bermain-main. Dia juga pernah menyesal mendengar operasi kedua Alhambra.
Kinara meletakkan buket bunga di loker, karena setelah ini dia harus masuk kelas laboratorium bahasa. "Aku mau ada rekaman audio book, jadi, kamu pulang gih!"
Pulang? Alhambra bahkan belum mendapatkan apa pun di sini. Dia tak peduli meski Kinara menolak, tapi Alhambra ingin sesuatu yang menjadi haknya.
"Aku datang ke sini perjuangan, Bee. Kamu pikir diteriaki anak-anak fakultas sastra yang khayalannya setinggi Semeru gampang apa?"
"Ya lagian suruh siapa ke sini?"
Pintu loker yang baru akan Kinara tutup sengaja dibuka kembali oleh Alhambra, malahan atas dorongan tubuh Alhambra, punggung Kinara harus tersudut di barisan permukaan loker.
"Ngapain, Hambra?!"
Kinara mendelik, hey hello, ini tempat umum, dan meski pintu loker mereka menutup wajah keduanya, tapi tidak dengan tubuh yang orang-orang pasti tahu mereka tengah berbuat apa di balik pintu loker tersebut.
"Aku bilang mau jatah setelah LDR!"
Alhambra menunduk demi menjatuhkan bibir tepat di tempat yang semestinya, tak peduli di sekitar mereka dibuat membeku oleh aksinya.
Amat lama, amat dalam, Alhambra bahkan terpejam menikmati kecupannya. Sesekali, Kinara berontak dan memanfaatkan suara saat bibirnya memiliki kesempatan terlepas.
"Kita akan kena tegur, Bra!"
"Ssstt!!"