Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Morgan menemani Catherine saat seorang perawat masuk ke dalam kamar rawat wanita itu mengobati lukanya. Setelah lukanya diobati, Catherine meminta Morgan menemaninya pergi ke kamar rawat ibunya.
Catherine berdiri cukup lama di depan kamar rawat ibunya sebelum memberanikan diri masuk ke dalam bersama Morgan. Ibu Catherine tersenyum tipis menyambut kedatangan keduanya.
"Lama tidak bertemu Morgan. Bagaimana kabarmu? Aunty tidak menyangka kalau kamu akan datang menjenguk Aunty."
Morgan tersenyum tipis dan melangkah mendekati wanita paruh baya itu.
"Morgan baik-baik saja, Aunty. Aunty bisa melihatnya dengan sangat jelas. Kebetulan Morgan sedang memiliki urusan penting berkunjung ke negara ini."
"Lalu bagaimana dengan kondisi kesehatan Aunty? Apa Aunty merasa tubuh Aunty sudah terasa lebih baik?"
"Ya. Aunty merasa sudah lebih baik sekarang."
Nyonya Jonas memperhatikan sekitarnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Sejak tadi Mama belum melihat Papa mu, Cal. Dimana dia? Apa kondisi perusahaan masih belum membaik?" tanya Nyonya Jonas menatap putrinya.
Catherine mengigit bibirnya menahan Isak tangisannya. Ia tidak tahu harus mulai bicara dari mana.
"Ma. Catherine harap Mama tidak terkejut mendengar kabar buruk yang akan Catherine sampaikan."
Deg
Nyonya Jonas tiba-tiba membisu mendengar perkataan putrinya.
"Apa yang terjadi pada Papa mu?" tanya Nyonya Jonas dengan suara bergetar.
Catherine langsung memeluk ibunya dan menangis dalam pelukan wanita itu.
Hiks
Hiks
Hiks
Nyonya Jonas menatap wajah Morgan dengan tatapan ingin menuntut penjelasan.
Dengan suara serak dan terbata-bata Catherine mengatakan kabar duka yang membuat hati Nyonya Jonas hancur berkeping-keping.
"Papa meninggal setelah mengalami kecelakaan, Ma."
Deg
Deg
Deg
Nyonya Jonas merasa waktu berhenti sejenak mendengar kabar duka yang disampaikan putrinya
"Tidak mungkin! Papa mu tidak mungkin meninggalkan kita."
Nyonya Jonas menangis histeris membuat Catherine ikut larut dalam kesedihan ibunya. Mereka menangis saling berpelukan melampiaskan perasaan sedih dan hancur mereka dengan menangis histeris.
Setelah puas menangis. Catherine menghapus air matanya. Ia menatap wajah pucat ibunya dengan mata berkaca-kaca.
"Ma. Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Papa tidak akan senang melihat kita bersikap seperti ini. Kita harus memakamkan Papa secepatnya di pemakaman umum." bujuk Catherine berusaha tegar.
Tak beberapa lama asisten Tuan Jonas masuk ke dalam kamar rawat Nyonya Jonas.
"Nyonya. Kondisi perusahaan semakin memburuk. Para pemegang saham berlomba-lomba menjual saham mereka ke Albertus Group. Jika terus seperti ini. Maka pemegang saham mayoritas akan jatuh ke tangan Albertus Group."
"Kita akan membahas masalah perusahaan setelah Papa ku dimakamkan!" tegas Catherine membantu ibunya turun dari ranjang.
Mereka melangkah menuju kamar mayat rumah sakit. Mereka melihat beberapa petugas polisi masih berjaga disana.
"Bagaimana hasil penyelidikan kalian? Apa kecelakaan ini memang disengaja atau murni karena kecelakaan?" tanya Catherine dengan wajah datar menghentikan langkahnya di depan salah satu petugas polisi yang berjaga di depan kamar mayat.
"Dari hasil penyelidikan kami. Tragedi ini murni kecelakaan, Nona. Truk yang menabrak mobil Papa Anda tiba-tiba mengalami rem blong di tengah jalan. Pengemudi bebas alkohol dan narkotika. Meskipun begitu kami akan tetap menetapkan supir truk sebagai tersangka atas kelalaiannya sebagai pengemudi dan pengguna jalan."
Catherine kembali melanjutkan langkahnya mengandeng tangan ibunya masuk ke dalam kamar mayat.
Tangisan Ibunya kembali pecah saat melihat wajah pucat dan tubuh kaku Ayahnya. Catherine berusaha menenangkan ibunya agar tidak larut dalam kesedihan. Meskipun jauh di lubuk hatinya Catherine juga merasa hancur melepas kepergian ayahnya.
Hiks
Hiks
Hiks
"Sayang! Wake up!"
Sebanyak apapun ibunya memanggil ayahnya. Pria paruh baya itu tidak akan pernah bangun lagi.
"Ma. Sebaiknya kita mengurus pemakaman Papa secepatnya. Catherine tidak kuat melihat kondisi Papa seperti ini. Mama harus ikhlas melepas kepergian Papa."
Catherine mempersilahkan dua petugas medis masuk memasukkan jasad ayahnya ke dalam peti sebelum dibawa pulang dan dimakamkan.
Ayah Catherine akhirnya dimakamkan di pemakaman umum. Mereka hanya mengadakan acara kebaktian singkat sebelum ayahnya dimakamkan.
#
#
#
Di pemakaman
Catherine dan ibunya menatap makam Tuan Jonas dengan perasaan sedih. Mereka menabur bunga di atas makam Tuan Jonas dan larut dalam lelehan air mata.
"Papa tidak usah khawatir. Catherine akan menjaga Mama dengan baik."
Catherine menyiram makam ayahnya dengan air bersih. "Ayo, Ma. Kondisi Mama juga belum pulih sepenuhnya. Lebih baik kita pulang."
Nyonya Jonas menuruti perkataan putrinya.
"Aku akan mengantar kalian." kata Morgan memberikan tumpangan kepada keduanya.
Catherine masuk ke dalam mobil bersama ibunya. Mereka duduk di kursi penumpang.
Tak beberapa lama setelah kepergian mereka. Seorang pria berpakaian rapi menggenakan kaca mata hitam meletakkan sebuket bunga mawar putih di atas makam Tuan Jonas.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, pria itu langsung pergi dari sana.